Apakah wisata ke Jogja selalu identik dengan kuliner dan icip-icip hidangan Jawa dengan rempah yang medhok? Tentu saja nggak. Jogja memang selalu menawarkan beragam cerita. Mulai dari wisata budayanya yang masih kental hingga kuliner yang memanjakan lidah wisatawan lokal dan mancanegara selalu bisa kita temui di Jogja.
Rasanya wisata alam di Jogja juga tak kalah banyak peminatnya. Sebut saja tempat wisata tersohor macam Pantai Parangtritis hingga deretan pantai selatan di Kabupaten Gunungkidul jadi primadona. Jangan lupa juga menyambangi wilayah Jogja bagian utara dengan Gunung Merapinya yang gagah.
Lantas, sudah seberapa jauh kamu mencoba menjelajah Jogja? Malioboro sebagai pusat wisata ikonik pastinya telah berulang kali kamu jajal tiap kali main ke Jogja, tetapi ada satu tempat hidden gem yang jarang dilirik kebanyakan orang di sana. Berjalan beberapa meter menuju ujung Jalan Malioboro, melewati deretan kios pernak-pernik khas Jogja, di ujung sana tersembunyi harta karun dalam bentuk Jogja Library Center.
Bagi sebagian orang, membaca buku mungkin bukan jadi hal favorit. Hal ini tampak dalam fenomena orang-orang yang masih saja kena tipu saat bertransaksi barang di e-commerce meski sudah tertulis lengkap soal barang yang dibeli dalam kolom deskripsi. Ujung-ujungnya jadi nyalahin kurir atau ngasih bintang satu ke toko yang nggak berdosa. Yah, itu hanya salah satu contoh budaya membaca masyarakat Indonesia yang memang… gitu, deh.
Akan tetapi, kamu yang suka membaca atau pengin melatih kegemaran membaca namun nggak pengin memulainya dari buku, saya rasa nggak ada salahnya datang ke Jogja Library Center. Sejenak berdiam di sana dengan setumpuk koran lawas yang memenuhi rak-rak setinggi dua tubuh orang dewasa memang pilihan yang tepat. Jogja Library Center patut jadi tempat wisata edukasi jika kamu menyambangi Kota Pelajar ini. Nggak afdal rasanya kalau datang ke Kota Pelajar tapi cuma jalan-jalan, kan? Boleh lah wisata edukasi tipis-tipis biar makin cerdas.
Dari luar saja, mata kita sudah dimanjakan dengan ratusan atau bahkan ribuan koran lawas yang telah dibagi berdasarkan tahun dan jenisnya. Jogja Library Center memiliki nuansa Jawa klasik yang terlihat dari perabotannya yang serba kayu. Untuk urusan parkir kendaraan, kamu bisa mengandalkan parkir di sekitar jalan masuk gang-gang kecil yang dikelola oleh warga setempat.
Tempatnya yang sunyi memang pas dijadikan lokasi belajar sekaligus mengeruk sejarah lewat berita-berita lawas. Di tengahnya terdapat area luas yang bisa digunakan untuk lesehan belajar. Nggak pengin lesehan? Jogja Library Center juga menyediakan meja-meja yang saling berhadapan dengan deretan laci yang berisi majalah dan tabloid yang bisa kamu baca sepuasnya, kok. Di lantai atas juga tersedia ruang belajar bagi kamu yang ingin menikmati suasana berbeda.
Bagi civitas akademik dan mahasiswa yang tengah melakukan penelitian, Jogja Library Center tentu sudah nggak asing lagi. Bahkan kerap dijadikan tempat nongkrong untuk mencari sumber koran lawas yang cukup lengkap. Sebut saja koran-koran lama seperti Harian Masa Kini atau Suara Merdeka, keduanya tersedia di sini. Kompas dan nama koran-koran lain yang mungkin lebih akrab di telinga tahun 2000-an juga nggak ketinggalan.
Pengelola menyediakan tangga jika pengunjung ingin mengambil koran yang terletak di rak atas. Nggak perlu sungkan juga untuk meminta bantuan apabila kesulitan menjangkau koran yang letaknya tinggi dan cukup berat. Untuk masuk ke Jogja Library Center nggak dipungut biaya, kok, alias gratis. Tapi, kamu harus perhatikan jam berkunjungnya, yakni sekitar pukul 09.00-15.00 WIB.
Lantaran Jogja Library Center memang sebuah perpustakaan, tentu nggak semudah itu untuk makan dan minum sembarangan di dalam areanya. Namun, kalau perut sudah keroncongan, rasanya tetap enak-enak saja ke sini, sebab Malioboro kalau nggak ada perpaduan wisata dan kuliner ya bukan “Malioboro” namanya. Tinggal menyudahi waktu belajarmu hari itu dan langsung melipir menikmati kuliner kaki lima di sepanjang Jalan Malioboro. Wes, top pokoke! Gas langsung ke sini saja, Lur!
Sumber Gambar: Unsplash