Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Artikel

Inilah 5 Jenis Udang yang Sering Kalian Temukan di Pasar

Bastian Ragas oleh Bastian Ragas
3 Agustus 2020
A A
jenis udang mojok

jenis udang mojok

Share on FacebookShare on Twitter

Semisal udang dalam tangguk,

Bagai udang tak tahu bungkuknya,

Bagai udang terpanggang,

Ada udang di balik batu.

Tidak hanya terkenal sebagai salah satu kuliner yang lezat, udang rupanya menjadi primadona tersendiri dalam dunia peribahasa. Itulah sebabnya hampir seluruh penduduk di bumi pasti tahu tentang crustacea itu.

Udang merupakan salah satu biota air yang memiliki nama paling singkat, yaitu U dan G (oke, skip). Sebagai biota yang bisa ditemukan di semua jenis perairan, mulai dari tawar, payau hingga laut, udang memiliki penggemar tersendiri dalam dunia perkulineran. Saya katakan tersendiri karena tidak semua orang bisa memakan udang, sebab beberapa ada yang alergi usai mengkonsumsinya. Oh iya, udang merupakan salah satu biota air yang memiliki nama paling singkat, yaitu U dan G.

Nggak lucu ya? Lucu ih L

Tak perlu lama-lama, berikut adalah jenis-jenis udang yang sering kita temukan di pasaran Indonesia. Biar kalian tahu ilmunya, nggak cuma tahu makannya aja.

Baca Juga:

Pasar Sendangmulyo Semarang, Pasar Underrated Penyelamat Warga Komplek seperti Saya

Pasar Kentu Purworejo, Pasar yang Pasti Bikin Orang Salah Paham ketika Pertama Mendengar Namanya

Udang Galah (Macrobrachium rosenbergii)

Jenis udang ini merupakan yang paling mudah diingat, sebab memiliki ciri khas berupa ukuran capit yang sangat panjang hingga melebihi panjang tubuhnya sendiri. Bahkan, capit pada udang galah jantan memiliki ukuran yang tidak seimbang. Jika kebanyakan manusia memiliki ukuran tangan kanan yang lebih besar, udang galah jantan justru memiliki capit bagian kiri yang lebih besar. Mungkin udang galah masuk ke tim kidal, kayak Messi.

Oke ini nggak lucu.

Semasa hidup, udang galah merasakan dua jenis perairan yang berbeda. Pada stadia larva dan juvenil, udang galah akan hidup di perairan payau (5-20 ppt). Beranjak dewasa, udang galah akan mulai pindah ke perairan tawar dan akan kembali lagi ke perairan payau ketika memijah.

Tersebar cukup luas di hampir seluruh perairan tawar Indonesia, itulah mengapa biota ini juga mudah ditemukan di pasaran. Dengan harga Rp120.000-200.000/Kg isi 10 ekor, kalian sudah bisa masak-masakan di rumah. Jika tertarik untuk budidaya udang galah, jenis udang ini juga dijual pada ukuran juvenil (Rp40/ekor),  ukuran 3-5 cm (Rp250/ekor), dan ukuran 7-10 cm (Rp450/ekor).

Udang Hias/Red Cherry Shrimp (Neocaridina heteropoda)

Sebetulnya tidak hanya Red Cherry shrimp saja yang termasuk dalam sebutan udang hias. Masih ada Amano shrimp, Bee shrimp, dan udang Sulawesi yang masuk dalam kelas udang hias. Namun kali ini saya fokuskan ke Red Cherry shrimp karena merupakan salah satu udang hias yang paling menjadi favorit penggemar udang hias dan aquascape di Indonesia.

Udang jenis ini berasal dari Taiwan. Warna merah yang mencolok, menawan dan motif yang unik, membuat udang ini memiliki banyak peminat. Udang ini pun memiliki masa hidup yang cukup lama, yaitu rentang 1-2 tahun, dan mampu hidup hingga berukuran 4 cm dengan makanan favoritnya yaitu algae. Ukurannya yang kecil, mambuat udang ini tak layak konsumsi dan dikodratkan untuk menjadi udang hias.

