Jangan Terjebak, Anime Bagus Tak Harus Selalu Punya Opening Bagus, Kitanya Saja yang Familier

opening anime terminal mojok

Saya sudah membaca tulisan Mas Kevin berjudul Anime Bagus Pasti Punya Lagu Opening yang Bagus. Namun, tidak seperti judulnya, menurut saya kok argumen yang blio angkat di dalamnya tidak logis sejak dalam pikiran, ya? Seperti predikat “bagus” setelah kata “opening” itu, misalnya, yang terlihat serampangan sebab blio tak menyelisik lebih jauh mengapa bisa menilainya bagus.

Maksud saya, untuk menilai suatu lagu bagus atau tidak, tentu perlu dikaji dari aspek musikalitas, lirik, atau aransemen. Memang boleh juga menilai bagus suatu lagu secara subjektif, tapi jangan cuma pakai kalimat “tidak pernah mengecewakan telinga saya” dong, Mas. Usaha-less banget dah. Singkatnya, dalam tulisan itu Mas Kevin seakan hanya menyebutkan anime beserta opening-nya yang bagus menurutnya, tanpa secara kuat dan detail mengapa demikian.

Dengan kata lain, atas dasar apa blio menentukan dan memilih sebuah lagu opening bagus atau tidak dibanding lainnya? Maka, saya menangkap bahwa Mas Kevin terjebak dalam logika yang keliru.

Selanjutnya, begini. Saya juga menyukai beberapa lagu dalam anime seperti Mas Kevin, bahkan saya membuat playlist yang berisi opening-opening anime di Spotify. Namun, bukan semata karena lagu itu bagus toh, melainkan karena saya memperolehnya dari pengalaman menonton anime yang bagus. Ya, sering kali saat menontonnya, saya tidak sempat nge-skip bagian opening sehingga lagu itu sering terdengar dan terpatri dalam memori, lalu menjadi familier. Tapi, apakah lagu itu lantas menjadi bagus? Oh, belum tentu, Mas Kev. Ia hanya familier dan kita jadi menyukainya. Dan apa yang kita sukai belum tentu bagus. Tolong, pahami perbedaannya.

Logika sederhana itulah yang tidak hadir atau minimal dipertimbangkan dalam kalimat-kalimat Mas Kevin. Dan blio malah terjebak untuk berpikiran sebaliknya, bahwa lagu bagus adalah lagu yang ia sukai.

Dan, yang lebih parah lagi, Mas Kevin menjadikan itu sebagai pertimbangan bagus tidaknya sebuah anime. Adalah kalimatnya yang menegaskan bahwa anime bisa ia anggap bagus dari segi opening-nya. “Berikut saya contohkan secara singkat anime-anime yang bagus menurut opening-nya,” tulisnya di paragraf kelima.

Tentu ada banyak cara untuk membantah argumen tersebut. Misalnya dengan mempermasalahkan judul tulisannya, yang jika dasar klasifikasinya seperti itu, maka judulnya akan senada dengan Opening yang Bagus Menentukan Bagusnya Anime. Atau, kalau mau aman ya hilangkanlah kata “pasti” pada judul. Sebab, itu hanya akan mengantarkan pembaca pada kesimpulan yang keliru. Bahwa pada nyatanya, tidak setiap anime bagus itu demikian. Dan toh ada lagu bagus yang jadi opening dari anime yang kurang bagus. Jangan fanatik terhadap keduanya begitu, deh.

Ditambah lagi, saya juga heran mengapa ia tidak menjejerkan anime-anime yang sudah ditontonnya. Bukan maksud merendahkan jumlah tontonan Mas Kevin, melainkan untuk menambal argumen ompong yang bisa sampai pada kesimpulan tersebut. Ya, sebagai pertimbangan bahwa kenapa ada anime yang disingkirkan dan lebih memilih Boku No Hero Academia, AoT, atau Haikyuu. Belum lagi, ada opening lainnya yang disingkirkan pula dari anime yang terpilih itu, namun tidak blio pertimbangkan.

Memang di paragraf terakhir blio menyinggung anime One Piece, Dragon Ball, dan Naruto yang opening-nya juga bagus menurutnya. Tapi anehnya lagi, kenapa nggak masuk list? Katanya anime bagus itu berdasar opening-nya, lah di penutup blio malah jadi mempertimbangkan isinya juga sehingga dikecualikan. Pitikih? Nggak konsisten amat.

Ketidakkonsistennya pun nyatanya tidak berhenti sampai di situ. Di awal tulisan ia bilang bahwa anime bagus pasti opening-nya bagus. Artinya, animenya dulu kan yang bagus, sehingga opening-nya ikutan bagus. Namun, penjelasan di bagian AoT, ia bilang awalnya animenya biasa saja sebelum akhirnya bertemu lagu “Shinzo Wo Sasageyo” di opening season kedua. Maunya apaan dah? Ini anime bagus pasti punya opening bagus atau anime bagus disebabkan oleh opening yang bagus, sih?

Singkat kata, berdasarkan logika yang dipakai dalam tulisan itu, harusnya tiada kesimpulan apa pun yang bisa ditarik dari sana. Lah, mau menyimpulkan apa dengan logika yang keliru? Apalagi seiring proses penyimpulan itu, blio tidak konsisten seperti yang sudah saya tunjukkan di atas.

Maka, sebenarnya Mas Kevin hanyalah korban lain dari anime bagus, sehingga menganggap opening atau bahkan backsound-nya juga bagus, yang sebenarnya karena familier saja, sih. Jadi, selamat datang di dunia wibu, Mas Kevin. Kalau nggak kuat mental, Anda bisa memiliki logika yang lebih fanatik dari ini. Hati-hati saja mbok dikatain bau bawang. Wqwqwq~

BACA JUGA Kartun Barat Itu Bagus, tapi Kalah Kreatif Dibanding Anime atau tulisan Fadlir Nyarmi Rahman lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.
Exit mobile version