Bacot Joan Laporta akan bikin rivalitas Real Madrid dan Barcelona ke arah yang makin ora mashok
Saya katakan ini tanpa penyesalan, Barcelona adalah salah satu klub terbesar di dunia. Prestasi, sejarah, dan permainan mereka cukup jadi bukti untuk klaim tersebut. Saya fans Real Madrid, dan itu tak menghentikan saya untuk memberi respek yang sepatutnya untuk tim tersebut.
Tapi, Bung, saya tak bisa mengelak bahwa pada saat bersamaan, saya benci Barcelona sebagai rival. Dan rasa benci saya melonjak semenjak Joan Laporta kembali menjabat.
Oh, saya tentu saja tak membenci Laporta karena torehan piala Barcelona selama ia pimpin. Ketika Barcelona juara, itu hal biasa buat saya. Memang seharusnya begitu kan, masak ya mau benci tim lain karena juara? Main gundu wae nek ngono we ngamuk.
Tapi saya benci Laporta karena bacot dia yang sepertinya nggak puas kalau nggak menyeret Real Madrid dan Perez di tiap kesempatan. Kayak orang nggak punya bahan pembicaraan. Persis cowok yang payah saat PDKT yang hanya bisa nanya makan belum dan bikin jokes “bapak kamu polisi ya”.
Tuduhan Joan Laporta yang ora mashok!
Atraksi terbaru Laporta adalah mengatakan bahwa Real Madrid, selalu diberi keuntungan oleh wasit. Bayangkan, sekelas presiden klub, ngatain klub lain—terlebih rival—diuntungkan wasit, pada saat mereka sendiri terkena kasus suap wasit? Asli, wagu sumpah. Selevel sama Ginda Ansori Wayka, orang yang bilang mau ngajari Bima Yudho cara kritik, padahal dia sendiri nggak bisa menerima kritik.
Pertama kali waktu denger, reaksi saya adalah ini apa lagi cok? Lu kenapa dah, sekelas presiden kok ngomongnya kayak gini. Mending jadi admin Lambe Turah wae, Lur.
Saya tentu saja nggak cuman sekali ini denger tuduhan Real Madrid diuntungkan wasit. Pada beberapa kesempatan, memang terlihat banyak keputusan wasit yang terkesan menguntungkan Madrid. Masalahnya adalah, banyak juga keputusan wasit yang merugikan Madrid, bahkan pada titik bikin Real Madrid kehilangan gelar. Coba cek berapa banyak keputusan wasit yang mencurigakan saat Real Madrid gagal meraih gelar pada musim 2020-2021. Cari sendiri, rasah manja.
Hal ini bikin tuduhan Joan Laporta keliatan kayak bacot bocah. Alih-alih wasit menguntungkan Madrid, justru terlihat bahwa memang kualitas wasit di La Liga buruknya minta ampun. Premier League dan La Liga punya satu kesamaan, yaitu sama-sama punya wasit konyol. Meski, Premier League lebih di luar ramalan BMKG.
El Clasico yang makin tidak sehat
Saya betul-betul menyayangkan tuduhan Joan Laporta yang jelas bakal bikin rivalitas Real Madrid dan Barcelona jadi makin tak sehat. Betul, rivalitas ini memang tak sehat sejak dulu, karena sejarah panjang yang ada. Tapi kalau dipantik jadi makin besar karena bacot presiden, ya jadi nggak lucu.
Laporta padahal masih punya masalah segudang yang perlu diperbaiki. Pertama dan paling utama ya keuangan klub. Rasanya lucu betul ketika keuangan klub morat-marit, malah bikin atraksi ngejek rival yang sudah jelas sehat secara ekonomi dan strategi bisnisnya. Setidaknya sih, Perez nggak aktifin tuas-tuas ekonomi yang apalah itu. Kaya, Bos, bebas!
Setidaknya sih, Real Madrid nggak ngubah nama stadionnya. Santiago Bernabeu masih gagah dengan namanya yang melambung dan makin indah.
Selain keuangan, baiknya mending fokus sama kasus mereka sendiri. Atau kalau nggak ya berjuang gimana caranya nggak jadi bahan ketawaan di Eropa. Kasihan Atletico Madrid, Sevilla, Real Madrid, Bos, kalau diminta gendong nama Spanyol terus. Barcelona nggak pengin punya piala Liga Champion dua digit kek Madrid? Oh nggak bisa ya? Banyakan merengek sih.
Saya prediksi, kalau Laporta nggak berfungsi sebagaimana mestinya, tahun-tahun ke depan, banter antarsuporter makin tidak sehat dan El Clasico makin tidak kondusif. Memang, El Clasico nggak bisa kondusif, tapi ya, jangan dibikin makin parah to?
Saya ingatkan, nanti malam, Real Madrid mau melakoni laga Liga Champions melawan Chelsea. Kalau lancar, The Whites akan melaju ke semifinal, dan memperbesar kans menambah piala. Sebaiknya, Barcelona dan Laporta fokus menatap musim depan agar bisa ngerasain melaju ke babak selanjutnya dan memperbesar kans juara ketimbang bacot nggak jelas kayak bocil kecanduan cocomelon.
Sumber gambar: Instagram @vinijr
Penulis: Rizky Prasetya
Editor: Rizky Prasetya
BACA JUGA Rodrygo, The Starboy