Menurut saya, daripada memotret dan memviralkannya, lebih baik penumpang langsung lapor ke petugas yang ada hampir di tiap gerbong KRL. Sejauh pengalaman saya, petugas keamanan KRL cukup gercep membereskan persoalan-persoalan di gerbong KRL kok.Â
Andaikan koper besar nggak boleh masuk KRL, saya yakin penumpang tersebut tidak akan diizinkan masuk gerbong kereta. Kalau sudah terlanjur di dalam, pasti akan diturunkan di stasiun terdekat.Â
Menandakan transportasi publik diandalkan oleh warga
Berbeda dengan netizen yang memandang penumpang pembawa koper adalah pengganggu, saya justru melihat sebaliknya. eberadaan penumpang KRL bawa koper itu pertanda baik. Bawasannya sistem transportasi umum kita sudah mulai terintegrasi. Jadi, antara satu moda transportasi dengan yang lain saling terhubung.
Menurut saya, ada dua kemungkinan kenapa penumpang KRL bawa koper besar. Pertama, dia mau naik atau abis turun dari kereta api jarak jauh di Stasiun Pasar Senen atau Stasiun Jatinegara. Kedua, dia ingin naik atau selesai turun dari kereta bandara.
Asal kalian tahu, pemandangan penumpang bawa koper besar di transportasi umum itu biasa. Terlebih kalau kamu pernah plesiran ke luar negeri. Terutama plesiran di negara yang transportasi umumnya baik macam Jepang dan Singapore.
Sebenarnya di Indonesia juga nggak jauh beda. Akan tetapi, entah mengapa ada aja orang yang nyinyir. Padahal, nggak ada aturan yang dilanggar. Untuk pembuat postingan nyinyir tersebut, sebaiknya jangan nyinyir ke sesama penumpang biasa. Hanya menimbulkan konflik horizontal saja. Mending energinya disalurkan untuk kritik pemerintah atas setiap jengkal kekurangan KRL.
Penulis: Ahmad Arief Widodo
Editor: Kenia IntanÂ
BACA JUGA Alasan Gerbong KRL Khusus Perempuan Malah Dihindari oleh Perempuan
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.




















