Membahas soal asmara di Jogja memang tak pernah ada habisnya. Status sebagai kota pelajar yang notabene dipenuhi banyak anak muda tentu berbanding lurus dengan banyaknya cerita asmara yang bergulir. Ada yang jalan terus yang–yangane, ada pula yang mulus nelangsane.
Patah hati dan putus cinta di Jogja kadang menimbulkan trauma. Berbagai tempat yang pernah kalian kunjungi seolah menyisakan ruang hampa di hidupmu setiap kini melintasinya. Sesakit-sakitnya hati, patah hati harus diakhiri. Jika ambyarmu di Jogja, selesaikanlah penyakit patah hatimu di Jogja juga agar kota ini tidak menimbulkan borok menganga di keseharianmu, MyLov. Putus cinta adalah fase bubarnya relasi asmara yang diklaim “semua telah selesai” oleh salah satu pihak namun dirasa belum selesai oleh pihak lainnya. Move on memang tidak sesederhana kelihatannya yang jika tidak segera dilakukan justru akan bertambah rumit ke depannya.
Jogja sungguh baik menyediakan tempat yang berpotensi membasmi patah hatimu. Berikut ini tiga tempat yang cocok dicoba guna menyembuhkan kegundahanmu.
Pertama, Festival Melupakan Mantan
Sesuai namanya, acara ini diselenggarakan untuk membantu anak muda di Jogja dalam berdamai dengan mantan. Bentuk acaranya cukup bervariasi. Mulai dari menyumbangkan barang pemberian mantan untuk nantinya dipajang di sini, live music, talk show seputar percintaan, hingga menuliskan testimoni perihal mantan. Sebagai pribadi yang masih berjiwa muda, saya pernah beberapa kali datang ke festival ini saat digelar di Gedung Kedaulatan Rakyat dan Kafe Mezzanine. Festival Melupakan adalah event terbaik untuk melepas beban jiwa dan endapan rasa yang masih tertinggal. Di sini kita akan menyadari bahwa kita punya banyak teman yang sama-sama nggrantes masalah mantan. Kita akan menjumpai banyak orang dengan satu frekuensi di mana kepulihan diri menjadi nomor satu. Kita juga akan mendapat semangat baru sebab atmosfer yang dihembuskan di sini sungguh luar biasa.
Saya berikan sedikit gambaran untuk Festival Melupakan Mantan edisi setahun silam. Di area utama acara tersebut panitia menyediakan papan besar lengkap dengan spidol dan kertas berwarna. Kertas tersebut dapat kita tulisi dengan pesan dan kesan tentang mantan untuk kita tempel di papan yang disebut Wall of Memories. Menuliskan tentang mantan di kertas menjadi media penyaluran uneg-uneg, amarah, dan kecewa. Menempelkannya di papan yang kemudian dibaca seluruh pengunjung sejatinya menampakkan bahwa kita telah plong dan loss dol. Di poin ini kita juga akan dapat hiburan tak terduga. Gimana nggak marai ngakak, lha wong tulisan dari para pengunjung isinya gokil-gokil.
Area donasi barang mantan menjadi titik yang tidak boleh dilewatkan. Bawa barang pemberian mantanmu dan lepas ikhlas, termasuk saya yang membawa botol parfum dari mantan. Festival tahun lalu juga menghadirkan pemeran film Toko Barang Mantan seperti Reza Rahadian, Marsha Timothy, Dea Panendra, dan Iedil Dzuhrie. Sesi obrolan seputar mantan mereka gulirkan dengan gayeng. Sekali lagi, urusan kegalauan itu akan jadi ringan jika “akeh koncone”. Selepas live music, tiba di puncak acara yang memorable. Diawali dengan seluruh lampu dipadamkan, pengunjung dibagikan burung kertas dan lilin untuk dinyalakan. Arak-arakan ala nglarung ini juga diisi aksi pantomim. Mereka menunjukkan olah gerak seiring dengan bunyi puisi yang dibacakan di panggung. Kombinasi musikalisasi puisi, pantomim, dan lilin membuat suasana kian khidmat. Burung kertas menjadi penanda bahwa kita telah melalui malam ini dan berikrar untuk beneran move on. Oiya, di festival tersebut juga ada lomba menulis tentang kisah mantan di mana saya menjadi salah satu pemenangnya.
