Sebagai kota metropolitan yang memiliki APBD cukup tinggi, rasanya wajar saja kalau Surabaya memiliki jalan raya yang lebar dan trotoar cantik dengan deretan pohon tabebuya yang estetis. Sayangnya, jalanan yang indah dengan fasilitas yang bagus, hanya bisa kamu lihat di pusat Kota Surabaya atau di jalanan protokol.
Kalau kamu benar-benar mengelilingi Surabaya sampai ke perumahan dan perkampungannya, pemandangannya akan berbeda. Jalan nggak rata dan bergelombang ada di mana-mana. Beberapa di antara jalan tersebut rawan kecelakaan, banyak penjambretan dan berbahaya bagi pengendara pemula.
Untuk kamu yang baru belajar mengemudi ataupun pendatang yang belum familier dengan jalan di Surabaya, sebaiknya mewaspadai lima jalan berikut ini:
Daftar Isi
- #1 Banyak kecelakaan di Jalan Margomulyo menuju Terminal Osowilangun
- #2 Jalan berbahaya lainnya di Surabaya adalah Jalan Perak
- #3 Jalan Kedung Cowek menuju Jembatan Suramadu, jalan yang berbahaya siang dan malam
- #4 Jalan Jemur Ngawinan, jalan di Surabaya yang strategis tapi penuh jebakan
- #5 Jalan Jagir Wonokromo, jalan yang kadar nggak ratanya kelewatan
Jalan Margomulyo arah menuju Terminal Osowilangun adalah akses utama dari Surabaya menuju Kota Gresik dan sebaliknya. Margomulyo adalah pusat pergudangan sehingga banyak truk gandeng dan kontainer berseliweran. Selain truk, ada bus, mobil pribadi, hingga tronton muatan besi melewati Jalan Margomulyo setiap hari dari siang hingga malam tak pernah berhenti.
Sudah tak terhitung lagi berapa banyak kecelakaan yang terjadi di Jalan Margomulyo ini. Rata-rata kecelakaan dialami oleh pengendara motor yang menabrak truk atau kontainer. Kalau motor yang dikendarai oleng sedikit saja, nyawa langsung terbang ke surga.
Dibutuhkan konsentrasi di atas rata-rata untuk melewati jalan di Surabaya satu ini, apalagi ketika musim hujan datang, daerah di sini banjir dan airnya bisa sampai merendam jalan raya. Selama nggak punya cadangan nyawa, sebaiknya hindari Jalan Margomulyo.
#2 Jalan berbahaya lainnya di Surabaya adalah Jalan Perak
Jalan lain yang berbahaya untuk dilewati, terutama pengendara motor adalah Jalan Perak. Jalan yang menjadi akses utama menuju salah satu pelabuhan terbesar di Indonesia, yaitu Pelabuhan Tanjung Perak. Di kawasan ini juga ada markas Angkatan Laut dan rumah sakit besar skala nasional.
Oleh karena itulah Jalan Perak sangat padat. Ada berbagai macam kendaraan tumplek blek di sini, mulai dari kendaraan pribadi, bus, hingga kontainer berbagai macam ukuran. Beberapa orang menyebut Jalan Perak sebagai lintasannya transformer karena mayoritas kendaraan yang lewat berukuran besar.
Bagi pengemudi pemula akan sangat berbahaya melewati ruas jalan di Surabaya satu ini apalagi di malam hari karena penerangan lampunya kurang baik. Jalan yang selalu ramai bahkan ketika malam hari ini sudah memakan banyak korban jiwa. Banyak pengendara yang meninggal dunia karena terlindas truk.
Surabaya bukan daerah wisata seperti Jogja. Jika di Jogja penuh dengan wisatawan saat musim liburan, Surabaya sebaliknya. Kota kami di hari libur kerja (Sabtu-Minggu) atau hari libur nasional lainnya jalannya justru sepi. Jalan di Surabaya akan ramai sekali saat hari kerja, terutama di pagi dan sore hari saat mayoritas orang pulang kantor.
Lantaran harga rumah di Surabaya mahal, banyak pekerja yang memilih membeli rumah di kota pinggiran Surabaya seperti Gresik, Sidoarjo, dan Madura. Oleh karena itu akses utama menuju kota-kota tersebut selalu ramai. Seperti yang terjadi di Mastrip menuju ke Sepanjang Sidoarjo dan Jalan Kedung Cowek menuju ke Jembatan Suramadu.
