Gresik dan Surabaya Memang Menawarkan Berbagai Peluang, tapi Nggak Semua Orang Cocok Tinggal di Sini

Gresik dan Surabaya Menyimpan Persoalan yang Tak Sepele, Jangan Tinggal di Sana kalau Kesabaranmu Setipis Tisu Dibelah Tujuh

Gresik dan Surabaya Menyimpan Persoalan yang Tak Sepele, Jangan Tinggal di Sana kalau Kesabaranmu Setipis Tisu Dibelah Tujuh (unsplash.com)

Hidup di Surabaya dan Gresik menawarkan berbagai peluang, tapi juga menghadapi beberapa tantangan yang signifikan. Empat isu utama yang sering kali memerlukan tingkat kesabaran tinggi adalah kemacetan lalu lintas, kualitas udara, tingkat kepadatan penduduk, dan keterbatasan ruang hijau. Masing-masing faktor ini berperan besar dalam mempengaruhi kualitas hidup di kedua kota tersebut.

Kemacetan lalu lintas jadi masalah paling mencolok di Surabaya dan Gresik

Kemacetan lalu lintas adalah salah satu masalah paling mencolok di Surabaya dan Gresik. Surabaya, sebagai kota terbesar kedua di Indonesia, mengalami kemacetan yang parah, terutama pada jam-jam sibuk pagi dan sore. Jalan-jalan utama seperti Jalan Ahmad Yani dan Jalan Mayjen Sungkono sering kali dipenuhi kendaraan, dari mobil pribadi hingga angkutan umum, yang mengakibatkan antrian panjang. Faktor-faktor seperti volume kendaraan yang tinggi, adanya konstruksi jalan, dan sistem pengaturan lalu lintas yang tidak selalu optimal turut berkontribusi pada masalah ini.

Sementara di Gresik, kemacetan juga menjadi masalah, meskipun tidak separah di Surabaya. Gresik sebagai pusat industri sering kali mengalami lonjakan arus kendaraan, terutama di sekitar kawasan industri dan pusat kota. Kemacetan ini membuat waktu tempuh perjalanan menjadi lebih lama dan dapat menyebabkan stres serta ketidaknyamanan bagi pengendara dan penumpang.

Kualitas udara sama-sama buruk

Kualitas udara di Surabaya dan Gresik adalah tantangan besar lainnya. Surabaya, dengan aktivitas industri dan volume kendaraan yang sangat tinggi, menghadapi tingkat polusi udara yang signifikan. Emisi dari kendaraan bermotor dan polusi dari industri memberikan dampak langsung pada kualitas udara yang dirasakan oleh warganya. Ini bukan hanya masalah estetika, tetapi juga kesehatan. Paparan polusi udara dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan, seperti penyakit pernapasan dan gangguan jantung.

Di Gresik, meskipun tidak sebesar Surabaya, polusi udara tetap menjadi masalah karena adanya berbagai pabrik dan aktivitas industri. Polusi udara di Gresik dapat berdampak pada kualitas hidup dan kesehatan masyarakat, dan sering kali memerlukan langkah-langkah pencegahan tambahan dari warga.

Tingkat kepadatan penduduk

Tingkat kepadatan penduduk di Surabaya dan Gresik juga menambah kompleksitas kehidupan di kedua kota ini. Surabaya, dengan populasi yang sangat besar, mengalami kepadatan yang tinggi. Hal ini berdampak pada berbagai aspek kehidupan, dari kepadatan perumahan hingga tekanan pada fasilitas umum. Kepadatan ini sering kali mengakibatkan kurangnya ruang pribadi dan meningkatnya persaingan untuk akses ke berbagai fasilitas.

Gresik, meskipun lebih kecil dibandingkan Surabaya, juga mengalami peningkatan kepadatan penduduk, terutama di sekitar pusat-pusat industri dan permukiman padat. Kepadatan ini dapat menyebabkan masalah seperti kemacetan lalu lintas yang lebih sering dan kurangnya ruang terbuka, yang berkontribusi pada stres dan ketidaknyamanan di kehidupan sehari-hari.

Keterbatasan ruang hijau di Surabaya dan Gresik

Keterbatasan ruang hijau di Surabaya dan Gresik merupakan isu penting yang mempengaruhi kualitas hidup. Di Surabaya, meskipun terdapat beberapa taman kota dan ruang terbuka, jumlah dan kualitas ruang hijau sering kali tidak memadai untuk memenuhi kebutuhan rekreasi dan relaksasi penduduk yang terus berkembang. Ruang hijau yang terbatas dapat mempengaruhi kesehatan mental dan fisik, serta kualitas hidup secara keseluruhan.

Di Gresik, keterbatasan ruang hijau juga menjadi masalah, terutama di daerah-daerah padat penduduk dan industri. Ruang terbuka yang terbatas membuat warga sulit untuk menemukan tempat rekreasi yang tenang dan nyaman. Keterbatasan ini mengharuskan masyarakat untuk mencari alternatif di luar kota atau melakukan perjalanan jauh untuk mendapatkan akses ke ruang hijau yang memadai.

Menghadapi tantangan kemacetan lalu lintas, kualitas udara, kepadatan penduduk, dan keterbatasan ruang hijau di Surabaya dan Gresik memerlukan tingkat kesabaran dan penyesuaian yang tinggi. Meskipun kedua kota ini memiliki berbagai kelebihan dan peluang, tantangan-tantangan ini harus dikelola dengan bijaksana. Dengan kesabaran dan adaptasi, warga Surabaya dan Gresik dapat menemukan cara untuk mengatasi masalah ini dan meningkatkan kualitas hidup mereka di tengah dinamika perkotaan.

Penulis: Darsih Juwariah
Editor: Intan Ekapratiwi

BACA JUGA 5 Masalah yang Wajib Kalian Ketahui sebelum Merantau ke Kabupaten Gresik, Salah Satu Tempat Adu Nasib Terfavorit di Jawa Timur.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Exit mobile version