Kedua, Pasar Kangen
Agenda tahunan yang digelar di Taman Budaya Yogyakarta ini pantang dilewatkan jika kamu sedang berjuang move on. Sesuai dengan namanya, Pasar Kangen, tempat ini aslinya bukan tempat untuk mengangeni mantanmu. Sebaliknya, kamu justru mendapatkan momentum untuk merindukan hal-hal lainnya yang lebih berarti daripada mantanmu.
Di Pasar Kangen kamu dapat menikmati aneka kuliner lawas, bernostalgia dengan pernak-pernik barang jadul, hingga berbagai pertunjukan kesenian tradisional hingga malam tiba. Menatap kaset pita era 90-an, mainan anak-anak semasa kamu masih kecil, dan majalah yang pernah ngetrend di zamannya akan membuatmu sadar betapa panjang umur yang telah kamu lalui. Menyantap tiwul, cenil, kipo, es gosrok, dan es sarsaparilla akan membuatmu melek bahwa nikmatnya hidup itu tidak melulu soal cinta belaka. Ada kesenangan lain yang telah kamu tepikan ketika matamu dibutakan cinta olehnya yang kini mengkhianatimu.
Pasar Kangen mengajakmu untuk merefleksikan perjalanan hidupmu. Sajian lapak di pasar ini tentunya ada yang pernah menghiasi keseharianmu. Hatimu boleh saja masih bersikeras belum mau beranjak sepenuhnya dari mantanmu, tapi asal tahu saja kalau ada banyak hal di dunia yang lebih layak dikangeni dibanding dirinya.
Ketiga, Swaragama
Publik mungkin sebatas mengenal Swaragama sebagai stasiun radio top di Jogja yang menjadi favorit anak muda. Lebih dari itu, Swaragama menawarkan pengalaman move on yang ciamik. Setiap Februari, channel radio yang bermarkas di Bulaksumur ini mengadakan acara bertema Valentine yang inovatif. Saya pernah terlibat dua kali sebagai peserta di sini sekian tahun silam dan kesannya masih membekas hingga kini.
Orang bilang kalau obat dari sakit hati adalah menemukan hati yang lain. Solusi dari move on ya dapatkan cinta yang baru. Di Swaragama, saya pernah mengikuti “kompetisi” Kisah Hampir Sampai. Teknis lombanya adalah menulis kisah soal orang yang kini sedang kita taksir dan akan dipilih lima pasangan anak muda sebagai juaranya. Pesertanya cukup banyak sekitar 154 kontestan yang berarti ada 154 pasangan yang mengikuti lomba. Saya lolos sebagai pemenang dan berhak menikmati rangkaian acara keren bertajuk Kasih Kesampaian Night bersama dia yang lagi saya pedekate. Berkeliling Jogja dengan mobil panitia dan dikawal voorijder, sesi nonton film di Moviebox, hingga fun games dan romantic dinner di Sawa Resto. Apakah saya masih terngiang soal mantan di momentum tersebut? Nggak tuh.
Dua tahun berselang setelah saya tidak lagi bersama dengan dia yang saya sebut di atas, Swaragama kembali mengadakan acara serupa yang juga saya ikuti. Bertajuk You Know Me So Well, lombanya adalah mengirimkan esai tentang diri orang yang sedang kita dekati. Di acara ini tulisan saya (lagi-lagi) terpilih hingga membuat saya diundang siaran edisi Valentine di studio bersama penyiar legendaris, Tedy Muslich dan Fania Zettira untuk ngomongin soal pedekate. Banyak hadiah dibawa pulang dan proses pedekate pun kian mulus karena difasilitasi oleh Swaragama. Sampai di titik ini saya nggak kepikiran tuh tentang mantan.
Berkaca dari hal itu, kurang baik apa Jogja padamu? Fasilitas move on sudah ada, tinggal kamunya aja yang mau apa nggak.
BACA JUGA Ditinggal Nikah Itu Biasa Saja, tapi Kesedihannya Perlu Dirayakan dan tulisan Christianto Dedy Setyawan lainnya.