Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Kuliner

Jangan Syok, Ini Solusi Saat Nasi Kotak di Kereta Menyentuh Harga 45 Ribu

Nuriel Shiami Indiraphasa oleh Nuriel Shiami Indiraphasa
5 November 2020
A A
Jangan Syok, Ini Solusi ketika Nasi Kotak di Kereta Menyentuh Harga 45 Ribu terminal mojok.co

Jangan Syok, Ini Solusi ketika Nasi Kotak di Kereta Menyentuh Harga 45 Ribu terminal mojok.co

Share on FacebookShare on Twitter

Saat saya membuka #PTKAI di Twitter, lewat sebuah sambatan seseorang perihal komplain harga nasi kotakan yang ia beli di dalam kereta. Katanya harganya cukup mahal yakni Rp45 ribu. Dalam hati saya, “Wah, udah hampir Rp50 ribu aja, nih.”

Salah satu argumennya yang menganggap harga nasi tersebut mahal adalah karena nasi itu dijual di kereta api ekonomi. Yang mana harga tiketnya sendiri hanya dibanderol Rp80 ribu. Spontan akun tersebut syok kali ya, gara-gara harga nasinya lebih dari setengah harga tiket satu kali jalan.

Harga nasi tersebut lumayan berbeda dengan pengalaman saya dua kali ke Jogja kisaran satu-dua tahun lalu. Jadi, dari Jogja-Bandung, saya pilih untuk menggunakan kereta yang sama dengan si empu akun Twitter di atas: sama-sama pakai Kahuripan. Dan di tahun tersebut, harga seporsi nasi di Kahuripan hanya kisaran Rp30 ribu-Rp35 ribu. Jika dibandingkan dengan saat ini yang katanya sudah mundak jadi Rp45 ribu, ya… memang bisa dibilang mahal, sih.

Gimana saya nggak mau bilang mahal. Wong, waktu harganya masih Rp30 ribuan aja, saya nggak pernah beli, kok. Karena mikirnya duit segitu lumayan kalau dijajanin hal yang lain, bakal dapet banyak. Tapi ya… kebutuhan orang kan beda-beda. Dan mahal tidaknya nasi Rp45 ribu tersebut juga menjadi barang relatif.

Bagi saya pribadi harga segitu ya memang mahal. Wong namanya juga harga di perjalanan. Air mineral yang Rp3 ribuan aja bisa jadi Rp6 ribu sampai Rp10 ribu. Saya yang duitnya pas-pasan ya seringnya cuma bisa dibikin maklum dan… cerdas tentunya. Hiyahiyahiya.

Ada banyak cara menyiasati harga makanan kereta yang “mahal” tersebut agar tidak mentung batinmu. Sini saya beri solusinya ketika kamu terlalu syok mendengar nasi kotak kereta yang nyentuh harga Rp45 ribu.

Pertama, pastikan bertanya dulu sebelum membeli. Kalau malu buat langsung ke gerbong resto, kamu bisa nanya ke attendant yang hilir mudik nawarin apa aja. Kalau di Kahuripan setahu saya mereka nawarin sewa bantal, Pop Mie, air, juga nasi kotakan.

Daripada malu pas tau harganya mihil tapi sudah kadung nyampe gerbong resto, mending tanya aja attendant yang bolak-balik. Syukur-syukur harganya balik turun maning.

Baca Juga:

Bepergian Solo-Jogja Lebih Nyaman Naik Motor daripada KRL yang Penuh Sesak

Kasta Kereta Api Kediri-Semarang, KA Majapahit Masih Jadi Juaranya

Kedua, bawa bekel. Hal ini jauh lebih baik untukmu, ketimbang beli nasi kotakan di kereta tapi ujung-ujungnya nggrutu. Nggak baik. Takut nanti fesesnya ikutan keras seperti hatimu.

Dari beberapa kali kesempatan naik kereta, saya nggak pernah beli apa pun di dalam kereta. Soalnya saya miskin selalu bawa bekel.

“Halah, bekel ya ribet.”

Bekel itu ya nggak melulu kudu nasi, lauk ayam, pepes tahu, rendang, ketupat sayur. Nggak, nggak gitu. Kamu bisa bawa cemilan atau apa pun yang penting lapermu beres. Tapi perlu diingat, bawalah bekel yang kira-kira tahan “lama” sehingga bisa tetap enak dimakan kapan aja.

Waktu itu saya sempet ngebekel buat perjalanan menuju Jogja. Karena keretanya berangkat Magrib dan kebetulan saya sudah makan nasi pakai gorengan sebelumnya, saya bawa bekel gorengan sisa makan sore itu. Pasalnya, saya nggak bakal laper-laper banget. Dari Isya tidur, tengah malemnya saya kebangun. Laper. Saya ambil gorengan dari tas. Pas dibuka, mambuneee….

Gorengannya udah keburu apek, Gaes. Ya maklum, namanya juga gorengan siang.

Buru-buru saya ambil gorengannya secuil buat ganjel laper. Selepas itu, saya iket rapet-rapet lagi kresek gorengannya. Takut kanan-kiri-depan-belakang saya kebangun gara-gara baunya yang udah tengik banget. Hahaha.

Ketiga, beli Pop Mie. Kalau kamu terlanjur lapar, tidak membawa bekal, tapi tahu bahwa harga nasi kereta kemahalan. Wes nggak usah kakehan mikir. Sikat ae Pop Mie. Meskipun kamu tau harga Pop Mie mentah di warung cuma Rp5 ribu sedangkan di kereta bisa jadi Rp10 ribu sampai Rp15 ribu, Pop Mie jelas lebih mungkin dibeli ketimbang nasi kotak yang harganya menjulang tinggi seperti anganku bersamanya.

