Buat siapa pun yang mau datang ke Kota Jogja, saran saya mending hindari menggunakan Indosat Ooredoo. Ini antisipasi saja, sih.
Tinggal di kota menjanjikan berbagai kemudahan untuk hidup. Akses pendidikan dan kesehatan yang lebih dekat, sistem transportasi yang lebih terintegrasi, hingga jaringan internet yang lebih menyeluruh dan cepat. Secara umum hidup di kota menawarkan segala keunggulan tersebut yang sulit ditemui di desa.
Sayangnya, kehidupan ideal di perkotaan nggak serta-merta nyata. Banyak sekali realita yang berbeda 180 derajat dari ekspektasi. Apalagi untuk jaringan internet yang lebih kencang, itu hanya khayalan semata jika kita salah memilih provider.
Walaupun saya tinggal di Kota Jogja yang seharusnya jaringan internetnya serbakilat, saya tetap nggak akan merasakan itu kalau pakai Indosat Ooredoo. Ia adalah provider yang membuat waktu warga Kota Jogja seperti saya habis. Waktu kami habis hanya untuk menunggu loading atau menghidup-matikan jaringan.
Selama hidup di Jogja, saya sangat menghindari Indosat Ooredoo. Meskipun kepepet pun saya nggak akan mau menggunakannya sebagai provider saya. Alasannya seperti ini.
Daftar Isi
Sinyal Indosat Ooredoo di Kota Jogja hilang-hilangan
Tempat tinggal saya hanya berjarak sekitar 2 km dari Tugu Jogja. Artinya daerah tempat tinggal saya masih cocok disebut sebagai “kota”, meskipun secara administratif memang termasuk ke dalam wilayah Kotamadya Yogyakarta. Idealnya, Indosat Ooredoo bisa menyediakan jaringan yang kuat di sini. Namun, kenyataannya jaringan provider berwarna kuning ini sangat lemah dan nggak stabil.
Sahabat dan kakak perempuan saya kebetulan adalah pengguna setia Indosat Ooredoo. Mereka sudah menggunakan provider tersebut bahkan sejak SBY masih menjabat sebagai presiden. Di tempat tinggal mereka yang sama-sama di luar wilayah Kota Jogja, jaringan Indosat Ooredoo sangatlah stabil, bahkan kencang.
Namun, ketika mereka mengunjungi rumah saya, tiba-tiba mereka berubah menjadi manusia Zaman Batu yang nggak mengenal gawai. Soalnya mereka mendadak nggak bisa mengakses apapun lewat HP, bahkan sekadar mencari sesuatu di Google. Bahkan nggak jarang mereka nggak bisa ditelepon melalui WhatsApp meskipun posisi HP mereka sedang menyala data selulernya.
Paket data yang mereka gunakan sama sekali nggak berguna di rumah saya. Alhasil ketika mereka sedang bertamu ke rumah, selain menyediakan suguhan, saya juga memberikan “jamuan” berupa akses internet lewat tethering dari HP saya.
Selain nggak ada jaringan internet meskipun data seluler sedang dihidupkan, Indosat Ooredoo juga memiliki penyakit lain. Jauh lebih parah, jaringan Indosat Ooredoo pun sering kali menghilang secara tiba-tiba. Di bagian status bar, nggak tertera network speed maupun jaringan 5G, 4G, atau sekadar EDGE. Tiba-tiba saja ikon jaringan padam dengan tanda X.
Harus naik ke atap untuk dapat jaringan stabil
Saya pernah pakai Indosat Ooredoo, tapi itu sudah sepuluh tahun yang lalu dan hanya bertahan sebulan. Saya tahan-tahanin agar paket internet saya habis terlebih dulu sebelum ganti ke provider yang lain.
Jaringan Indosat Ooredoo pada masa itu pun sudah jelek. Dulu, saya sampai harus menerapkan metode konvensional untuk mencari sinyal: mengangkat HP tinggi-tinggi. Namun, karena lengan saya jadi capek, saya pun memutuskan untuk naik ke atap sekalian hanya untuk mendapatkan sinyal yang stabil.
Cara ini memang efektif, terutama ketika dulu media komunikasi saya hanya BBM, Facebook, dan Twitter. Tapi saya capek menjawab pertanyaan tetangga yang kebingungan dengan apa yang saya lakukan di atap.
Customer service nggak responsif
Sebenarnya, nggak ada customer service yang memberikan pelayanan secepat dan sebagus Telkomsel. Customer service Indosat Ooredoo pun termasuk di dalamnya.
Ketika mengalami gangguan jaringan atau tiba-tiba speed internet melambat, wajar jika kita mengadu dan mencari solusi kepada CS. Sayangnya, CS Indosat Ooredoo kurang responsif dalam melayani aduan dan komplen dari pengguna.
Kakak saya pernah mencoba bertanya kepada CS Indosat Ooredoo terkait sulitnya mendapatkan jaringan internet yang stabil di HP-nya. Ia nggak kunjung mendapatkan jawaban hingga akhirnya ia menyerah menggunakan provider tersebut saat sedang di Kota Jogja.
Mungkin pengalaman saya ini nggak berlaku secara rata bagi warga Kota Jogja. Pastinya ada yang merasakan hal yang sama, ada pula yang beruntung karena nggak harus menghadapi persoalan seperti yang saya alami.
Namun, buat siapa pun yang mau datang ke Kota Jogja, saran saya mending hindari menggunakan Indosat Ooredoo. Ini antisipasi saja, sih. Lebih baik melakukan tindakan preventif dengan ganti provider selama jangka waktu tertentu atau minta tethering dari orang lain.
Penulis: Noor Annisa Falachul Firdausi
Editor: Rizky Prasetya
BACA JUGA Indosat Harusnya Introspeksi dan Berbenah supaya Nggak Bikin Pelanggan Tambah Kecewa