Udang Vaname (Litopenaeus vannamei)

Udang vaname merupakan jenis udang konsumsi yang paling sering ditemukan di pasaran. Udang yang memiliki warna dominan putih ini sudah mampu dibudidayakan secara mandiri di Indonesia, sehingga pasokannya di dalam negeri cukup melimpah.

Tingginya produksi udang vaname di Indonesia, membuat KKP menargetkan peningkatan nilai ekspor udang pada 2024 mendatang hingga 250%. Artinya, terdapat dua kali lipat peningkatan setiap tahunnya. Berdasarkan data dari Direktorat Jenderal Penguatan Daya Saing Produk Kelautan Perikanan KKP, bahwa produksi udang vaname pada 2018 mencapai 1,27 miliar USD, dan akan menjadi 3,19 miliar USD pada tahun 2024.

Udang vaname bukanlah udang lokal Indonesia, melainkan dari daerah subtropis pantai barat Amerika. Sejak 1966, udang vaname mulai masif dibudidayakan di tambak-tambak Indonesia untuk menggantikan udang windu (Penaeus monodon) yang produksinya mulai melemah akibat penurunan kualitas lingkungan dan kematian massal karena virus.

Harga udang vanname di pasaran, untuk size 50 (artinya 50 ekor/kg) berada pada rentang Rp70.000-100.000.

Lobster (Panulirus ornatus)

Termasuk dalam keluarga udang-udangan, lobster sama halnya dengan udang hias, yaitu memiliki banyak jenis di dalamnya. Mulai dari lobster batu, lobster batik, lobster bambu, lobster pasir, hingga lobster mutiara yang kali ini akan menjadi pembahasan utama. Mengapa lobster mutiara? Sebab jenis lobster ini merupakan spesies lobster yang paling besar dan paling mahal, dan bisa disebut lobster kelas premium. Sedangkan lobster-lobster yang sering kalian konsumsi dengan harga terjangkau itu, bisa jadi hanya jenis lobster pasir, yang kelasnya masih ekonomi, hihihi.

Lobster mutiara memiliki ciri-ciri morfologi dengan corak biru kehijauan pada bagian cangkang. Terkadang, juga memiliki bintik-bintik besar maupun kecil berwarna kuning terang pada cangkangnya juga. Fungsi corak pada cangkang lobster yaitu untuk kamuflase sesuai habitatnya pada lingkungan terumbu karang, sehingga lobster akan lebih aman dari predator.

Harga beli lobster mutiara, mencapai Rp. 130.000-250.000/Kg untuk kualitas terbaiknya, atau mencapai Rp1,2 juta/Kg. Harga lobster yang mahal sesuai dengan proses budidayanya. Budidaya lobster memerlukan waktu 8-10 bulan untuk menghasilkan lobster dengan berat satu kilogram. Bandingkan jika kalian memelihara ikan lele selama 10 bulan, bisa dipastikan lele kalian itu bisa berbentuk macam monster nantinya.

Udang Mantis (Stomatopoda sp.)

Udang mantis atau udang sentadu merupakan salah satu jenis udang yang memiliki banyak keunikan. Pertama, meskipun kerap disebut udang, biota ini sebetulnya bukanlah udang, melainkan masuk ke dalam keluarga kepiting. Kedua, udang ini jarang dikonsumsi, dan lebih sering dijadikan udang hias di akuarium air laut

Selain itu, udang mantis juga menjadi inspirasi dalam teknologi kedirgantaraan dan olahraga berkat capit tinjunya yang sangat kuat itu. Tinjunya mampu mencapai kecepatan 80 km/jam dan memiliki akselerasi lebih cepat daripada peluru kaliber 22. Hal itulah yang mendorong para peniliti untuk mencari tahu rahasia dibalik capit ajaib udang mantis.

