Daftar Isi
International Plaza Palembang dalam memori saya…
Sebagai pemuda yang lahir di tahun 2002, tentu saya nggak sempat menyaksikan IP Palembang di masa-masa naik daunnya. Begitu saya lahir di dunia, saya selalu mengenal International Plaza sebagai mall yang B aja alias biasa saja. Pusat perbelanjaan satu ini bukan yang terbaik, tetapi juga nggak jelek-jelek amat. Pokoknya kalau saya sedang suntuk di rumah dan ingin jalan-jalan, IP bukanlah destinasi pertama yang hinggap di pikiran saya.
Alih-alih sebuah mall yang menjadi tempat refreshing, saya lebih memandang IP sebagai tujuan terbaik untuk satu kegiatan: memperbaiki jam tangan. Pasalnya, di dalam pusat perbelanjaan satu ini, keluarga saya memiliki satu toko jam langganan. Hasilnya, setiap kali kami mengalami kendala yang berkaitan dengan jam, kami pasti berkunjung ke IP. Namun, begitu urusan itu selesai, tuntas pula perjalanan kami di sana. Tak begitu ada niatan kami untuk berjalan-jalan mengitari seisi mall, menghabiskan waktu lama-lama di sana, ataupun melaksanakan aktivitas pelipur penat lainnya.
Kalau dibandingkan dengan situasi di Depok—domisili saya saat ini—, International Plaza Palembang layak disandingkan dengan International Trade Center (ITC) Depok. Keduanya merupakan tempat yang saya singgahi jika ada keperluan tertentu di sana. Jika nggak ada? Ya jarang sekali timbul niatan untuk melangkahkan kaki ke sana.
Meski begitu, bukan berarti memori saya mengenai International Plaza Palembang hanya berkaitan dengan jam tangan. Saya ingat sekali, ketika saya masih belia, nenek pernah mengajak saya dan abang pergi ke IP di suatu siang. Katanya, beliau ingin membeli barang yang kebetulan hanya ada di IP.
Mulanya, saya dan abang saya ogah-ogahan karena Palembang sedang terik-teriknya dan kami harus pergi naik kendaraan umum. Tapi nenek mengiming-imingi kami dengan penawaran menarik di mata anak kecil saat itu: makan di McD yang saat itu masih ada di area IP.
Bukan lagi pilihan utama warga Palembang
Tak ada yang abadi di dunia ini. Segala sesuatu tak akan berada di puncak kesuksesan selamanya. Itulah yang terjadi pada International Plaza Palembang saat ini.
Selama beberapa tahun terakhir, IP dapat dikatakan sudah tak lagi menjadi destinasi peringkat pertama untuk menghilangkan penat mayoritas masyarakat Kota Pempek. Penyebabnya jelas: kehadiran mall-mall lain yang lebih modern seperti Palembang Icon (PI), Palembang Indah Mall (PIM), Palembang Square (PS), dan lain-lain. Modern di sini pastinya menyangkut urusan model bangunan, infrastruktur, hingga tenant yang ada di sana.
Jika kalian bertanya mengapa aspek tersebut sampai harus saya bicarakan, maka biarlah saya memberikan sedikit gambaran. Jadi, sudah lama lift di International Plaza Palembang nggak berfungsi. Di usia saya yang sudah kepala dua ini, saya sampai lupa kapan terakhir kali melihat lift di IP dapat berfungsi dengan baik. Bagi pengunjung, masalah seperti ini tentu jadi pertimbangan. Maka nggak berlebihan kalau saya mengungkit masalah lift ini dalam konteks modernitas di mall tersebut.
Selain lebih modern, faktor lainnya yang membuat warga Palembang lebih memilih untuk datang ke PI ataupun PIM adalah karena lokasinya cukup berdekatan. Maksudnya, kalau kita berkunjung ke IP, tak jauh dari sana ada PIM. Tak jauh dari PIM, ada PI. Nah, baik PI dan PIM jauh lebih memadai dalam berbagai aspek dibandingkan IP. Kalau sudah begini tentu banyak orang yang akhirnya lebih memilih pergi ke PI dan PIM, kan? Jaraknya kan nggak terlalu jauh.
Akan tetapi bukan berarti International Plaza Palembang telah sepenuhnya kehilangan sinar. Tempat ini tetap menjadi lokasi tujuan menarik bagi warga yang ingin membeli atau menjual ponsel, mencari pakaian dengan harga lebih miring, dsb.
Kesimpulan
Singkatnya, walaupun mungkin terdengar cukup sadis, tetapi rasanya pantas jika saya menyebut IP sebagai pusat perbelanjaan kelas dua di Kota Pempek Mungkin beberapa dekade lalu, saya tentu nggak berani menjulukinya demikian. Akan tetapi di era sekarang, si tua IP memang tak lagi menjelma mall yang diagung-agungkan warga Palembang. Di tahun baru ini, dengan melihat situasi yang ada sekarang, tak berlebihan rasanya jika saya menyebutkan International Plaza Palembang memang sudah menemui senjakalanya.
Penulis: Bintang Ramadhana Andyanto
Editor: Intan Ekapratiwi
BACA JUGA 4 Hal yang Paling Saya Banggakan dari Palembang.
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.