Rumor kepindahan Jadon Sancho ke Manchester United semakin panas. Kabar soal tarik-ulur penawaran harga menjadi alot seiring Borussia Dortmund yang enggan menurunkan harga. Tapi, sebenarnya United butuh Sancho nggak, sih? Lalu apa dampak kedatangannya ke dalam skuat?
Butuh tapi beresiko
Jadon Sancho adalah tipe pemain cepat disertai kemampuan dribbling yang baik. Kemampuan dribbling ini sangat bermanfaat untuk menarik lawan sehingga tercipta ruang kosong yang bisa dimanfaatkan tandemnya untuk menciptakan gol.
Selain itu, kemampuan passing Sancho juga baik. Kemampuan passingnya kebanyakan ia gunakan ketika berhasil merangsek masuk ke kotak penalti lawan. Setelah sukses melewati hadangan lawan, ia akan mengumpan ke kawannya yang sudah menunggu di celah kosong untuk mengkonversikan umpan menjadi gol.
Di United nanti, kedua kemampuannya di atas bakal menambah variasi bagi lini serang. Kemampuannya menarik perhatian musuh memudahkan tugas Rashford maupun Martial untuk masuk ke kotak penalti lawan.
Namun, kedatangan Jadon Sancho adalah ancaman untuk satu dari anggota trio lini depan United yang sedang dalam performa terbaiknya sejauh ini, yaitu Mason Greenwood.
Lebih sering dicadangkan akan menghambat perkembangannya. Menit bermain adalah hal yang dibutuhkan bagi seorang pemain muda yang sedang meroket macam Greenwood.
Usia dan proyek jangka panjang United
Jadon Sancho kini berusia 20 tahun. Melihat performanya yang cemerlang, bukan mustahil kalau beberapa tahun ke depan, Sancho dapat menjadi seorang besar. United sadar betul dengan potensi ini.
Kedatangan Sancho, selain sebagai bintang yang mampu mengangkat performa tim, juga bisa dianggap sebagai rencana jangka panjang. Bayangkan ketika Sancho menginjak usia 24, ketika seorang pemain (kecuali kiper) masuk ke usia emas. Sikap, mental, pola pikir, dan pengambilan keputusan akan semakin matang.
Harga selangit dan pembelian yang lebih penting
Jadon Sancho dibanderol 117 juta paun (menurut Transfermarkt), angka yang fantastis untuk pemain muda. Harga tersebut bukan tanpa alasan. Peformanya yang mengesankan membuatnya menjadi salah satu pemain termahal Bundesliga. Namun, apa layak United membayar segitu untuk mendapatkan Sancho?
Seharusnya United lebih memprioritaskan lini belakang.Tidak mungkin United hanya mengandalkan Harry Maguire. Untuk mengarungi Liga Champions, misalnya, Maguire butuh tandem. Uang 120 juta paun akan lebih berguna jika United membelanjakan untuk pemain bertahan. Misalnya memboyong Kalidou Koulibaly, Pau Torres, atau Gabriel Magalhaes.
Namun, ketika United bersikukuh membeli Sancho, uang sebesar itu rasanya akan kembali dengan cepat seiring sisi komersil si pemain sendiri. Penjualan kaos dan pernak pernik soal Sancho kembali menstabilkan neraca keuangan United.
Image penghambur uang dan klub selebgram
Manchester United banyak mengalami kegagalan transfer, apalagi dengan biaya yang tak sedikit. Dari Veron, Anderson, Fellaini, hingga Di Maria. Semuanya berakhir tak sesuai dengan biaya yang dikeluarkan. Banderol pemain di atas tak berbanding lurus dengan performa.
Jadon Sancho, dengan harga selangit, juga pasti akan diikuti sejuta ketakutan akan kegagalan. Ekspektasi khalayak akan penampilannya bisa saja menjadikannya flop dan menjadi cemoohan publik.
United bahkan dilabeli klub selebgram, klub Tik Tok, dan segala stigma terkait eksistensi medsos. Lingard dan Pogba lebih dikenal dengan joged di ruang ganti ketimbang performa mereka di lapangan.
Kegiatan Sancho di medsos pun juga bisa dibilang cukup intens. Ketakutan para fans United akan penurunan performanya dan kegiatan di medsos akan berujung seperti Lingard.
Sebagai penutup, jangan terlalu berharap dengan rumor. Ketika Jadon Sancho jadi pindah ke United pun jangan bebani dia dengan sejuta ekspektasi. Hal yang bisa fans Unted lakukan hanyalah menyaksikan apakah Sancho dapat memikul banderolnya yang selangit itu.
Sumber gambar: IG @sanchoo10.
BACA JUGAÂ Surat dari Korawa untuk para Pengagum Pandawa dan tulisan Bimo Suryo Kumoro lainnya.
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.