Harga naik, warga lokal bingung
Inilah yang bikin standar hidup Jogja jadi kelihatan tinggi. Bukan karena semua orang jadi kaya. Tapi karena harga-harga naik mengikuti gaya hidup mahasiswa dari kota besar.
Warga lokal yang penghasilannya pas-pasan jadi bingung. Mau makan di luar mahal, sewa tempat mahal dan anak-anak muda sekarang juga ikut-ikutan gaya hidup yang sama. Tapi penghasilan mereka nggak berubah. Akhirnya mereka merasa makin tertinggal.
Jogja terlihat makin modern dan mewah. Tetapi di balik itu, banyak orang tua yang harus putar otak supaya bisa bertahan. Banyak anak muda Jogja juga mulai merasa tidak cocok tinggal di kota sendiri. Karena gaya hidup di sekitar mereka sudah berubah, tapi isi dompet tetap sama.
Jogja bukan makin mewah, tapi makin dibentuk oleh gaya hidup pendatang
Kalau kamu heran kenapa biaya hidup di Jogja bisa lebih mahal dari Jakarta, coba tengok ke sekitar. Lihat kos-kosan di Jakal, kafe di Seturan, dan anak-anak muda yang nongkrong pakai outfit mahal.
Jogja memang berubah. Tapi bukan karena warganya makin kaya. Melainkan karena banyak pendatang membawa gaya hidup kota besar, lalu mempengaruhi pasar dan harga-harga di Jogja.
Bukan Jogja yang salah. Tapi gaya hidup baru yang dibawa yang membuat semuanya jadi lebih mahal. Jadi, sebelum bilang Jogja itu kota yang murah dan cocok buat mahasiswa, coba lihat dulu: mahasiswanya dari mana, gaya hidupnya kayak gimana?
Kalau yang datang adalah anak-anak Jaksel yang nggak bisa hidup tanpa oat latte dan weekend trip ke Bali, ya wajar kalau akhirnya Jogja ikut mahal.
Penulis: Ogidzatul Azis Sueb
Editor: Rizky Prasetya




















