Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Artikel

Jadi Musisi Itu Lebih Menjanjikan Daripada Jadi Presiden

Ade Vika Nanda Yuniwan oleh Ade Vika Nanda Yuniwan
19 September 2019
A A
jadi musisi

jadi musisi

Share on FacebookShare on Twitter

Belakangan ini santer terdengar berita kebobrokan yang terjadi di tanah air kita. Dibuka dengan munculnya pemberitaan rasisme tepat di bulan kemerdekaan Indonesia, lalu menuju klimaks masalah dengan kerusuhan di Papua Barat. Seakan belum tuntas menghapus masalah krusial seputar diskriminasi, kini pemerintah Indonesia harus dihadapkan oleh kabar polusi asap di beberapa kota di Sumatera dan Kalimantan dan penolakan revisi UU KPK.

Adanya beberapa masalah krusial yang terjadi di Indonesia saat ini membuat sebagian besar rakyat Indonesia menuntut janji presiden terpilih kita—Jokowi untuk segera menepati janji kampanyenya. Untuk menggambarkan keadaan itu bahkan sebuah media menjadikan ilustrasi Jokowi dengan bayangan pinokio berhidung panjang sebagai sampul majalah. Semakin runyam lah permasalahan di Indonesia.

Saya yakin di balik keselowan Pak Jokowi, pasti terbesit rasa bingung, dan gundah gulana. Ya Pak, jadi presiden memang begitu. Sudah jadi resiko yang harus njenengan tanggung bahkan sebelum pelantikan periode jabatan njenengan yang kedua dilakukan. Pesta demokrasi dan pesta kemenangan kemarin seperti menjadi jeda bernafas bagi njenengan untuk menahan nafas lebih lama selanjutnya. Selain singkat, ya harus pandai-pandai mempersiapkan diri.

Kepusingan itu belum lagi ditambah hujatan-hujatan, sindiran-sindiran, sekaligus tuntutan masa yang jika terlalu lama diabaikan bisa meledak kapan saja. Meskipun jadi presiden adalah profesi yang terhormat dan strategis, tapi jangan lupakan tentang betapa beratnya tugas seorang presiden.

Tapi setelah membaca sebuah berita dari Kompas.com yang mengatakan bahwa karya Ahmad Dhani akan tetap dicintai banyak orang terlepas dari masalah-masalah yang menimpanya, saya jadi berpikir jika jadi musisi itu lebih menjanjikan dari pada jadi presiden. Seorang Ahmad Dhani yang sangat kontroversial masih bisa dikenang dan dicintai oleh banyak orang karena musik-musiknya.

1. Musisi fokus bekerja di bidang musik

Semua orang bisa jadi musisi. Termasuk Bapak Jokowi yang berlatar belakang alumni jurusan kehutanan. Dari pada bingung cari cara memadamkan kebakaran di hutan Riau dan Kalimantan, jadi musisi bisa anteng mikir cari inspirasi lagu baru. Kalau jadi presiden ya jelas harus turun ke lapangan dan meninjau titik kebakaran. Setelah itu harus kembali dipusingkan dengan pencarian solusi.

Meskipun tidak menampik, setiap pekerjaan pasti memiliki tingkat kesukaran masing-masing. Tapi kok sepertinya jadi presiden tingkat kesukarannya juga ikut level presiden? Jadi musisi memang pusing pada saat pembuatan lagu baru, tapi setidaknya bisa sedikit rileks karena bisa sambil main gitar atau mendengarkan musik.

Baca Juga:

Sisi Gelap Kerja di Korea Selatan: Gaji Besar tapi Hak-hak Lain Tergadaikan  

Dosa Gubernur Jawa Timur pada Orang Madura: Rasisme Dibiarkan, Pendidikan Konsisten Rendah, Kemiskinan Tetap Tinggi!

2. Lebih minim haters

Semua orang pasti memiliki haters. Tapi jika dibandingan antara musisi dan presiden, presiden lebih memiliki banyak haters. Ya iyalah jelas. Salah ambil keputusan sedikit bisa dianggap masalah oleh umat politikus, umat cendekiawan, atau bahkan umat awam sekalipun. Bagaimana dengan musisi? Musisi jelas tetap memilki haters. Tapi haters-haters itu pasti muncul dari kalangan netizen yang sedari awal memang bukan termasuk penggemarnya.

Keduanya jelas tampak beda. Presiden lekat dengan status sebagai orang nomor 1 di sebuah negara sedangkan musisi ya orang yang ahli di bidang permusikan. Sebagai orang nomor satu yang memimpin sebuah negara, salah mengambil keputusan bisa jadi bulan-bulanan masyarakat satu negara juga.

