Jangan Tertipu Jalan Maribaya Lembang: Tampak Mulus dan Menenangkan, tapi Diam-diam Makan Korban

Jangan Tertipu Jalan Maribaya Lembang: Tampak Mulus dan Menenangkan, tapi Diam-diam Memakan Korban

Jangan Tertipu Jalan Maribaya Lembang: Tampak Mulus dan Menenangkan, tapi Diam-diam Memakan Korban (unsplash.com)

Jalan Maribaya Lembang merupakan jalanan utama ke arah Cibodas Lembang, Kabupaten Bandung Barat. Jalanan yang menghubungkan Alun-Alun Lembang dan Desa Cibodas ini memiliki panjang kurang lebih sekitar 7 kilometer. Jalan yang terletak di Kecamatan Lembang ini merupakan jalur yang aktif dilalui. Banyak wisatawan yang pergi melalui jalan ini untuk mengunjungi Maribaya Resort yang terkenal dengan air panas alaminya. Selain itu, jika ingin pergi ke Kebun Begonia Lembang dan Curug Maribaya, mau tak mau kita harus melalui jalan ini.

Jika dilihat melalui Google Maps, sekilas Jalan Maribaya Lembang tampak seperti jalan-jalan di desa pada umumnya. Jalannya tampak mulus dengan nuansa alam yang memberikan suasana menenangkan. Tapi nyatanya, jalan ini bisa membahayakan pengendara yang melintas sehingga pantas mendapat predikat jalan maut.

Jalan Maribaya Lembang, jalan yang aktif dilalui dengan penerangan seadanya

Seperti yang sudah saya jelaskan di atas, Jalan Maribaya adalah jalan utama untuk menuju beberapa destinasi wisata di Lembang, Kabupaten Bandung Barat. Maka tak heran apabila jalan ini aktif dilalui pengendara dari mana saja. Tak hanya siang hari, banyak pula pengendara yang melintasi jalan ini di waktu malam.

Sayangnya, penerangan jalan di sini begitu minim. Hanya ada beberapa lampu penerangan jalan, itu pun nyalanya tidak begitu terang.

Memang aman saja jika berkendara di siang hari, tapi ketika berkendara di malam hari melintasi Jalan Maribaya Lembang ini, suasana berubah jadi mencekam. Sebetulanya yang menyeramkan ketika jalanan kurang pencahayaan itu bukanlah hantu atau semacamnya, melainkan ancaman adanya begal serta kondisi jalan yang jadi tidak terlihat jelas.

Meski mulus, jalanan berkelok dan menanjak

Umumnya jalanan menuju desa-desa di kabupaten berkelok plus menanjak. Dan Jalan Maribaya Lembang ini demikian. Di setiap tanjakannya bahkan rata-rata disertai belokan yang cukup tajam.

Hal yang mengerikan adalah ketika jalanan sedang sepi dan pengendara tidak tahu setelah belokan menanjak di jalan ini akan bertemu dengan kendaraan seperti apa. Syukur kalau tidak ada apa-apa, tapi kalau apes misalnya tiba-tiba ketemu truk atau bus besar kadang malah bikin panik. Akhirnya pengendara jadi hilang fokus dan kecelakaan tak terelakkan.

Ditemani jurang curam

Saat mulai memasuki pertengahan Jalan Maribaya Lembang, suasana mencekam biasanya dimulai. Hutan di sebelah kiri dan kanan akan menemani jalan yang menanjak dan berkelok. Selain itu yang lebih mengerikannya lagi adalah jurang di sepanjang jalan sekitar Maribaya Resort.

Sebenarnya beberapa sisi jalan yang terdapat jurang sudah dipagar, tapi sebagian sisi lainnya masih belum. Tak ada pembatas antara jalan dan jurang. Mungkin ini cara pemerintah setempat untuk mengetes kesabaran para pengendara yang melintas supaya tidak kebut-kebutan di Jalan Maribaya Lembang. Soalnya ngebut sedikit saja di sekitar sini, nyawa kita jadi taruhannya.

Jalan Maribaya Lembang rawan bencana longsor

Seolah masih kurang membahayakan, di jalan ini juga terdapat tebing yang cukup tinggi. Alhasil jalan ini rawan bencana longsor. Longsor kerap terjadi di sini dan memutus jalur wisata di daerah ini.

Diketahui pernah ada insiden kecelakaan yang memakan korban jiwa karena setelah terkena longsor, korban jatuh ke jurang di sebelahnya. Kurang maut apa lagi Jalan Maribaya ini?

Begitulah Jalan Maribaya Lembang di Kabupaten Bandung Barat yang mulus dan menenangkan, tapi diam-diam membahayakan. Sebetulnya pemerintah setempat sudah mengupayakan perbaikan walau nyatanya kurang maksimal. Jadi jangan tertipu, diam-diam Jalan Maribaya adalah maut.

Penulis: Handri Setiadi
Editor: Intan Ekapratiwi

BACA JUGA Sisi Gelap Wisata Lembang, Wisata Indah yang Mencekik Warga Lokal.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Exit mobile version