Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Olahraga

Jangan Sampai Kegagalan di Piala Sudirman 2021 Jadi Pemakluman!

Isidorus Rio Turangga Budi Satria oleh Isidorus Rio Turangga Budi Satria
2 Oktober 2021
A A
Jangan Sampai Kegagalan di Piala Sudirman 2021 Jadi Pemakluman terminal mojok
Share on FacebookShare on Twitter

Berbicara bulu tangkis, tidak bisa ditepikan sebuah fakta bahwa Indonesia adalah kiblat dunia di cabang olahraga ini. Mulai dari ganda putra legendaris Korea Selatan, Lee Yong-dae, hingga jawara Olimpiade 2016, Carolina Marin, pernah merasakan nikmatnya berlatih olahraga tepok bulu di Cipayung.

Namun, berbicara prestasi di nomor beregu, Indonesia patut memberikan alarm tanda bahaya. Yang terbaru, kegagalan di Piala Sudirman 2021 seolah menjadi tamparan keras yang begitu sakit dan pahit. Tak hanya karena kalah dari rival klasik, Malaysia, tetapi juga karena performa tim beregu Indonesia yang terlihat begitu stagnan.

Betul, ini adalah kali ketiga Indonesia gagal mengakhiri Piala Sudirman dengan berada di podium, namun bukan itu yang menyesakkan. Fakta bahwa stagnansi begitu terlihat dari performa kejuaraan beregu, harusnya mampu memaksa PBSI perlu melakukan evaluasi besar-besaran bukan hanya sekadar untuk menyambut ajang Thomas & Uber Cup yang sudah di depan mata, tapi untuk kemaslahatan bulu tangkis Indonesia di masa depan.

Untuk melihat stagnansi tersebut, kita tak perlu menarik terlalu jauh. Di edisi Piala Sudirman 2019, Indonesia mulai menunjukkan itu. Kala itu, Indonesia disingkirkan Jepang dengan skor 3-1 di semifinal dengan satu-satunya angka datang dari andalan kala itu, Marcus Gideon/Kevin Sanjaya. Tiga wakil berikutnya kandas di tangan wakil Jepang yakni Gregoria Mariska, Anthony Ginting, dan Greysia Polii/Apriyani Rahayu.

Di edisi 2021, kondisi berbeda terjadi. The Minions, julukan Marcus/Kevin, jadi salah satu yang disorot. Pemegang status ganda putra nomor 1 dunia selama 4 tahun berturut-turut itu kalah mudah melawan ganda putra Malaysia di partai pertama, sementara Ginting, kembali gagal memberikan performa terbaiknya ketika kalah dua set langsung dari Lee Zii Jia. Satu-satunya angin segar adalah performa Gregoria dan Greysia/Apri yang sukses bounce back dari rapor merah di 2019 sebelum akhirnya berkontribusi maksimal di 2021.

Stagnansi begitu terasa, karena ketika tunggal putri dan ganda putri sudah menemukan performa terbaiknya, Indonesia justru kehilangan angka dari sektor ganda putra, nomor andalan PBSI selama bertahun-tahun. Serta kecolongan pula di nomor tunggal putra, yang selama 3-4 tahun terakhir hanya punya Anthony Ginting dan Jonatan Christie sebagai tumpuan.

Dengan performa tunggal putra yang naik turun, bagaimana mungkin kita bisa optimistis menyongsong Thomas Cup ketika harus bertemu Denmark misalnya, yang punya komposisi tunggal putra terbaik dunia, hingga Jepang, yang masih bercokol sang raja nomor satu dunia, Kento Momota?

Sayangnya, lagi-lagi, kritik tentang performa di turnamen beregu acap kali menguap begitu saja ketika ditutup oleh prestasi gemilang di nomor perorangan. Sebagai contoh, pasca-kegagalan di Piala Sudirman 2019, atlet-atlet bulu tangkis Indonesia mengamuk di nomor individu. Marcus/Kevin secara beruntun menjuarai Indonesia Open 2019 dan Japan Open 2019 dengan menciptakan All Indonesia Final di dua turnamen tersebut kala melawan Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan. Di nomor tunggal putra, Jonatan Christie dan Anthony Ginting juga mewujudkan All Indonesia Final di ajang Australia Open 2019, sebulan setelah Piala Sudirman 2019, dengan Jojo—sapaan akrab Jonatan—sukses jadi juara. Dan dengan prestasi gemilang di nomor individu tersebut, publik seketika lupa rapor merah di Piala Sudirman 2019.

Baca Juga:

PBSI Bikin Acara Intimate Talk, Ceritanya Mau Saingan sama Akun Gosip nih?

Dear Pengurus PBSI, kalau Nggak Bisa Introspeksi, Mending Undur Diri, daripada Jadi Beban

Padahal, secara data dan fakta, performa Indonesia di nomor beregu jauh dari kata memuaskan. Sebagai kiblat bulu tangkis dunia, Indonesia sudah puasa terlalu lama untuk urusan prestasi. Untuk Thomas Cup, kali terakhir Indonesia juara adalah tahun 2002. Untuk Uber Cup, sejak era Susy Susanti berakhir, kita tak pernah lagi mampu membawa pulang lambang supremasi tertinggi beregu putri tersebut sejak terakhir tahun 1996. Di Piala Sudirman justru lebih tragis lagi, karena Indonesia terakhir jadi juara pada 1989, yang juga menandakan bahwa Piala Sudirman sudah tidak pulang ke rumah selama 32 tahun.

