Jember nggak butuh Pajero, sumpah
Salam hormat Pak Hendy, Bupati Jember yang baik dan humoris. Kabar Bapak baik kan? Semoga hari-hari Anda menyenangkan. Tapi, saya tak akan basa-basi, Pak. Saya mau sampaikan langsung apa maksud saya.
Lima hari yang lalu, Pemerintah Kabupaten Jember telah memborong sembilan Mitsubishi Pajero Sport yang akan diberikan kepada seluruh Forkopimda Jember guna melancarkan kinerja melayani dan mengayomi masyarakat.
Nah, inti surat terbuka ini untuk menanyakan urgensi dari pengadaan mobil baru bagi pejabat Forkopimda kabupaten jember.
Sebelum membahas surat terbuka ini. Jember hari-hari ini sedikit resah. Pertama soal revitalisasi Alun-alun Jember yang menghabiskan dana cukup fantastis. Perkara itu, sudah ditulis oleh Anik Sajawi di Terminal Mojok. Kedua, yang akan saya bahas ini adalah soal pengadaan mobil baru jenis SUV-Mitsubishi Pajero Sport.
Cukuplah Bapak mengerti apa yang saya maksud. Rasanya, biar publik makin tau kalau kabupaten Jember sedikit bagus dan makin aneh.
Pajero murah? Murah dari mana?
Jujur saja, saya merasa agak heran ketika Bapak bilang kalau harga Pajero itu murah. Dilansir dari Tribun Jatim, “Satu unitnya Rp560 juta. Jadi sangat murah meriah. Kenapa kami ambil Mitsubishi, karena sesuai kultur jalan Kabupaten Jember yang naik turun harganya,” ujarnya.
Siapa saja, yang punya nalar, saya rasa akan mengernyit mendengarnya. Tidak ada orang yang menganggap mobil seharga 560 juta itu murah. Orang tajir melintir sekalipun, meski punya mobil yang jauh lebih mahal ketimbang Pajero, tak akan gegabah bilang itu murah. Kecuali Bapak, tentu saja.
Terlebih, belinya pakai uang rakyat. Ya anggaran pemerintah itu, bagaimanapun, kan uang rakyat. Jadi, saya rasa, yang berhak bilang murah itu ya rakyat. Tapi, saya yakin nggak ada satu pun warga Jember yang bilang 560 juta itu murah.
Masalahnya, Pak Bupati, Jember butuh banyak perbaikan. Sesuai dengan tagline kampanye Bapak, #WesWayaheMbenahiJember, harusnya yang dikejar adalah perbaikan untuk daerah. Pajero, saya rasa, bukanlah sebuah perbaikan.
Baca halaman selanjutnya: Memilih Pajero Sport dengan alasan kontur jalanan Jember yang sulit…
Memilih Pajero Sport dengan alasan kontur jalanan Jember yang sulit
Saya tak mau mungkiri, Pajero Sport itu ganas ketika melibas jalanan rusak. Namun, mobil sebelumnya (Fortuner) juga layak dipakai mengarungi kontur jalanan tak beraspal. Rasanya, Kebijakan yang diambil Pak Bupati bukan mendesak dan prioritas. Intinya boros anggaran.
Argumen Senada disampaikan oleh Mujiburahman Sunarto, Anggota Fraksi Gabungan Pandekar (PAN, Demokrat, Golkar) DPRD Jember. Dilansir dari Radar Jember, ia juga menyoroti langkah pemerintah daerah yang terkesan berlebihan memanjakan para pejabat Forkopimda Jember tersebut.
Saya rasa penjelasan Mujiburahman Sunarto betul adanya. Kebijakan apa pun perlu dipertimbangkan dengan baik. Kalau cara memanjakan begini, bikin boncos pengeluaran, tapi nggak ada manfaat yang diperoleh. Dua alasan tersebut setidaknya cukup untuk sedikit uneg-uneg di kepala saya, Pak.
Bapak Hendy yang bijak. Saya mencoba memahami alur keinginan mensejahterakan para Forkopimda Jember dengan usaha memperbarui mobil guna menunjang kinerja mengayomi masyarakat di daerah Silo, Banjar Sengon, Pakis. Tapi sejahtera beda dengan boros, pahami itu saja dulu.
Saya menulis ini karena peduli dengan kampung kelahiran tercinta, tidak ada sedikit pun kebencian. Rasanya miris, ketika Pemda beli mobil, padahal masih banyak sekolah rusak.
Terakhir, sehat selalu, Pak Hendy. Tetap semangat, tetap membumi.
Penulis: Muhammad Haqiqi
Editor: Rizky Prasetya
BACA JUGA Surat Terbuka untuk Dinas PU Jatim: Perbaiki Jalan di Alas Gumitir Secepatnya!