Wisata Kolong Jembatan Suramadu, Bukti Warga Surabaya yang Kurang Tempat Healing

Wisata Kolong Jembatan Suramadu, Potret Warga Surabaya yang Kurang Tempat Healing Mojok.co

Wisata Kolong Jembatan Suramadu, Potret Warga Surabaya yang Kurang Tempat Healing (wikipedia.org)

Jembatan Suramadu tidak sekadar menjadi penghubung Surabaya dan Madura. Jembatan terpanjang di Indonesia itu kini juga menjadi tempat wisata. Banyak warga Surabaya menikmati senja atau sekadar menghirup udara segar di kolong jembatannya. Iya, kalian tidak salah dengar, kolong Jembatan Suramadu jadi salah satu destinasi favorit warga Surabaya. 

Sudah jadi rahasia umum, Surabaya memang minim tempat bersantai dan menikmati keindahan sore. Kehadiran kolong Jembatan Suramadu seolah-olah menjadi jawaban warga atas keinginan itu. Apalagi wisata kolong jembatan itu terhitung murah, jadi semua kalangan bisa mengakses dan menikmatinya. 

Datang saat sore hari

Kolong Jembatan Suramadu seolah-olah bukan Surabaya yang sesak dan penuh hiruk pikuk. Kalian hanya akan disuguhi pemandangan sore yang indah berlatar belakang Pulau Madura. Ditambah dengan angin sepoi-sepoi. Tidak heran kalau tempat ini menjadi tempat favorit bagi segala usia. Saya salah satunya, saya kerap menikmati senja di sana bersama pasangan saat masih pacaran. 

Apabila ingin menikmati wisata kolong jembatan ini dengan paripurna, datanglah ketika sore hari. Pada saat itu matahari tidak begitu terik. Angin laut yang berhembus dari lautan ke daratan pun terasa lebih sejuk. 

Menikmati angin yang sejuk dibarengi dengan deburan suara ombak, kadang saya merasa Jembatan Suramadu bukanlah Surabaya. Suasana tersebut membantu pikiran dan badan saya bisa rileks sejenak. Lumayan, bisa healing murah meriah seperti ini. 

Banyak jajanan di kolong jembatan

Suasana sore yang menenangkan itu bisa dinikmati sambil ngopi atau ngemil. Tidak perlu membawa bekal dari rumah, di sekitar sana sudah banyak pedagang kaki lima yang siap memuaskan perut kalian. Jajanan ringan hingga makanan berat tersedia, seperti telur gulung, seafood, angkringan, lontong kupang, lontong balap. Aneka minuman juga tersedia di sana. 

Harga makanan dan minuman itu mayoritas ramah di kantong. Kalian bisa mencicipi makanan dan minuman mulai dari harga Rp5.000-an. Tenang saja, tempat ini benar-benar terjangkau, berbeda ketika kalian pergi ke mal atau tempat wisata lain yang mayoritas jajanannya dipatok di atas Rp20.000-an.  

Saya pikir-pikir, kolong jembatan Suramadu ini benar-benar menjadi “angin segar” bagi warga ya. Warga Surabaya yang penat dengan sumpeknya kota bisa menikmati suasana baru di sana. Di sisi lain, banyak juga pedagang yang memanfaatkan ramainya kolong Jembatan Suramadu sebagai ladang rezeki.

Setelah saya merenung lagi, warga Surabaya ini sepertinya sebegitu memerlukan tempat healing murah meriah hingga kolong jembatan menjadi pilihan. Apalagi kolong jembatan itu menyajikan pemandangan sore yang indah, pemandangan yang sangat langka di tengah Surabaya yang kian padat. Sebenarnya bisa sih menikmati sore di kafe-kafe rooftop atau gedung-gedung bertingkat lain. Namun, tempat-tempat itu tentu merogoh kocek yang dalam. Tidak semua bisa mengaksesnya. 

Penulis: Desy Fitriana
Editor: Kenia Intan

BACA JUGA Jembatan Aborsi, Contoh Nyata Beratnya Perjuangan Kuliah di UI

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Exit mobile version