Keempat, ambil tawaran emak-emak. Yang ini sih, opsi paling nganu. Tapi bener, dah. Di Kereta Kahuripan, paguyuban penumpangnya itu masih tinggi sekali. Pasalnya, Kereta Kahuripan ini nggak jarang diisi oleh orang tua desa dan orang baik lainnya. Ajigileee.

Saya beberapa kali sempat duduk di samping dan depan ibu-ibu. Meskipun biasanya rada rempong, tapi ibu-ibu itu baik. Kami saling sapa, tanya pergi ke mana, masih sekolah atau udah kerja, pacarnya siapa, dan ngobrolin banyak hal (meskipun saya lebih iya-iyain aja ketimbang cerita balik). Durasi obrolan pun bervariatif. Kadang sebentar, kadang lumayan lama. Nah kalau lama begini nih, biasanya saya bisa nyampe ke momen di mana ibunya haus. Kalau udah haus, biasanya nggak cuma air doang yang dikeluarin, tapi juga beserta jajan-jajanannya.

Merasa sudah terjalin kedekatan singkat yang hangat, sambil nyodorin jajanannya, si ibu bilang, “Neng, hayu ini diambil, Neng. Ini mah jajanan cuma ada di kampung ibu.”

Jadi, selama membeli nasi kotak kereta adalah opsi, harusnya sih nggak perlu banget-banget dibikin pusing.

BACA JUGA Mengamati Perilaku Penumpang Kereta Api dan tulisan Nuriel Shiami Indiraphasa lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 15 Oktober 2021 oleh

Tags: Keretanasi kotak
Nuriel Shiami Indiraphasa

Nuriel Shiami Indiraphasa

Jangan terlalu ngambis, nanti malah nangis.

ArtikelTerkait

Sebelum Bersedia untuk Tukar Kursi Kereta, Pastikan Dulu 3 Hal Ini terminal mojok.co

Sebelum Bersedia untuk Tukar Kursi Kereta, Pastikan Dulu 3 Hal Ini

29 September 2020
Toilet Pesawat, Toilet Paling Nggak Nyaman

Toilet Pesawat, Toilet Paling Nggak Nyaman

4 Mei 2022
bandar lampung flyover dinasti politik mojok

Hal Unik yang Saya Temukan Saat Bermukim di Kota Bandar Lampung

15 Oktober 2020
Pengalaman 32 Jam Naik Kereta Api Pakistan seperti Kembali ke Era 90-an Mojok.co

Pengalaman 32 Jam Naik Kereta Api Pakistan seperti Kembali ke Era 90-an

5 Januari 2025
Kasta Kereta Api Kediri-Semarang, KA Majapahit Masih Jadi Juaranya

Kasta Kereta Api Kediri-Semarang, KA Majapahit Masih Jadi Juaranya

4 September 2025
Membandingkan Kabupaten Ponorogo dan Trenggalek. Mana yang Lebih Maju?

Ponorogo Butuh Transportasi Publik yang Mumpuni, karena Transportasi yang Terintegrasi Bukan Hanya Milik Kota Besar!

27 Agustus 2023
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Desa Sumberagung, Desa Paling Menyedihkan di Banyuwangi (Unsplash)

Desa Sumberagung, Desa Paling Menyedihkan di Banyuwangi: Menolong Ribuan Perantau, tapi Menyengsarakan Warga Sendiri

22 Desember 2025
Nasib Sarjana Musik di Situbondo: Jadi Tukang Sayur, Bukan Beethoven

Nasib Sarjana Musik di Situbondo: Jadi Tukang Sayur, Bukan Beethoven

17 Desember 2025
Nestapa Tinggal di Kendal: Saat Kemarau Kepanasan, Saat Hujan Kebanjiran

Nestapa Tinggal di Kendal: Saat Kemarau Kepanasan, Saat Hujan Kebanjiran

22 Desember 2025
Derita Jadi Pustakawan: Dianggap Bergaji Besar dan Kerjanya Menata Buku Aja

Derita Jadi Pustakawan: Dianggap Bergaji Besar dan Kerjanya Menata Buku Aja

23 Desember 2025
Tinggal di Kabupaten Magelang: Dekat Borobudur, tapi Tidak Pernah Merasa Hidup di Tempat Wisata

Tinggal di Kabupaten Magelang: Dekat Borobudur, tapi Tidak Pernah Merasa Hidup di Tempat Wisata

18 Desember 2025
Nggak Punya QRIS, Nenek Dituduh Nggak Mau Bayar Roti (Unsplash)

Rasanya Sangat Sedih ketika Nenek Saya Dituduh Nggak Mau Bayar Roti Terkenal karena Nggak Bisa Pakai QRIS

21 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Melacak Gerak Sayap Predator Terlangka di Jawa Lewat Genggaman Ponsel
  • Regenerasi Atlet Panahan Terancam Mandek di Ajang Internasional, Legenda “3 Srikandi” Yakin Masih Ada Harapan
  • Jogja Mulai Macet, Mari Kita Mulai Menyalahkan 7 Juta Wisatawan yang Datang Berlibur padahal Dosa Ada di Tangan Pemerintah
  • 10 Perempuan Inspiratif Semarang yang Beri Kontribusi dan Dampak Nyata, Generasi ke-4 Sido Muncul hingga Penari Tradisional Tertua
  • Kolaboraya Bukan Sekadar Kenduri: Ia Pandora, Lentera, dan Pesan Krusial Warga Sipil Tanpa Ndakik-ndakik
  • Upaya “Mengadopsi” Sarang-Sarang Sang Garuda di Hutan Pulau Jawa

Konten Promosi



Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.