Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Gaya Hidup

Jangan Punya Rumah Dekat Jalur Pantura kalau Nggak Siap Menghadapi Hawa Panas dan Truk Tronton “Nyasar”

Muhamad Iqbal Haqiqi oleh Muhamad Iqbal Haqiqi
12 Juli 2024
A A
Jangan Punya Rumah Dekat Jalur Pantura kalau Nggak Siap Menghadapi Hawa Panas dan Truk Tronton "Nyasar" Mojok.co

Jangan Punya Rumah Dekat Jalur Pantura kalau Nggak Siap Menghadapi Hawa Panas dan Truk Tronton "Nyasar" (unsplash.com)

Share on FacebookShare on Twitter

Banyak orang beranggapan, rumah yang berdekatan dengan jalan raya itu lebih menguntungkan. Hal itu memang tidak salah, kecuali jalan raya yang dimaksud adalah jalur Pantura. Saya bisa pastikan, rumah di pinggir jalur Pantura itu lebih banyak menyusahkan daripada menguntungkan. 

Secara nilai atau harga, rumah di pinggir jalur Pantura mungkin memang lebih mahal daripada daerah-daerah lain. Jalur ini memang penting bagi aktivitas ekonomi, sehingga harga tanah maupun bangunan di sekitarnya akan turut meningkat. Akan tetapi, berharganya sebuah komoditas tidak selalu berbanding lurus dengan kenyamanan dan keamanan. 

Setidaknya itulah yang saya rasakan terhadap rumah nenek saya yang berada di pinggir jalur Pantura Kendal yang menghubungkan Semarang-Jakarta. 

Siang hari panas, dini hari dingin 

Sudah jadi rahasia umum kalau daerah di sekitar jalur Pantura itu panas. Apalagi saat musim kemarau, tiada hari tanpa tubuh berkeringat. Padahal rumah nenek saya sudah sengaja didesain supaya angin bisa dengan mudah masuk lho. Namun, tetap saja, hawa di dalam rumah panasnya luar biasa. 

Menggunakan kipas angin juga bukan solusi yang bagus. Pasalnya, angin yang dihasilkan pun tetap panas. Jadi hal itu percuma. Satu-satunya cara ya menggunakan pendingan ruangan, tapi kembali lagi rumah nenek saya didesain begitu terbuka sehingga tidak memungkinkan bila menggunakan pendingin ruangan.

Hawa panas di rumah nenek saya tentu disebabkan karena lokasinya yang hanya berjarak sepersekian meter dari jalur Pantura. Polusi dari kendaraan dan truk tronton serta sinar matahari yang terpantul dari jalan benton membuat suhu di sekitarnya jadi sangat panas. Di tambah, belakang rumah nenek saya adalah persawahan yang sangat luas. Ya sudah sebuah kombinasi yang paripurna. Suhu rumah nenek saya mungkin hampir mirip oven untuk memasak kue. 

Kondisinya berubah ketika dini hari hingga pagi hari. Di rentang waktu tersebut, rumah nenek saya terasa begitu dingin. Angin yang datang dari sawah membuat tubuh seringkali menggigil. Kondisi seperti itu yang kadang membuat penghuni di dalamnya jadi malas bagun. Hawanya akan terasa lebih dingin lagi kalau musim hujan tiba.

Kondisinya menjadi lebih buruk ketika musim hujan. Jalur Pantura yang dibeton ini dibuat semakin tinggi daripada rumah-rumah warga yang ada di pinggirnya. Pihak terkait mah sepertinya bodo amat dengan kondisi itu. Akibatnya, ketika musim hujan, airnya akan mengalir ke rumah-rumah warga yang ada di samping kanan dan kiri jalan pantura, termasuk rumah nenek saya. Depan rumah akan sering becek, bahkan bisa banjir.

Baca Juga:

4 Alasan Orang Jakarta Lebih Sering Liburan ke Bogor daripada ke Pulau Seribu

Nestapa Tinggal di Kendal: Saat Kemarau Kepanasan, Saat Hujan Kebanjiran

Berpotensi ditabrak truk tronton

Jalur Pantura merupakan jalur yang cukup padat dan ramai. Nggak heran, kecelakaan lalu lintas sering terjadi di jalan ini. Rumah tetangga saya pernah beberapa kali ditabrak truk tronton. Kecelakaan semacam ini terjadi karena  sopir mengantuk. Untungnya, rumah nenek saya belum pernah mengalami hal semacam ini, saya berharap jangan sampai. 

Sangat berbahaya bila di kondisi malam atau dini hari ketika semua penghuni sedang tertidur tiba-tiba ada tamu yang tak diundang, dan tamu itu berbentuk tronton. Bisa membayangkan kan bagaimana berbahaya rumah di pinggir jalur Pantura. 

Selain lebih waspada akan kecelakaan lalu lintas, punya rumah di dekat jalur utama juga perlu waspada terhadap maling. Sepatu saya yang harganya cukup mahal raib begitu saja oleh maling yang gak bertanggung jawab. Rumah yang begitu dekat dengan akses jalan memang memuluskan aksi pencurian. Mau teriak maling-maling juga percuma, mereka bisa dengan mudah kabur. 

Rumah dekat jalur Pantura dan sawah, kombinasi yang menyiksa

Selain dekat dengan jalur Pantura, rumah nenek saya dekat dengan sawah. Itu mengapa berbagai jenis hewan kerap masuk ke rumah seperti ular, tikus, bajing, hingga biawak. Entah hewan-hewan ini kesasar saja atau memang sedang mencari makan. Pernah saat saya sedang ingin ke kamar mandi, ada sosok ular koros dalam posisi sudah siaga di dalamnya. Benar-benar mengejutkan.