Itulah beberapa jenis udang yang sering kita temui di pasaran. Semoga dapat menambah wawasan kita, lalu kita tidak hanya tahu cara makan udang, tapi juga tahu cara bercerita tentang udang ke orang lain, sehingga kita terhindar dari cap otak udang.

BACA JUGA Pemancing Biasa Mencari Ikan, Pemancing Sejati Mencari Kesabaran dan tulisan Bastian Ragas lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 3 Agustus 2020 oleh

Tags: akuariumjenis udangpasar
Bastian Ragas

Bastian Ragas

Jebolan Perikanan, Hobi Mancing.

ArtikelTerkait

Pasar dan street food korea selatan

Pasar dan Street Food Korea Selatan Lebih Menarik ketimbang Drakornya

14 November 2021
Faktanya, Kuliah S2 Bukan Berarti Bakal Lancar Dapat Kerjaan, Dunia Kerja Beneran Nggak Peduli Ijazah! lulusan s2 ugm lulusan ugm

Faktanya, Kuliah S2 Bukan Berarti Bakal Lancar Dapat Kerjaan, Dunia Kerja Beneran Nggak Peduli Ijazah!

18 Februari 2024
Rumah Dekat Pasar Tradisional Lebih Banyak Sengsaranya daripada Kemudahannya Mojok.co

Rumah Dekat Pasar Tradisional Lebih Banyak Sengsaranya daripada Kemudahannya

1 Mei 2024
Jago Menawar di Pasar Bukan Prestasi, tapi Ketidakberpihakan pada Pedagang Kecil terminal mojok.co

Jago Menawar di Pasar Bukan Prestasi, tapi Ketidakberpihakan pada Pedagang Kecil

9 November 2020
wisata jakarta, Dear Mas Kevin, Benarkah Toko Buku Bisa Ciptakan Pasar?

Dear Mas Kevin, Benarkah Toko Buku Bisa Ciptakan Pasar?

7 Januari 2020
Belajar Tawar Menawar di Pasar dari Ibu-ibu yang Tega Mematok Harga Serendah Mungkin Mojok.co

Belajar Tawar Menawar di Pasar dari Ibu-ibu yang Tega Mematok Harga Serendah Mungkin

22 November 2023
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Sudah Saatnya Bandara di Indonesia Menjadi Ruang untuk Mempopulerkan Makanan Khas Daerah

Sudah Saatnya Bandara di Indonesia Menjadi Ruang untuk Mempopulerkan Makanan Khas Daerah

3 Desember 2025
Jalur Pansela Kebumen, Jalur Maut Perenggut Nyawa Tanpa Aba-aba

Jalur Pansela Kebumen, Jalur Maut Perenggut Nyawa Tanpa Aba-aba

2 Desember 2025
Rekomendasi 8 Drama Korea yang Wajib Ditonton sebelum 2025 Berakhir

Rekomendasi 8 Drama Korea yang Wajib Ditonton sebelum 2025 Berakhir

2 Desember 2025
4 Hal yang Membuat Orang Solo seperti Saya Kaget ketika Mampir ke Semarang Mojok.co

4 Hal yang Membuat Orang Solo seperti Saya Kaget ketika Mampir ke Semarang

3 Desember 2025
3 Alasan Saya Lebih Senang Nonton Film di Bioskop Jadul Rajawali Purwokerto daripada Bioskop Modern di Mall Mojok.co

3 Alasan Saya Lebih Senang Nonton Film di Bioskop Jadul Rajawali Purwokerto daripada Bioskop Modern di Mall

5 Desember 2025
Alasan Saya Bertahan dengan Mesin Cuci 2 Tabung di Tengah Gempuran Mesin Cuci yang Lebih Modern Mojok.co

Alasan Saya Bertahan dengan Mesin Cuci 2 Tabung di Tengah Gempuran Mesin Cuci yang Lebih Modern 

5 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • JogjaROCKarta 2025: Merayakan Perpisahan dengan Kemegahan
  • Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar
  • Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada
  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?
  • Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.