Jangan Jatuh Cinta dengan Orang Demak, Berat!

Jangan Jatuh Cinta dengan Orang Demak, Berat!

Jangan Jatuh Cinta dengan Orang Demak, Berat! (Audi Keiso via Unsplash)

Beberapa teman dan suami adalah contoh dari segelintir orang yang nekad mengabaikan peringatan saya: jangan jatuh cinta dengan orang Demak. Sebab ya, fatal sekali akibatnya, dan saya tidak berbual mengenai pernyataan ini.

Saya yakin bahwa perasaan cinta datang dari Tuhan. Tapi, ya, kalau bisa, kalau bisa nih, jangan sama orang Demak. Seumpama akhirnya kalian jatuh cinta pada orang Demak, saya perlu kasih tahu bahwa ada banyak hal yang harus kalian jadikan pertimbangan sebelum melanjutkan rasa cinta tersebut.

Kalau memang sudah telanjur cinta, abaikan tulisan ini. Cuma kalau masih dalam persimpangan, baca tulisan ini hingga selesai.

Menyeberangi laut demi cinta bukanlah hal yang tak masuk akal bagi orang Demak

Saya tidak bercanda. Kami warga Demak jika sudah cinta (atau kepepet ya?) akan mengerahkan segenap jiwa raga kami demi yang kami cintai. Kami rela, kuat dan tabah bahkan tidak gentar melawan Laut Jawa.

Bentar, memang mau ke mana kok sampai melawan Laut Jawa? Ya, sebenarnya tidak jauh-jauh cuma mau ke Semarang. Namun, Laut Jawa memang sangat mencintai Demak sampai berkunjung nggak pandang waktu (baca: rob). Maka dari itu, omongan menyeberangi laut demi orang yang disayang tak pernah sekadar bualan bagi kami. Nggak usah gara-gara cinta, apa pun jadi alasan kami untuk menyeberangi laut karena ya gimana lagi ya bolo.

Tidak tanggung-tanggung, begitu selesai mengarungi Laut Jawa mini alias rob, kami langsung segar. Segar bugar sambil agak menangis meski dompet tiris karena harus langsung cuci kendaraan. Sumpah rapopo tenan sayang, meskipun sasis kami bisa saja jadi korban demi ketemu ayang.

Petualang ulung

Anda cari pasangan yang bisa diajak touring? Sabar saat harus duduk jam jaman menunggu angkutan umum? Atau mau diajak berjalan menyusuri tempat wisata? Jelas, orang Demak jagonya.

Demak, ironisnya, tak punya tempat wisata yang banyak. Mau tak mau, harus loncat ke kota ini kota itu hanya untuk berwisata. Bagi kalian healing, tapi bagi kami touring.

Jadi jangan heran jika ketemu warga Demak yang sekalinya wisata bisa betah loncat sana sini. Kami benar-benar kalap kalau sudah ada di sebuah wilayah yang wisatanya berdekatan. Bahkan baru lihat pegunungan saja, beberapa dari kami sudah melongo. Bagaimana tidak, wong memang sedikit sekali pilihan wisata di sini. Pilihan wisatanya adalah menjadi religius, atau pemancing, dan pekerja perkebunan alias wisata petik-petik.

Maka dari itu, jangan tanya orang Demak apa wisata andalan kota tersebut. Saya yang warga Demak juga auto linglung. Bingung. Jujur, saya tidak tahu mau mengajak kalian ke mana. Tapi, kami justru lebih ahli ketika ditanya destinasi wisata kabupaten tetangga.

Jadi untuk Anda yang tidak suka keluar rumah di weekend, nggak betahan diajak touring, jangan pilih kami. Sudah cukup kami menjadi orang yang tidak bisa mencicipi aneka tempat wisata. Sudah lelah kami menjadi kaum yang seringnya memandang laut jawa bertandang.

Insyaallah bisa ngaji

Saya serius ketika memproklamirkan orang Demak insyaallah bisa mengaji. Benar-benar cocok mungkin untuk perempuan muslimah, atau lelaki muslim yang belum bisa lancar. Kami menawarkan diri bisa mengaji. Itu sudah paten.

Meskipun harus saya tekankan, kami bukan dukun atau kyai. Kami tidak bisa melakukan pengusiran roh jahat atau ruqyah. Jadi plis jangan paksa kami. Lalu, yang tidak kalah lagi adalah kenyataan bahwa tidak semua dari kami mengenyam pendidikan kitab kuning jadi jangan disuruh baca.

Hanya saja ini poin penting, kami punya sertifikat membaca BTQ alias Baca Tulis Al-Quran. Hal ini karena BTQ masuk menjadi salah satu pelajaran muatan lokal ketika sekolah. Jika di sekolah suami saya pelajaran Muloknya adalah belajar ngobrol sama bule, nah di Demak, Mulok-nya mengaji. Tapi serius, ini bisa membawamu ke penghasilan lebih baik. Sebab, banyak loker pengajar ngaji di beberapa kota besar. Ya, insyaallah halal uangnya, dan bisa untuk menghalalkanmu.

Serah-serahan orang Demak memukau

Ya, kalau ternyata memang nyata kamu sudah siap jatuh cinta dengan orang Demak, pasti kamu akan merasa jackpot. Bagaimana nggak jackpot kalau kami sudah siap menghalalkan, serah-serahan kami pasti akan memukau keluarga, kerabat, bahkan tamu undangan.

Mulai dari banyaknya orang yang datang sebagai bentuk support. Alias saat besan, bukan sepuluh dua puluh orang bahkan satu desa bisa diajak. Kami keluarga besar, mantu juga merupakan cara kami untuk mengajak orang-orang piknik, eh mbesan.

Nah, kini kita bicara tentang seserahan. Biasanya, seserahan orang Demak itu perlengkapan rumah tangga, seperti kulkas, mesin cuci, lemari, dan dipan. Lalu, jika masih ada makanan yang berlimpah bisa dibagi ke seluruh tamu undangan. Bahkan jika masih ada lagi bisa saja ditambahi motor atau mobil.

Ya, saya baru nyadar kalau serah-serahan warga Demak memang semegah itu. Ketika saya menghadiri salah satu teman yang dapat orang Demak, dia dihadiahi motor. Motor nggo seserahan, bolo. Mewah.

Itu, kalian sudah tahu betapa “mengerikannya” jatuh cinta pada orang Demak. Kami tidak sepele dalam memandang cinta, lebih tidak sepele lagi. Jadi kalau kalian masih di persimpangan, sudah, urungkan saja niatmu. Mencintai secara brutal dan tanpa ragu-ragu itu ada di darah kami, kalian yang masih ragu mending putar balik.

Penulis: Anisa Fitrianingtyas
Editor: Rizky Prasetya

BACA JUGA 5 Julukan yang Cocok Disematkan untuk Demak, Mulai dari Kota Kincir Angin hingga Jalan Seribu Lubang

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Exit mobile version