Kadang, tiba-tiba di halaman belakang, ada biawak yang sedang numpang lewat. Tentu mereka tidak mengganggu, tapi ya tetap seram dan bikin mrinding lah. Agak mengkhawatirkan ketika yang berjumpa dengan biawak itu adalah sepupu saya yang masih balita.

Di atas beberapa hal kurang menyenangkan punya rumah di dekat jalur Pantura. Namun, terlepas dari ketidaknyamanan itu, rumah nenek saya tetap jadi tempat terbaik untuk pulang. Menghabiskan masa liburan dan kemalasan yang acapkali dirindukan oleh budak ambisi seperti saya. 

Penulis: Muhamad Iqbal Haqiqi
Editor: Kenia Intan

BACA JUGA Rumah Dekat Taman Sari Jogja Itu Menderita, Jadi Tontonan Turis hingga Sering Mengalah demi Pariwisata

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 12 Juli 2024 oleh

Tags: Jakartajalur panturakendalpanturaRumahSemarang
Muhamad Iqbal Haqiqi

Muhamad Iqbal Haqiqi

Mahasiswa Magister Sains Ekonomi Islam UNAIR, suka ngomongin ekonomi, daerah, dan makanan.

ArtikelTerkait

4 Tempat Wisata yang Sebaiknya Dihindari di Semarang selama Libur Akhir Tahun

4 Tempat Wisata yang Sebaiknya Dihindari di Semarang selama Libur Akhir Tahun

15 Desember 2024
Dawung, Dusun Terpencil di Kabupaten Semarang yang Dicari para Pencinta Olahraga Ekstrem

Dawung, Dusun Terpencil di Kabupaten Semarang yang Dicari para Pencinta Olahraga Ekstrem

2 September 2023
4 Hal yang Bikin Saya Iri sama Mahasiswa UNNES

4 Hal yang Bikin Saya Iri sama Mahasiswa UNNES

31 Juli 2023
Betapa Merananya Punya Rumah Tanpa Pagar, Jadi Markas Bocil Mabar

Betapa Merananya Punya Rumah Tanpa Pagar, Jadi Markas Bocil Mabar

26 April 2025
UNDIP dan UNNES Bukan Kampus Terbaik di Semarang, tapi UIN Walisongo (Unsplash)

Menolak UNDIP dan UNNES Menjadi Kampus Terbaik di Semarang karena Status Itu Milik UIN Walisongo

6 Maret 2024
Jangan Beli Rumah di Jakarta Biar Hemat Energi MOJOK.CO

Jangan Beli Rumah di Jakarta Biar Hemat Energi

10 Agustus 2020
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Harga Nuthuk di Jogja Saat Liburan Bukan Hanya Milik Wisatawan, Warga Lokal pun Kena Getahnya

Harga Nuthuk di Jogja Saat Liburan Bukan Hanya Milik Wisatawan, Warga Lokal pun Kena Getahnya

21 Desember 2025
Opel Blazer, Motuba Nyaman yang Bikin Penumpang Ketiduran di Jok Belakang

Opel Blazer, Motuba Nyaman yang Bikin Penumpang Ketiduran di Jok Belakang

23 Desember 2025
Garut Bukan Cuma Dodol, tapi Juga Tempat Pelarian Hati dan Ruang Terbaik untuk Menyendiri

Garut Itu Luas, Malu Sama Julukan Swiss Van Java kalau Hotel Cuma Numpuk di Cipanas

23 Desember 2025
Nggak Punya QRIS, Nenek Dituduh Nggak Mau Bayar Roti (Unsplash)

Rasanya Sangat Sedih ketika Nenek Saya Dituduh Nggak Mau Bayar Roti Terkenal karena Nggak Bisa Pakai QRIS

21 Desember 2025
Jepara Adalah Kota Ukir, Kota yang Ahli Memahat Indah kecuali Masa Depan Warganya

Jepara Adalah Kota Ukir, Kota yang Ahli Memahat Indah kecuali Masa Depan Warganya

26 Desember 2025
Desa Sumberagung, Desa Paling Menyedihkan di Banyuwangi (Unsplash)

Desa Sumberagung, Desa Paling Menyedihkan di Banyuwangi: Menolong Ribuan Perantau, tapi Menyengsarakan Warga Sendiri

22 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Gereja Hati Kudus, Saksi Bisu 38 Orang Napi di Lapas Wirogunan Jogja Terima Remisi Saat Natal
  • Drama QRIS: Bayar Uang Tunai Masih Sah tapi Ditolak, Bisa bikin Kesenjangan Sosial hingga Sanksi Pidana ke Pelaku Usaha
  • Libur Nataru: Ragam Spot Wisata di Semarang Beri Daya Tarik Event Seni-Budaya
  • Rp9,9 Triliun “Dana Kreatif” UGM: Antara Ambisi Korporasi dan Jaring Pengaman Mahasiswa
  • Sempat “Ngangong” Saat Pertama Kali Nonton Olahraga Panahan, Ternyata Punya Teropong Sepenting Itu
  • Pantai Bama Baluran Situbondo: Indah tapi Waswas Gangguan Monyet Nakal, Itu karena Ulah Wisatawan Sendiri

Konten Promosi



Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.