Kevin Sanjaya mulai menunjukkan penurunan determinasi, yang membuat The Minions begitu mudah dikalahkan lawan. Kita tak lagi melihat The Minions sebagai fear factor bagi lawan Indonesia di nomor beregu. Tidak lagi ada harapan easy point dari sang ganda putra nomor satu dunia itu. Fajar Alfian/Rian Ardianto jelas jadi nama berikutnya yang harus dituntut untuk perform di level tertinggi untuk segera bisa menjadi tumpuan, mengingat Ahsan/Hendra adalah ganda senior dan pengujung karier mungkin sudah ada di pikiran keduanya. Juga jangan lupa, kita punya juara dunia junior di sektor ini, Leo Carnando/Daniel Marthin, yang harus dipandu untuk bisa, minimal, sehebat The Minions atau The Daddies, bahkan lebih.

Di sektor ganda campuran, performa Praveen Jordan/Melati Oktavianti juga tak bisa dibilang stabil, seperti misalnya Zhang Siwei/Huang Yaqiong dari Cina. Tragisnya juga, hanya Praveen/Melati pula yang sejauh ini konsisten berprestasi di nomor perorangan, ketika ganda campuran lainnya masih terlalu jauh secara kualitas dari keduanya.

Kita sudah memberikan apresiasi tertinggi dari progres maksimal Greysia/Apriyani yang berujung medali emas pertama Indonesia di sektor ganda putri pada ajang Olimpiade 2020 lalu. Performa on fire itu pun sudah dibawa keduanya di ajang Piala Sudirman 2021. Namun jangan lupa, Greysia sudah berkali-kali memberikan indikasi akan gantung raket. Lalu setelah ini, apa yang akan dilakukan PBSI? Siapa akan jadi tandem Apriyani? Mau dibawa ke mana pengembangan sektor ganda putri pasca-Greysia?

Evaluasi besar jelas perlu dilakukan PBSI, tak hanya untuk jangka pendek, namun juga di masa depan yang panjang. Sebagai kiblat dunia, bulu tangkis Indonesia harus berpikir sebagai entitas yang dominan, sebagai sebuah hegemon. Sejarah sudah dirintis dan diukir para legenda bulu tangkis Indonesia untuk membuat nama negara kita begitu dihormati dan jadi lawan yang begitu ditakuti di kancah dunia.

Sebab, mau sampai kapan kita memaklumi prestasi buruk di turnamen beregu?

Sumber Gambar: Instagram PBSI

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 2 Oktober 2021 oleh

Tags: bulu tangkispbsipiala sudirman
Isidorus Rio Turangga Budi Satria

Isidorus Rio Turangga Budi Satria

Dulu nulis bola, sekarang nulis tekno.

ArtikelTerkait

Siapa yang Lebih Bangga dengan Keberhasilan PBSI dalam Menyabet Thomas Cup?

19 Oktober 2021
PB Djarum jangan pamit

PB Djarum Jangan Pamit, Masih banyak Anak-anak yang Ingin Mengejar Mimpi Mereka

9 September 2019
Masalah di Balik Hobi Pemerintah Beri Bonus Besar ke Atlet Juara mojok.co

Masalah di Balik Hobi Pemerintah Beri Bonus Besar ke Atlet Juara

16 Agustus 2021
Alasan Nonton Bulu Tangkis di Indosiar Bukanlah Keputusan yang Tepat terminal mojok.co

Alasan Nonton Bulu Tangkis di Indosiar Bukanlah Keputusan yang Tepat

1 Agustus 2021
badminton lee chong wei

Lee Chong Wei Mendekat, Emas Olimpiade Menjauh

18 Juni 2019
kevin sanjaya marcus gideon tengil momen-momen lucu mojok.co

Kevin Sanjaya Sukamuljo, Pelawak yang Kebetulan Pemain Badminton

7 September 2020
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Tidak seperti Dahulu, Jalanan di Solo Kini Menyebalkan karena Semakin Banyak Pengendara Nggak Peka Mojok.co

Tidak seperti Dahulu, Jalanan di Solo Kini Menyebalkan karena Semakin Banyak Pengendara Nggak Peka

1 Desember 2025
4 Aturan Tak Tertulis Berwisata di Jogja agar Tetap Menyenangkan Mojok.co

4 Aturan Tak Tertulis Berwisata di Jogja agar Liburan Tetap Menyenangkan

30 November 2025
4 Hal tentang Untidar Magelang yang Belum Diketahui Banyak Orang Mojok.co

4 Hal tentang Untidar Magelang yang Belum Diketahui Banyak Orang

29 November 2025
4 Hal yang Membuat Orang Solo seperti Saya Kaget ketika Mampir ke Semarang Mojok.co

4 Hal yang Membuat Orang Solo seperti Saya Kaget ketika Mampir ke Semarang

3 Desember 2025
Angka Pengangguran di Karawang Tinggi dan Menjadi ironi Industri (Unsplash) Malang

Ketika Malang Sudah Menghadirkan TransJatim, Karawang Masih Santai-santai Saja, padahal Transum Adalah Hak Warga!

29 November 2025
Alasan Saya Bertahan dengan Mesin Cuci 2 Tabung di Tengah Gempuran Mesin Cuci yang Lebih Modern Mojok.co

Alasan Saya Bertahan dengan Mesin Cuci 2 Tabung di Tengah Gempuran Mesin Cuci yang Lebih Modern 

5 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • JogjaROCKarta 2025: Merayakan Perpisahan dengan Kemegahan
  • Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar
  • Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada
  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?
  • Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.