#3 Jalan Tambak-Bendo Jogja sering kebanjiran
Masalah lain yang berkaitan dengan jalan ini selalu muncul saat musim hujan tiba. Tepat di depan SD Negeri Bener, banjir selalu menggenang tiap hujan turun. Ketinggian banjirnya memang nggak sedramatis Jakarta, tapi cukup untuk membuat kesal karena ikut membasahi bagian bawah celana panjang.
Selain itu, titik langganan banjir ini juga berkedudukan sebagai titik macet yang diakibatkan pertemuan dua mobil dari arah yang berlawanan. Rasanya nggak nyaman banget menunggu kemacetan terurai dengan kondisi kaki terendam air banjir.
#4 Polisi tidur setinggi harapan orang tua
Sebenarnya polisi tidur di Jalan Tambak-Bendo ini lebih cocok disebut batalyon tidur saking tingginya. Motor-motor seperti Honda Vario 125 pasti akan kepentok atau tergesek pada bagian bawah, saya salah satu korbannya.
Titik utama polisi tidur ini terletak di depan Masjid Baiturrahim yang masih termasuk wilayah administratif Kecamatan Kasihan, Bantul. Selain itu, ada pula di Dukuh Mayaan, daerah yang sudah masuk Kecamatan Gamping, Sleman. Dukuh Mayaan ini pun punya banyak sekali “koleksi” polisi tidur yang lumayan menyebalkan.
Walau bukan jalan utama, Jalan Tambak-Bendo pada kenyataannya menjadi andalan banyak warga. Sangat disayangkann kondisi jalan andalan warga ini berakhir miris. Menurut saya, ada baiknya dinas terkait atau pemerintah memperbaiki kondisi Jalan Tambak-Bendo ini.
Penulis: Noor Annisa Falachul Firdausi
Editor: Kenia Intan
BACA JUGA Jogja Itu Membosankan, tapi Saya Nggak Punya Alternatif Kota Wisata Lain
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.