Kalau kalian sering bepergian ke Banyumas, tentu sudah nggak asing dengan jalan satu ini. Jalan raya yang terletak persis di sebelah utara Sungai Serayu ini memiliki kontur jalan yang cenderung rata. Ya, jalan yang saya maksud adalah Jalan Raya Kaliori-Patikraja Banyumas.
Saya pribadi kerap melalui jalur penghubung Banyumas dan Kecamatan Patikraja ini manakala harus bepergian ke Jogja. Sebab, Jalan Raya Kaliori-Patikraja adalah jalur alternatif yang bisa memangkas waktu perjalanan. Daripada harus memutar melewati Kecamatan Sokaraja, saya lebih memilih melintasi jalan di sepanjang Sungai Serayu ini.
Meski jadi jalur favorit, Jalan Raya Kaliori-Patikraja Banyumas ini tak lepas dari berbagai masalah yang menghantui pengendara, khususnya pengendara roda dua. Apa saja yang membuat pengendara waswas manakala melewati jalur ini?
Daftar Isi
Jalan Raya Kaliori-Patikraja Banyumas bergelombang
Saat datang dari arah selatan (Banyumas), para pengendara akan berbelok kiri setelah melewati jembatan Sungai Serayu. Selanjutnya, pengendara yang melintas akan dimanjakan dengan aliran Sungai Serayu di sisi sebelah kiri. Kilau air sungai membuat mata siapa pun yang memandangnya terpesona.
Selain itu, hawa sejuk khas area persawahan yang berada di sisi sebelah kanan akan menambah decak kagum pengendara. Di ujung persawahan ada hamparan perbukitan yang terlihat dengan jelas. Semua pemandangan itu bisa dinikmati para pengendara yang melintas.
Akan tetapi, seringnya para pengendara yang melintasi Jalan Raya Kaliori-Patikraja Banyumas ini terlalu asyik menyaksikan pemandangan sekitar sampai nggak fokus mengendarai kendaraan. Hal inilah yang terjadi pada saya. Saat melaju dengan kecepatan 60 kilometer per jam, saya terhipnotis kemegahan Sungai Serayu sehingga nggak sadar kalau jalan yang saya lalui bergelombang.
Kejadian tersebut nggak hanya terjadi sekali. Saking seringnya, saya sampai mewanti-wanti diri sendiri bahwa keindahan alam di jalur ini nggak ada apa-apanya dibanding keselamatan saya.
Kondisi jalanan yang bergelombang nggak bisa disepelekan. Kalau pengendara roda dua yang melintas nggak fokus dan gagal mengendalikan kendaraan, bukan tak mungkin malah terjadi kecelakaan. Jadi, kalau lewat Jalan Raya Kaliori-Patikraja, saya sarankan untuk berkendara dengan kecepatan di bawah 40 kilometer per jam dan tetap fokus, Lur!
Minim penerangan di malam hari
Suatu ketika, saya pernah melewati Jalan Raya Kaliori-Patikraja Banyumas saat dini hari. Waktu itu saya membawa motor NMAX, sementara kawan saya menggunakan motor Mio J. Saat melintasi jalur ini, saya menggunakan lampu jarak jauh di sepanjang jalan. Bukan, bukan karena lampu utama motor saya nggak menyala. Alasan saya menggunakan lampu jarak jauh karena lampu penerangan jalan di sepanjang Jalan Raya Kaliori-Patikraja sangat minim.
Selain itu, lantaran di sisi sebelah kiri ada Sungai Serayu, tentu saya nggak boleh lengah. Lalai sedikit saja bisa tercebur ke dalam sungai terbesar di Kabupaten Banyumas tersebut.
Minimnya penerangan jalan juga membuat pengendara “terperangkap” melintasi jalan yang berlubang. Sungguh jalan ini menjadi momok di malam hari bagi pengendara yang melintas.
Sepi bak kuburan di malam hari
Sewaktu melintasi Jalan Raya Kaliori-Patikraja Banyumas setelah mengunjungi Jogja, saya dan kawan berpapasan dengan beberapa kendaraan saja. Padahal waktu itu kondisinya sedang nggak hujan. Bayangkan jika hujan deras mengguyur, sudah pasti nggak akan ada satu pun pengendara roda dua yang berani melintas.
Sepinya jalur diperparah dengan minimnya pemukiman di sepanjang jalan ini. Jadi, kalau kalian nekat melintas jalan ini di malam hari, coba pikir-pikir lagi. Masalahnya, kalau sampai motor yang kalian kendarai bermasalah seperti kehabisan bensin atau ban motor bocor, tak ada yang bisa kalian lakukan selain mengeluarkan sumpah serapah. Wong jalannya sepi banget, Lur, suer! Kalau nggak mau menanggung risiko, mending lewat Jalan Raya Sokaraja.
Buat jamaah mojokiyah yang mau mudik melewati Jalan Raya Kaliori-Patikraja Banyumas, saya cuma bisa berpesan untuk tetap berhati-hati. Semoga kalian bisa sampai di kampung halaman masing-masing dengan selamat tanpa kekurangan suatu apa pun. Selamat mudik Lebaran buat sedulur-sedulurku, warga ngapak!
Penulis: Yanuar Abdillah Setiadi
Editor: Intan Ekapratiwi
BACA JUGA Purwokerto Selatan, Kecamatan Paling Ideal di Banyumas yang Sering Disepelekan.
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.