Selain dibutuhkan keterampilan berkendara yang baik agar bisa bermanufer di keramaian Jalan Kedung Cowek. Pengemudi di jalan ini harus sabar karena entah kenapa mayoritas orang yang melewati jalan ini suka melanggar peraturan lalu lintas. Nggak jarang lampu lalu lintasnya masih merah, ada pengendara yang nyelonong begitu saja. Mana pada nggak pakai helm kalau naik motor.
Melewati Jalan Kedung Cowek harus berhati-hati, jangan percaya pada rambu lalu lintas, percayalah pada Tuhan dan tetaplah waspada. Selain berbahaya di siang hari, Jalan Kedung Cowek juga bahaya dilewati saat malam hari karena sering terjadi begal dan klitih. Siapa bilang klitih hanya terjadi di Jogja, di Surabaya juga ada, hanya jarang terekspos saja.
Beberapa waktu lalu, teman kerja saya akan pulang ke rumahnya di Madura melewati Jalan Kedung Cowek pada malam hari sekitar pukul 11 malam dan melihat segerombolan remaja membawa parang dan rantai motor kebut-kebutan. Sebelumnya, adik saya melihat pengendara motor disabet carok (senjata tajam) di sekitar Kedung Cowek.
Daripada membuang nyawa sia-sia, kalau belum terbiasa melewati jalan di Surabaya dan belum mahir berkendara pula, sebaiknya menghindari Jalan Kedung Cowek di malam hari.
#4 Jalan Jemur Ngawinan, jalan di Surabaya yang strategis tapi penuh jebakan
Jalan Jemur Ngawinan adalah jalan yang setiap hari saya lewati saat pulang dari kantor. Sebenarnya jalan ini nggak berada di pinggiran, posisinya strategis karena berada dekat dengan mall, rumah sakit, apartemen, kampus, hingga perkantoran. Sayangnya, meskipun menjadi jalan raya yang banyak dilalui warga Surabaya, Jalan Jemur Ngawinan ini penuh dengan jebakan batman.
Banyak manhole yang berada di tengah jalan raya ambles. Posisi manhole-nya zig zag pula sehingga susah untuk menghindarinya. Kalau laju motor yang kita kendarai sudah pelan tapi tetap kejeglong manhole, minimal skok motor mati atau bocor. Sementara kalau kendaraannya melaju kencang ya wassalam, pasti berciuman dengan aspal dan terjatuh.
#5 Jalan Jagir Wonokromo, jalan yang kadar nggak ratanya kelewatan
Sebenarnya kalau boleh jujur selain jalan protokol, mayoritas jalan raya di Surabaya itu nggak rata. Memang nggak berlubang, tapi aspalnya nggak mulus. Penyebabnya karena setiap ada kerusakan atau lubang, posisi tambalannya selalu lebih tinggi dari permukaan aspalnya. Kondisi jalan seperti itu membuat pengendara motor dan mobil nggak nyaman, sekaligus nggak enak dipandang.
Nah, di antara semua jalan nggak rata di Surabaya, Jalan Jagir Wonokromo adalah salah satu jalan yang kadar nggak ratanya kelewatan. Saya bisa mengatakan demikian karena teman saya yang belum waktunya melahirkan harus lahiran di dalam mobil karena melewati Jalan Jagir Wonokromo ini. Benar-benar jalan laknat, untung saja ibu dan bayinya sehat karena mobilnya Fortuner. Bayangkan kalau naik Agya yang kesenggol kerikil doang kabinnya getar, apa nggak nangis lewat Jalan Jagir saat sedang hamil.
Selain aspal nggak rata, bergelombang, dan berdebu. Jalan Jagir, tepatnya di perempatan Jagir yang ada perlintasan kereta api juga perlu diwaspadai. Banyak pengemudi mobil dan motor yang berada di tengah-tengah jalan raya dan mengabaikan traffic light saat kereta api lewat sehingga menimbulkan penumpukan kendaraan di tengah jalan raya. Dibutuhkan kemahiran sekaligus kesabaran untuk bisa melewati Jalan Jagir dengan kondisi badan dan mental sehat.
Itulah kelima jalan berbahaya di Surabaya yang sebaiknya dihindari oleh pemula. Kalau nggak bisa ya pastikan untuk tetap berhati-hati dan pelan-pelan saat melewatinya, ya!
Penulis: Tiara uci
Editor: Intan Ekapratiwi
BACA JUGA Jalan Tunjungan, Ikon Kota Surabaya yang Semakin Tidak Ramah Wisatawan.
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.