Mengenal Jalan Slamet Riyadi Kartasura yang Underrated karena Kalah Terkenal sama Jalan Slamet Riyadi Solo

Mengenal Jalan Slamet Riyadi Kartasura yang Underrated Karena Kalah Terkenal sama Jalan Slamet Riyadi Solo

Mengenal Jalan Slamet Riyadi Kartasura yang Underrated Karena Kalah Terkenal sama Jalan Slamet Riyadi Solo (unsplash.com)

Kalau mendengar nama Jalan Slamet Riyadi, kebanyakan orang langsung mikirnya ke Solo. Jalan lebar, trotoar estetik, lampu cantik, deretan kafe kalcer Gen Z dan kaum perantau, dan sudah jadi semacam jantungnya Kota Solo karena berbagai event mulai dari yang kecil seperti CFD dan berbagai event nasional bahkan internasional juga sering diadakan di kawasan ini. Padahal ada satu lagi “Slamet Riyadi” yang diam-diam sibuk kerja tanpa banyak gaya: Jalan Slamet Riyadi versi Kartasura.

Boleh dibilang, Jalan Slamet Riyadi Kartasura ini seperti saudara kandung yang rajin, tapi kurang mendapat perhatian publik. Tak secantik adiknya di Solo, jalan ini memang nggak mulus dan banyak lubangnya, bahkan trotoar saja tidak punya. Tapi jangan salah, jalur ini sama pentingnya, bahkan punya kelebihan yang bikin ia layak diperhitungkan.

Jalan utama dari Solo ke arah barat

Pertama, Jalan Slamet Riyadi Kartasura bukan jalan biasa. Ia adalah sambungan langsung dari Jalan Dr. Rajiman di Solo, lalu terus memanjang ke barat hingga tersambung ke jalan nasional Solo–Jogja. Artinya, ia adalah salah satu akses utama keluar masuk Solo menuju Klaten, Jogja, atau Boyolali.

Di jam sibuk, kendaraan yang lewat sini bisa bikin jalan serasa “rest area berjalan” padat. Soalnya penuh mobil, motor, bus antarkota, sampai truk (jalan ini nggak bisa dilewati kendaraan besar karena terdapat underpass yang membatasi tinggi kendaraan). Bahkan Batik Solo Trans Koridor 3 pun lewat sini, menjadikannya bagian dari denyut nadi transportasi publik Solo Raya.

Bukan cafe, tapi kuliner yang merakyat

Lalu soal kuliner, ini bagian paling nikmat. Kalau Jalan Slamet Riyadi Solo dipenuhi kafe estetik dan tempat nongkrong yang benar-benar “kalcer” dan instagramable, Jalan Slamet Riyadi Kartasura menyuguhkan realitas yang lebih membahagiakan: makanan “beneran”.

Di sepanjang jalan ini kamu akan menemukan rumah makan seafood, ayam bakar, mie ayam, bakso, angkringan, sampai pedagang kaki lima yang jual gorengan panas dengan harga yang nggak perlu membuatmu berpikir puluhan kali seperti saat mau beli segelas es teh di kafe yang harganya bikin tepuk jidat.

Dan tentu saja, kawasan ini punya ikon kuliner utamanya, yakni bebek. Ada banyak sekali warung makan embel-embel “bebek” berjejer yang cukup menggoda buat dicicipi. Menjelang sore, terutama saat bulan Ramadan, kawasan ini berubah jadi semacam festival takjil jalanan. Ramai pedagang kuliner, bau harum kuliner menyerbak dan bikin susah fokus kalau cuma mau lewat.

Jalan Slamet Riyadi Kartasura yang bersejarah

Selain itu, sama seperti saudaranya di Solo, Jalan Slamet Riyadi Kartasura juga punya fungsi sosial: jadi tempat CFD (Car Free Day) warga Kartasura. Bedanya, CFD di sini lebih terasa lokal dan akrab. Nggak terlalu ramai influencer, tapi ramai bapak-bapak olahraga, ibu-ibu belanja sayur, anak-anak main sepeda, dan pedagang cilok yang jualannya enggak pernah sepi. 

Tapi yang sering terlupakan adalah nilai sejarahnya. Jalan Slamet Riyadi Kartasura dulu adalah jalur utama milik Keraton Solo, sebelum Jalan Slamet Riyadi Solo yang sekarang terkenal itu dibangun. Jalur inilah yang dulunya menghubungkan pusat kerajaan (Keraton Solo) dengan wilayah barat seperti Klaten dan Boyolali.

Jalan ini bahkan melewati situs Keraton Kartasura, istana penting sebelum berdirinya Keraton Solo dan Yogyakarta. Jadi, sebelum kita sibuk memuja jalan “versi modernnya” di Solo, jangan melupakan Jalan Slamet Riyadi Kartasura yang lebih dulu ada dan punya nilai sejarah panjang. Tanpa jalan ini, mungkin jalur sejarah Jawa tak akan bergerak seperti hari ini.

Memang Jalan Slamet Riyadi Kartasura tidak punya trotoar instagramable, lampu hias, atau mural seni urban. Tapi ia punya hal-hal yang justru lebih penting: fungsi, kehidupan, kuliner, dan jejak sejarah. Kadang, yang sederhana dan merakyat justru lebih punya cerita.

Oh ya satu lagi, berbeda sama Slamet Riyadi Solo yang nggak punya retail seperti Alfamart atau Indomaret (cuma ada satu Indomaret yang letaknya dekat Stasiun Purwosari) di sepanjang jalannya, di Jalan Slamet Riyadi Kartasura kamu justru bakal nemu banyak banget Alfamart maupun Indomaret bahkan Alfamidi.

Penulis: Muhammad Nur Azza
Editor: Intan Ekapratiwi

BACA JUGA Jalan Slamet Riyadi Solo Tidak Seindah Dulu, Sudah Tak Nyaman Dilalui dan Bikin Waswas.

Exit mobile version