Jika Masih Sayang (Nyawa) Dompet Anda, Jangan Pernah Makan di Restoran Rest Area, Pokoknya Jangan!

Jika Masih Sayang (Nyawa) Dompet Anda, Jangan Pernah Makan di Restoran Rest Area, Pokoknya Jangan! bus akap

Jika Masih Sayang (Nyawa) Dompet Anda, Jangan Pernah Makan di Restoran Rest Area, Pokoknya Jangan! (Pixabay.com)

Maaf jika kesannya seperti membunuh rezeki, tapi sungguh, saya tak punya niatan itu. hanya saja, saya merasa perlu membagi saran ini: jangan sekali-kali makan di restoran rest area saat naik bus AKAP.

Saya akan cerita pengalaman saya dahulu, biar kalian paham maksud saya.

Cerita ini bermula ketika saya pergi jauh beda provinsi untuk pertama kalinya sendiri. Dengan pengalaman nihil, saya memberanikan diri untuk pergi sendiri menggunakan bus AKAP. Di perjalanan tidak ada yang aneh, saya selalu waspada dengan barang bawaan saya pribadi. Meskipun tidur, saya tidak pernah sampai tertidur pulas, karena khawatir barang bawaan saya bakal pindah tangan.

Permasalahan dimulai ketika bus yang saya tumpangi beristirahat sebentar, karena mengingat jarak tempuh yang sangat jauh. Demi keselamatan dan juga kenyamanan penumpang maka istirahat adalah opsi yang terbaik dan biasa dilakukan. Sopir itu tetaplah manusia, punya rasa lelah juga.

Makan di restoran rest area, kebodohan yang tak saya sadari

Saat mobil berhenti tidak semua penumpang turun untuk mampir ke restoran rest area. Sedangkan saya turun ke restoran tersebut untuk membeli makan. Kebetulan perut memang sudah lapar juga karena cukup lama di perjalanan. Sekalian untuk sholat dan ke toilet juga, pikir saya.

Saat sudah di dalam restoran rest area, saya tanpa menanyakan harga langsung memesan rendang saja dan minumnya pun hanya air putih. Ketika pesanan sudah sampai di meja, tanpa basa-basi saya langsung menyantapnya dengan lahap karena sudah lapar tadi. Rasanya, makanan apa pun jadi enak rasanya kalau keadaan kita sedang lapar.

Setelah makanan sudah semua disantap, waktunya membayar ke kasir. Dengan rasa percaya diri saya menanyakan berapa harganya. Perkiraan saya harga tidak akan lewat dari 50.000, itu pun sudah sangat mahal menurut saya.

Sialnya, prediksi saya meleset jauh. Harga makanan yang saya santap ternyata 80 ribu rupiah, jiangkrik!

Kuping saya nggak salah, yang salah memang restonya!

Saya memastikan harga dengan menanyakannya kembali ke kasir restoran rest area. Siapa tahu saya salah mendengar. Tetapi memang indra pendengaran saya tidak sedang bermasalah. Yang bermasalah adalah harga makanannya yang menurut saya tidak wajar.

Ketika mendengar harga segitu ingin rasanya memuntahkan isi makanan yang ada di perut. Tapi ya tetep aja harus bayar kan. Untung saya sudah bersiap uang lebih. Kalau tidak, mau bayar pake apa bos? Tenaga dalam?

Memang itu tidak sepenuhnya salah restoran rest area tersebut, karena saya tidak tanya harganya. Dan restoran tersebut pun tidak mencantumkan harga di daftar menu. Entah apa yang ada di pikiran pemilik restoran rest area tersebut.

Bayangin kalau ada penumpang bus AKAP yang kebetulan nggak bawa uang lebih. Gimana mau bayar, wis? Bisnis emang cari untung, tapi kalau caranya gini, namanya ngrampok!

Mungkin mereka pikir karena pelanggan yang mampir kesitu tidak akan balik lagi ke restoran tersebut. Sehingga bisa mencuri kesempatan dalam kesempitan. Terus terang saja pengalaman itu membuat saya sangat kapok untuk makan di restoran rest area.

Bagi kalian penumpang bus AKAP, lagi-lagi saya ingatkan, hati-hati dan jangan makan di restoran rest area. Terlebih, jika duit kalian cuman cukup untuk ditangisi, bukan buat disyukuri.

Penulis: Diaz Robigo
Editor: Rizky Prasetya

BACA JUGA Daftar Rest Area Jalan Tol Trans Jawa Lengkap dengan Tipe Fasilitasnya

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Exit mobile version