Jalan Dr Setiabudi, Jalan Megah di Kota Bandung yang Paling Menyengsarakan Pengendara

Jalan Dr Setiabudi, Jalan Megah di Kota Bandung yang Paling Menyengsarakan Pengendara

Jalan Dr Setiabudi, Jalan Megah di Kota Bandung yang Paling Menyengsarakan Pengendara (unsplash.com)

Terdapat jalan yang begitu megah di Kota Bandung. Jalan tersebut bernama Jalan Dr (Doktor) Setiabudi. Jalan Dr Setiabudi di Kecamatan Sukasari ini memiliki peran penting sebagai penghubung Kota Bandung dengan Lembang di sebelah utara. Selain itu, Jalan Dr Setiabudi menjadi tampak megah dengan berdirinya beberapa toko besar seperti Borma di pinggir jalannya, menjadi kampus-kampus besar berada, dan ada juga kuliner seperti Mie Gacoan yang mentereng di sini.

Untuk mendukung kemegahannya, jalan metropolitan di Kota Bandung ini memiliki ukuran yang cukup lebar sekitar 12 meter hingga 14 meter. Sehingga jalan dengan jarak sekitar 6 kilometer tersebut sering kali dilalui oleh truk-truk besar.

Namun sayangnya, di balik kemegahan Jalan Dr Setiabudi Bandung, terdapat penderitaan bagi pengendara yang melintasinya. Saya sendiri sebagai pengendara yang kerap melalui Jalan Dr Setiabudi mengakui bahwa jalan nan megah di Kota Bandung ini merupakan jalan paling menyengsarakan pengendara.

Pusat kemacetan

Jalan Dr Setiabudi merupakan salah satu jalan utama di daerah Bandung Utara. Sebagaimana yang telah disebutkan, jalan megah ini merupakan jalan metropolitan serta akses bagi warga kota untuk menuju Lembang. Mau tidak mau jalan ini kerap menjadi pusat kemacetan.

Entah kenapa walaupun jalan sudah didesain cukup lebar, tetap saja kemacetan selalu tidak bisa dihindari ketika melintasi Jalan Dr Setiabudi. Kemacetan yang menyengsarakan pengendara ini biasanya terjadi pada saat-saat tertentu. Misalnya saja ketika sore hari di waktu pulang kerja, saat weekend, dan ketika ada acara tertentu di tempat yang berlokasikan di Jalan Dr Setiabudi Bandung ini.

Banyak kampus megah berdiri di Jalan Dr Setiabudi Bandung yang menambah sengsara pengendara

Di Jalan Dr Setiabudi ini berdiri beberapa kampus megah seperti UPI (Universitas Pendidikan Indonesia), Unpas (Universitas Pasundan), dan Sekolah Tinggi Pariwisata NHI Bandung. Kehadiran kampus-kampus tersebut memang membuat jalan ini tampak megah, tapi di sisi lain menjadi mimpi buruk bagi para pengendara yang melaluinya.

Contohnya saja ketika pulang kerja melalui jalan ini, jalanan akan semakin macet karena banyak sekali mahasiswa yang lalu lalang di Jalan Dr Setiabudi. Selain itu, yang paling membuat sengsara adalah ketika tiba momen wisuda.

Momen yang seharusnya membahagiakan tersebut nyatanya sangat menyengsarakan para pengendara yang melalui Jalan Dr Setiabudi. Arus lalu lintas jadi terganggu lantaran banyak kendaraan yang keluar masuk kampus. Akibatnya, kemacetan parah tak bisa dihindari. Dulu pernah ada wisuda salah satu kampus di jalan ini yang bikin saya mati kutu kena macet hampir 1 jam lamanya!

Rawan kecelakaan, banyak kendaraan tiba-tiba blong di jalan

Bagi para pengendara yang akan melewati Jalan Dr Setiabudi Bandung, jangan sekali-kali tertipu dengan kemegahannya. Nyatanya, jalan yang diresmikan sejak tahun 1950 tersebut menyimpan berbagai kenangan kelam yang menyengsarakan pengendaranya. Banyak kecelakaan yang telah terjadi di jalan yang tampak besar ini.

Di tahun ini saja tercatat kurang lebih 3 kecelakaan yang terjadi di jalan tersebut. Beberapa di antaranya kecelakaan terjadi akibat dari rem kendaraan yang tiba-tiba blong. Misalnya saja baru-baru ini terjadi kecelakaan truk di Jalan Dr Setiabudi akibat rem blong. Truk menabrak tiang listrik hingga menyebabkan sopir meninggal. Sungguh jalan megah, tapi jadi mimpi buruk bagi pengendaranya.

Jalan Dr Setiabudi ini memang sekilas seperti wujud dari romantisnya kota Bandung. Jalannya yang megah, menjadi penghubung menuju destinasi wisata di Lembang, dan juga metropolitan. Tapi hati-hati, nyatanya jalan ini merupakan jalan yang paling menyengsarakan.

Penulis: Handri Setiadi
Editor: Intan Ekapratiwi

BACA JUGA Jalan Gegerkalong Kota Bandung Semakin Menyebalkan karena Pemkot dan Pengguna Jalan yang Nggak Peka.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Exit mobile version