3. Memiliki waktu dan pemasukan yang fleksibel

Musisi adalah profesi yang menjanjikan. Seorang musisi bisa memiliki jam istirahat dan pemasukan yang fleksibel. Seorang musisi bisa menentukan kapan ia akan menerima dan menolak tawaran manggung. Selain itu, pemasukan akan dapat disesuaikan sendiri oleh seorang musisi ketika ia telah lama menggeluti bidangnya hingga dikenal oleh banyak orang.

Berbeda halnya dengan presiden. Meski sama-sama dikenal oleh banyak orang, menjadi presiden mempunyai waktu istirahat yang sedikit dan akan selalu disibukkan oleh kepentingan-kepentingan protokoler. Pemasukan presiden? Ya tentu sudah ditetapkan besaran gajinya, hehehe~

4.  Memiliki nama fansclub yang pas 

Ada cebong, ada kampret. Meski sebutan-sebutan itu khusus para pendukung salah satu paslon pemilu April lalu, sebutan itu tercipta karena kesepakatan bersama dan muncul secara tidak terduga. Rasa-rasanya nama fansclub tersebut kurang oke jika dibanding nama fansclub Judika, yaitu Judikaholic.

Beberapa kelebihan sebagai seorang musisi di atas pasti akan lebih menjanjikan dibanding menjadi seorang presiden. Tapi buat Pak Jokowi, semangat Pak. Kalau setelah masa jabatan berakhir, boleh lah banting setir jadi musisi. Siapa tahu bakal punya banyak penggemar? (*)

BACA JUGA Orang Lain Menyebutnya Pembunuh atau tulisan Ade Vika Nanda Yuniwan lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 19 September 2019 oleh

Tags: jadi musisikerusuhanpapua baratpresidenrasismeruu kpk
Ade Vika Nanda Yuniwan

Ade Vika Nanda Yuniwan

Pekerja literasi yang mencintai buku, anak-anak, dan pendidikan. Suka berdiskusi sambil nulis ringan untuk isu-isu yang di sekelilingnya.

ArtikelTerkait

Saya Iri dengan Jalanan di Jawa yang Selalu Diperhatikan Presiden, Tak Seperti Jalanan di Kabupaten Bengkayang

Saya Iri dengan Jalanan di Jawa yang Selalu Diperhatikan Presiden, Tak Seperti Jalanan di Kabupaten Bengkayang

1 Februari 2024
buzzer pak jokowi

Sebenarnya Pak Jokowi Tidak Perlu Buzzer

3 Oktober 2019
Italia dan Ironinya: Marah Melihat Pizza Pakai Nanas, tapi Enteng Betul Bertindak Rasis

Italia dan Ironinya: Marah Melihat Pizza Pakai Nanas, tapi Enteng Betul Bertindak Rasis

22 Januari 2024
dpr

Ibu Saya Anggota DPR yang Sedang Didemo dan Anak-anaknya Ribut di Grup WhatsApp

30 September 2019
orang papua

Rasisme ke Orang Papua Terjadi Bukan karena Mereka Punya Kulit Hitam

15 Juni 2020
entah apa

Lagu Entah Apa yang Merasuki “Demokrasi” Kita dan Efek Suara Gagak

24 September 2019
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

6 Hal Sepele, tapi Menyebalkan Saat Zoom Meeting Mojok

6 Hal Sepele, tapi Menyebalkan Saat Zoom Meeting

30 November 2025
4 Hal Sepele tapi Sukses Membuat Penjual Nasi Goreng Sedih (Unsplash)

4 Hal Sepele tapi Sukses Membuat Penjual Nasi Goreng Sedih

29 November 2025
3 Alasan Saya Lebih Senang Nonton Film di Bioskop Jadul Rajawali Purwokerto daripada Bioskop Modern di Mall Mojok.co

3 Alasan Saya Lebih Senang Nonton Film di Bioskop Jadul Rajawali Purwokerto daripada Bioskop Modern di Mall

5 Desember 2025
Ketika Warga Sleman Dihantui Jalan Rusak dan Trotoar Berbahaya (Unsplash)

Boleh Saja Menata Ulang Pedestrian, tapi Pemerintah Sleman Jangan Lupakan Jalan Rusak dan Trotoar Tidak Layak yang Membahayakan Warganya

3 Desember 2025
Betapa Merananya Warga Gresik Melihat Truk Kontainer Lalu Lalang Masuk Jalanan Perkotaan

Gresik Utara, Tempat Orang-orang Bermental Baja dan Skill Berkendara di Atas Rata-rata, sebab Tiap Hari Harus Lawan Truk Segede Optimus!

30 November 2025
4 Hal yang Membuat Orang Solo seperti Saya Kaget ketika Mampir ke Semarang Mojok.co

4 Hal yang Membuat Orang Solo seperti Saya Kaget ketika Mampir ke Semarang

3 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • JogjaROCKarta 2025: Merayakan Perpisahan dengan Kemegahan
  • Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar
  • Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada
  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?
  • Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.