Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Nusantara

Ironi Wonosobo: Pemerintah Gencar Promosi Wisata, tapi Warga Tetap Miris Hidupnya

Yoga Aditya L oleh Yoga Aditya L
11 Februari 2025
A A
3 Alasan Orang Wonosobo Malas Berwisata ke Dieng Mojok.co

3 Alasan Orang Wonosobo Malas Berwisata ke Dieng (unsplash.com)

Share on FacebookShare on Twitter

Entah sudah berapa kali, saya melihat iklan pariwisata di Wonosobo. Sebuah negeri yang dikatakan mirip dengan surga, keindahan alam luar biasa dan masyarakatnya yang ramah. Sebuah oase bagi mereka yang memimpikan hidup dalam kedamaian dan kebahagiaan.

Namun siapa sangka, di balik keindahan yang ditawarkan itu. Warga Wonosobo harus hidup dalam kesulitan yang jarang bahkan tidak akan diekspos oleh media. Mulai dari upah rendah, pekerjaan minim, sektor informal yang, lesu hingga harga-harga yang sudah setara dengan kota Yogyakarta.

Tulisan ini jelas dibuat bukan untuk mencibir pemerintah, melainkan sebagai sarana untuk berpikir ulang. Benarkah jalan ekonomi yang telah kita tempuh selama ini? Ataukah kita ternyata melintasi rel yang salah?

Masalah tanpa jawaban

Pembukaan lapangan kerja adalah hal yang mutlak ada untuk keberlanjutan ekonomi suatu daerah. Tanpa pekerjaan tentu manusia akan menjadi beban bagi manusia lain. Bekerja sebagaimana kata Pramoedya Ananta Toer, adalah hal yang mulia sebagai seorang manusia.

Namun Wonosobo nampaknya belum menjawab masalah itu. Lapangan kerja sedemikian sulit karena pemerintah terlalu fokus pada sektor pertanian yang minim serapan tenaga kerja baru. Tentu hal ini terjadi karena sektor pertanian mengandalkan tanah, padahal kita tahu sendiri, jumlah tanah cenderung stagnan bahkan berkurang, tidak mungkin sektor ini akan menjawab masalah itu.

Solusi lain yang tak datang dari negara adalah bekerja di sektor informal, namun perlu diingat bahwa sektor ini sangat tergantung pada sektor utama. Ketika sektor utama lesu atau terguncang, sektor informal juga akan lesu. Akibatnya, mau di sektor utama ekonomi atau jadi kerja informal akan tetap sama-sama nelangsa.

Harga sama dengan Yogyakarta

Eksperimen sederhana untuk melihat daya beli masyarakat adalah dengan membeli makanan lokal. Sebutlah bakso dan tempe. Dua makanan yang sudah tentu ada di daerah lain sebagai perbandingan yang setara.

Rata-rata harga bakso di Yogyakarta adalah sepuluh ribu rupiah, sementara harga tempe goreng adalah seribu rupiah. Harga itu sama dengan harga di Wonosobo. Kalau Yogyakarta mengandalkan wisatawan dan mahasiswa sebagai pembeli, maka Wonosobo hanya mengandalkan sesama warga lokal. Kalau beruntung sih, ada wisatawan dari Dieng yang berbelanja.

Baca Juga:

4 Alasan Kamu Wajib Coba River Tubing di Kebumen yang Sungainya Masih Bersih 

5 Hal Menyebalkan di Purwokerto yang Bikin Wisatawan Mikir Dua Kali sebelum Berkunjung

Kasus lain yang saya soroti adalah harga ayam geprek. Untuk seporsi ayam geprek di Yogyakarta harga rata-ratanya adalah sepuluh ribu rupiah. Harga yang sama persis bahkan terkadang lebih mahal Wonosobo. Bayangkan, jika Anda tinggal di Wonosobo dengan pekerjaan di sektor informal yang mengandalkan perputaran uang lokal, kemudian harus menanggung biaya makan yang sama dengan orang Yogyakarta yang dibantu perputaran uang dari pariwisata dan mahasiswa. Sudah pasti Anda akan lebih kesulitan secara ekonomi.

Jelas yang terpukul paling banter adalah sektor informal, sudah harga makanan sama mahalnya tapi penghasilannya lebih rendah daripada kota yang sebanding harganya. Apa yang membuat hal tersebut, saya belum mendapatkan jawabannya. Tapi intinya, hidup di Wonosobo tak seindah bayangan anda.

Baca halaman selanjutnya

Jangan salahkan perantau

Halaman 1 dari 2
12Next

Terakhir diperbarui pada 11 Februari 2025 oleh

Tags: ekonomilapangan kerjapariwisatawonosobo
Yoga Aditya L

Yoga Aditya L

ArtikelTerkait

Soto Golak, Saksi Bisu Paceklik yang Pernah Melanda Wonosobo

Soto Golak, Saksi Bisu Paceklik yang Pernah Melanda Wonosobo

31 Oktober 2023
Dilema Mudik Lewat Wonosobo: Pemandangannya Indah sih, tapi Problematik banjarnegara

Dilema Mudik Lewat Wonosobo: Pemandangannya Indah sih, tapi Problematik

19 April 2023
Hari Sawit Nasional

Apa Pentingnya Memperingati Hari Sawit Nasional?

15 November 2021
Surat Terbuka untuk Bupati Banyuwangi Terkait Minuman Keras (Unsplash)

Pariwisata Banyuwangi Jangan Berharap Melampaui Bali, Perbaiki Dulu Kekurangan yang Lain

29 Juli 2023
merlion madiun mojok

Patung Merlion di Madiun Nggak Perlu Digugat karena Orang Kampung pun Berhak Bahagia

4 Januari 2021
5 Hal Menyebalkan di Purwokerto yang Bikin Wisatawan Mikir Dua Kali sebelum Berkunjung Mojok.co

5 Hal Menyebalkan di Purwokerto yang Bikin Wisatawan Mikir Dua Kali sebelum Berkunjung

25 November 2025
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Kuliah Jurusan Ekonomi Pembangunan Bikin Saya Tidak Bisa Enjoy Shopping Lagi

Kuliah Jurusan Ekonomi Pembangunan Bikin Saya Tidak Bisa Enjoy Shopping Lagi

30 November 2025
Brakseng, Wisata Hidden Gem di Kota Batu yang Menawarkan Ketenangan

Brakseng, Wisata Hidden Gem di Kota Batu yang Menawarkan Ketenangan

2 Desember 2025
Suzuki Karimun Wagon R Boleh Mati, tapi Ia Mati Terhormat

Suzuki Karimun Wagon R Boleh Mati, tapi Ia Mati Terhormat

1 Desember 2025
3 Alasan Soto Tegal Susah Disukai Pendatang

3 Alasan Soto Tegal Susah Disukai Pendatang

30 November 2025
Bengawan Solo: Sungai Legendaris yang Kini Jadi Tempat Pembuangan Sampah

Bengawan Solo: Sungai Legendaris yang Kini Jadi Tempat Pembuangan Sampah

2 Desember 2025
4 Hal Sepele tapi Sukses Membuat Penjual Nasi Goreng Sedih (Unsplash)

4 Hal Sepele tapi Sukses Membuat Penjual Nasi Goreng Sedih

29 November 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • JogjaROCKarta 2025: Merayakan Perpisahan dengan Kemegahan
  • Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar
  • Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada
  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?
  • Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.