Indomie Cabe Ijo ini sedikit nyentrik, tapi ternyata enak juga. Mie instan yang hampir sempurna!
Jamaah Mojok pasti setuju kalau Indomie termasuk merek mie instan yang sangat mudah ditemui dan dijual di mana-mana. Mau di pasar, swalayan, supermarket, sampai di warung-warung dekat rumah pun pasti ada.
Akan tetapi setelah melihat rak Indomie di berbagai tempat, saya baru menyadari kalau ada varian tertentu yang nggak dijual di semua tempat. Salah satu Indomie langka dan enak yang wajib dicoba adalah Indomie Cabe Ijo.
Varian langka yang “muncul kembali”
Perjumpaan saya dengan Indomie Cabe Ijo dimulai ketika saya mulai memperhatikan bagian mie instan di salah satu swalayan kecil di Purwokerto. Meskipun saya sering belanja bulanan sejak kuliah, saya baru ngeh ada beberapa jenis Indomie langka dijual di tempat ini.
Di jajaran rak itu, ada Indomie Cabe Ijo yang langsung membangkitkan kenangan masa kecil. Seingat saya, varian mie instan ini terakhir saya cicipi ketika masih SMP dan nggak pernah merasakannya lagi. Jadi termasuk varian mie langka.
Ternyata benar saja, setelah saya googling, makanan instan ini dirilis April 2013 atau sekitar 12 tahun yang lalu. Karena ingin nostalgia dengan rasanya, tanpa pikir panjang saya langsung membelinya dan segera memasaknya di rumah.
Tampilan “nyentrik” Indomie Cabe Ijo
Berbeda dari jenis lainnya, Indomie Cabe Ijo termasuk punya penampilan nyentrik karena bumbu minyaknya berwarna hijau. Bayangkan saja, ada mi ijo-ijo begitu apa nggak bikin orang lain bingung?
Selain warnanya, aromanya juga tidak bisa diterima di hidung semua orang. Ketika bumbunya dibuka dan dicampurkan, akan ada bau cabai cukup menyengat yang keluar dari kemasan dan jadi sasaran empuk buat di-judge.
Saat memasaknya, saya jadi skeptis dengan rasanya dan takut nggak sama seperti yang pernah diproduksi satu dekade lalu. Sambal ijo yang asli dan fresh from cobek saja rawan langu kalau tidak dimasak dengan benar, apalagi ini cuma bumbu mie instan.
Salah satu varian terbaik Indomie
Walaupun sempat ragu, namun ketika masuk ke mulut, ternyata kelezatannya sama persis dengan 10 tahun lalu! Menurut saya, Indomie Cabe Ijo termasuk salah satu inovasi yang paling enak dan nggak gagal.
Saat dimakan, rasanya mirip seperti makan Indomie dengan cabai uleg dengan minyak yang pas. Uniknya, ada hint bawang putih yang cukup kuat, jadi bukan cuma micin yang mendominasi.
Soal tingkat kepedasannya, jangan berharap mi ini bikin bibir dower saking panasnya. Buat saya yang lumayan cupu dalam makanan pedas, sensasinya masih bisa diterima lidah dan nggak menyiksa sama sekali. Bahkan bisa dibilang, pedasnya cuma geli-geli saja di perut.
Untuk after taste, rasa cabai dan bawang putihnya masih menempel di mulut beberapa saat setelah makan. Buat beberapa orang yang kurang suka bawang putih mungkin akan sedikit menganggu. Overall Indomie Cabe Ijo termasuk varian yang almost perfect dan selalu ada stok di rumah saya.
Trik hunting Indomie Cabe Ijo
Buat jamaah Mojok yang penasaran dengan Indomie Cabe Ijo, saya punya sedikit trik yang bisa dicoba. Tips pertama, jangan pernah cari sajian instan ini di minimarket terkenal seperti Indomaret, Alfamart, Lawson, Family Mart, atau Circle K.
Entah kenapa, Indomie satu ini nggak pernah tersedia di minimarket yang ada di dekat rumah kita. Sebaiknya, cari di tempat yang tidak terduga, seperti swalayan kecil atau toko serba ada yang hanya ada di daerah itu.
Jika beruntung, toko kelontong dan warung kecil di sekitar rumah terkadang menjualnya meskipun jumlahnya sedikit. Tapi kalau nggak mau repot, sebaiknya pesan online di e-commerce saja walaupun stoknya kadang gaib juga.
Sebagai orang yang suka explore mie instan, saya harap Indomie Cabe Ijo tetap diproduksi dan bukan jadi barang langka. Untuk pihak Indomie, sebaiknya pertimbangkan lagi buat produksi ulang varian yang jelas-jelas enak daripada inovasi terus tapi rasanya kurang memuaskan.
Penulis: Laksmi Pradipta Amaranggana
Editor: Intan Ekapratiwi
BACA JUGA Indomie Ramen Series, Mi Instan dengan Rasa Paling Enak Sejagat Raya.
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.




















