Nobita adalah tokoh protagonis dari anime Doraemon yang menggambarkan kaum rebahan. Hobinya tidur siang, suka terlambat, dan malas mengerjakan PR. Dia asyik membaca komik untuk mendapatkan hiburan, tapi minim membaca artikel atau koran untuk menambah pengetahuan.Â
Nobita sangat payah. Dia membuat menjadi bahan bully-an Giant dan Suneo yang paham betul letak kelemahannya. Nobita tak punya keahlian apa-apa, baik dari segi akademik maupun non-akademik. Nilainya selalu nol yang ditulis menggunakan tinta merah. Dalam cabang olahraga pun, ketangkasan tulang dan ototnya sama sekali nggak kelihatan.
Sikap malas membuat masa depan Nobita jadi suram. Untuk mencegah hal itu terjadi, cucu Nobita dari masa depan mengirim robot kucing untuk mengubah keadaan kakeknya. Robot bernama Doraemon, sang pemilik kantong ajaib yang bisa mengabulkan segalanya. Cukup mengatakan kesulitannya, Doraemon akan memberikan solusi bagi Nobita.Â
Penonton setia Doraemon pasti pernah halu pengin punya robot kucing secanggih Doraemon di dunia nyata. Tentu saja supaya semua keinginan kita bisa terkabulkan tanpa melakukan aksi apa-apa. Kita nggak perlu repot-repot mencari solusi untuk masalah yang sedang kita hadapi.Â
Nasib tragis Doraemon
Bayangkan jika yang memiliki Doraemon adalah seorang konglomerat. Bisa dipastikan hidup robot kucing itu bernasib tragis dan kesepian. Doraemon nggak akan digunakan sebagaimana mestinya, sebab si pemilik terbiasa menyelesaikan setiap masalah dengan mudah. Pemiliknya yang terlalu sibuk bakal jarang sekali mengajaknya berbincang dan bermain. Bisa jadi hal ini malah bikin Doraemon murung dan nggak ceria seperti yang biasa kita tonton.Â
Setragis-tragisnya nasib Doraemon, bisa dipastikan hidupnya lebih tragis jika ia memiliki tuan pemalas yang keinginannya selangit. Doraemon benar-benar akan menjadi robot kucing yang nggak pernah berhenti bekerja. Dia nggak akan menjadi teman hidup seperti anggapan Nobita. Bisa jadi robot pencinta dorayaki itu cepat eror gara-gara sering memproses permintaan tuannya yang di luar nalar.Â
Selain Doraemon yang bernasib tragis, pemiliknya akan merugi berkedok dilancarkan segala urusan. Pemilik akan semakin kehilangan rasa ingin berjuang dan mengubah nasib. Otaknya jadi tumpul lantaran jika ada masalah, dia selalu mencari solusi ke Doraemon. Pemiliknya akan mengabdikan diri sebagai kaum rebahan yang segala kebutuhannya ditanggung oleh robot kucing. Lebih parahnya, dia akan terus-terusan mencari masalah sebab mempunyai bekingan super canggih.
Sebaiknya Doraemon memang nggak ada di dunia nyata
Menimbang hal-hal di atas, sebaiknya Doraemon memang nggak usah ada di dunia nyata. Bukannya saya menolak ide brilian pencipta robot ya, saya cuma khawatir mereka akan kecewa dan mendapatkan rasa sakit yang luar biasa. Takutnya, robot ciptaannya ini hanya akan menjadi robot yang disalahgunakan oleh oknum jahat. Manusia nggak akan membiarkan Doraemon berhenti bekerja demi menunaikan permintaan mereka yang bermacam-macam.Â
Keberadaan Doraemon pun akan membuat beberapa industri dan jasa transportasi menjadi redup. Sebab keberadaan “Pintu ke Mana Saja” akan melengserkan bajaj, delman, becak, ojek, ojol, bemo, taksi, angkot, dan angkutan umum lainnya. Alat canggih itu akan membuat sepi stasiun, terminal, halte, dan bandara. Lebih buruknya lagi, perusahaan otomotif bisa gulung tikar gara-gara nggak ada yang memesan produk mereka. Dan yang paling buruk, angka pengangguran bakal naik.Â
Kerugian juga bisa dirasakan oleh instansi yang berkaitan dengan bahasa asing. “Konyaku Penerjemah” adalah alasan orang-orang nggak lagi belajar bahasa asing. Dengan memakan “Konyaku Penerjemah”, siapa saja bisa memahami dan berbicara dengan semua bahasa di dunia, termasuk bahasa alien. Jika begini, bisa jadi percetakan untuk kamus, les bahasa, aplikasi, hingga kreator konten akan segera mengumumkan bahwa mereka akan mencari kegiatan lain yang nggak lagi berkaitan dengan pembelajaran bahasa asing.Â
Selain itu, alat Doraemon yang sangat penting dalam dunia fesyen, “Kamera Pengganti Baju”, juga bisa menggeser banyak profesi. Nggak ada lagi desainer, penjahit, dll. karena alat ini. Kita cukup menggambar baju sesuai keinginan, lalu mengarahkan kamera pada orang yang ingin mengganti pakaian Tentu saja dengan alat ini, orang-orang nggak akan punya baju yang sama karena bukan hasil produksi pabrik. Tapi kalau alat ini beneran nyata, gimana kabarnya pabrik tekstil, garmen, hingga toko baju, ya?
Jika beneran ada di dunia nyata, Doraemon nggak lagi gemoi seperti dalam komik ataupun kartun lantaran bisa membuat dunia jadi suram. Pokoknya bakal runyam deh urusannya kalau Doraemon beneran ada.
Makanya keberadaan robot kucing ini mending cukup jadi hiburan saja, nggak usah ada cita-cita membuat Doraemon di dunia nyata. Lagian orang yang kepingin punya Doraemon kayak Nobita punya masalah hidup apa, sih?
Penulis: Ratih Yuningsih
Editor: Intan Ekapratiwi
BACA JUGA Menerka Akhir dari Nobita jika Doraemon Nggak Hadir dalam Hidupnya.