Saking indahnya, Jalan Sarjono Ambarawa bisa menjadi alternatif untuk healing gratis.
Saat berkendara dari Demak ke Yogyakarta, saya lebih sering lewat Ambarawa-Magelang daripada jalan yang lain. Alasannya simpel saja, selain jalurnya lebih cepat, pemandangan yang disuguhkan benar-benar memanjakan mata. Itu mengapa, saya lebih sering menyebut jalanan di sana sebagai wahana healing gratis.
Saat mengeksplorasi jalanan Ambarawa, jujur saya kepincut dengan pemandangan di salah satu jalan. Namanya Jalan Sarjono yang merupakan jalur alternatif ke Magelang dan Yogyakarta yang juga satu jalur dengan tempat wisata Eling Bening. Sebenarnya Jalan Sarjono ini meliputi daerah Bawen dan Ambarawa. Namun, mayoritas jalannya yang terletak di Ambarawa menjadikan Jalan Sarjono lebih dikenal sebagai salah satu jalan indah di Ambarawa.
Saya sudah beberapa kali lewat sana, baik itu saat pagi, siang, maupun sore saat senja. Walau sekadar lewat, pemandangan yang terbentang berhasil membuat hati ini tentram saking indahnya. Bahkan, foto saya di salah satu titik Jalan Sarjono saat senja banyak dikira oleh salah satu spot wisata di Wonosobo.
Jalan Sarjono Ambarawa dikelilingi pegunungan dan perbukitan
Sebagai warga pesisir, melihat pemandangan hijau di dataran tinggi merupakan sesuatu yang sangat menarik. Kami sangat jarang melihat panorama gunung. Di sisi lain, bagi saya, pemandangan pegunungan selalu punya cara tersendiri untuk memikat hati. Nah, kebetulan pemandangan sepanjang Jalan Sarjono ini adalah kombinasi dari hal-hal yang jarang saya lihat dan saya sukai itu.
Saat melewatinya kalian akan disuguhkan dengan hamparan perbukitan dan beberapa gunung yang berjajar. Salah satu tempat favorit saya untuk melihat sunset adalah di seberang Tempat Pemakaman Bukan Umum (TPBU). Biasanya, saya berhenti sejenak saat lewat jalan tersebut di sore hari, sekadar untuk istirahat sekaligus menunggu senja. Benar saja, pemandangannya indah sekali.
Kalau pikiran sedang ruwet, tempat tersebut rasanya cocok untuk menetralisir pikiran-pikiran kusut yang berkecamuk. Pernah saya baca di salah satu sumber, psikolog Dacher Keltner mengatakan, melihat pemandangan alam dan hawa positif lewat video saja bisa memberi rasa damai dan bahagia. Apalagi kalau melihatnya secara langsung dan gratis ya.
Baca halaman selanjutnya: Jalan yang relatif …
Jalan yang relatif sepi dan jalan yang mulus
Bukan sekadar pemandangannya saja yang indah, Jalan Sarjono Ambarawa sangat mudah diakses. Jalannya sudah beraspal, sangat mulus dan mudah dilewati oleh berbagai jenis kendaraan. Selain itu, jalan Sarjono relatif sepi. Itu mengapa jalan ini kerap dijadikan jalan alternatif.
Kondisinya jauh berbeda dibanding Jalan Semarang-Jogja yang penuh dengan hiruk pikuk. Hampir jarang ditemui truk-truk besar dengan asap mengepul. Itu mengapa saya nyaman berkendara di jalan ini. Kondisi jalan ini juga jauh berbeda ketika saya lewat di jalanan Pantura sebagaimana yang biasa saya lalui.
Bagi saya, jalan yang mulus dan nggak macet adalah surga. Sebab, jalan yang penuh kerusakan akan rentan membuat setiap pengendara celaka, apalagi kalau dia nggak begitu mahir dalam berkendara. Di sisi lain, kemacetan bikin gampang bikin naik darah. Lha bagaimana tidak? Kita akan menghabiskan waktu berjam-jam di jalanan hanya karena macet. Untungnya, kedua hal menjengkelkan tersebut nggak saya temui di Jalan Sarjono Ambarawa.
Begitulah kira-kira gambaran Jalan Sarjono Ambarawa yang benar-benar menyenangkan hati. Selain lengang dan mulus, jalan ini bisa menjadi tempat healing gratis. Oleh karena gratis, tentu jangan disamakan dengan yang berbayar ya. Dilihat dari sisi fasilitas mesti jauh berbeda.
Penulis: Ahmad Nadlif
Editor: Kenia Intan
BACA JUGA Jalan Semarang-Demak, Jalan Paling Bikin Emosi di Jawa Tengah
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.