Dalam proses mencari info lowongan pekerjaan, ada banyak cara yang bisa dilakukan oleh para pencari kerja. Secara online melalui beberapa situs lowongan pekerjaan bisa. Dengan cara konvensional melalui koran atau bertanya kepada kerabat juga masih mungkin dilakukan. Selain itu, ada cara tradisional yang sampai dengan saat ini masih gencar diselenggarakan oleh berbagai pihak—swasta maupun bekerjasama dengan instansi pemerintahan setempat. Yakni, job fair atau bursa kerja.
Umumnya, acara job fair nyaris diadakan setiap tahun di berbagai daerah. Meski penyelenggara sempat gagap selama masa pandemi, realitasnya, ada penyesuaian yang dilakukan agar proses job fair tetap berjalan. Salah satunya dengan diadakannya virtual job fair.
Beberapa waktu yang lewat, kurang dari satu bulan, sebagai HRD, saya sudah mewakili perusahaan sebanyak dua kali untuk ikut serta dalam gelaran job fair. Pencari kerja yang datang terbilang banyak dan antusias.
Namun, selama saya bekerja di ruang lingkup HRD, dari tahun ke tahun, selalu ada pertanyaan yang sama dari para pencari kerja, “Pak, ikut job fair itu peluang dapat kerjanya seberapa besar, sih? Soalnya, selama ikut job fair, saya belum pernah dapat kesempatan interview.” Atau “Perusahaan yang ikut job fair itu beneran buka loker nggak, sih, Pak? Tiap saya lamar di job fair, di-PHP-in terus. Nggak ada panggilan.”
Biar persoalan ini nggak larut dalam asumsi, akan coba saya jelaskan dari sisi saya sebagai HRD melalui pertanyaan yang sering menguap.
Pertama: “Seberapa besar peluang dapat pekerjaan atau paling tidak diundang interview saat kita ikut job fair?”
Tergantung. Sebab, tentu CV atau profil kalian akan tetap di-review terlebih dahulu. Apakah sesuai dengan kualifikasi yang dibutuhkan untuk suatu posisi atau belum. Dengan kalian menaruh CV, mengisi data diri, atau registrasi, tidak serta merta akan langsung mendapat panggilan interview. Sama seperti mengirim lamaran melalui email atau portal pencari kerja. Realitasnya, cukup banyak pencari kerja yang mendapatkan pekerjaan melalui job fair.
Kedua: “Perusahaan yang ikut serta di acara job fair itu semuanya butuh cepat dan banyak nggak, sih?”
Nggak semuanya diproses cepat. Sebab, sekali lagi, akan ada proses screening dan review lebih dulu. Disesuaikan kebutuhan atau posisi yang tersedia. Bahkan, pada titik tertentu, realitasnya, tidak semua perusahaan yang hadir betul-betul butuh cepat untuk mengisi posisi tertentu. Beberapa di antaranya, ada yang mengumpulkan CV atau data kandidat untuk dijadikan database terlebih dahulu. Malah, ada perusahaan yang hanya sekadar branding, agar nama perusahaan semakin dikenal masyarakat luas.
Lantas, apakah cara tersebut salah? Tentu saja tidak. Sebab, pada dasarnya, job fair akan tetap menjadi jembatan antara perusahaan dan pelamar kerja.
Jika kalian—sebagai pencari kerja—ingin lebih efektif dalam mendapatkan pekerjaan atau paling tidak mendapat kesempatan wawancara kerja melalui acara tersebut, saya punya saran yang bisa dipertimbangkan.
Pertama, tidak ada salahnya coba taruh CV di perusahaan outsourcing yang kredibel. Sebab, sudah menjadi rahasia umum bahwa perusahaan outsourcing akan menyalurkan tenaga kerja ke klien/perusahaan yang sedang membuka lowongan kerja untuk suatu posisi. Proses perekrutannya pun sering kali massal. Jadi, peluang kalian untuk mendapatkan peluang interview akan terbuka.
Kedua, straight to the point. Tanyakan langsung kepada pihak HRD saat job fair, posisi ini dibutuhkan cepat atau tidak. Jika iya, percaya sama saya, pihak HRD akan dengan senang hati menjelaskan alur proses perekrutannya, berapa lama harus menunggu screening atau review-nya. Ya, gimana nggak. HRD-nya juga lagi betul-betul butuh cepat, kok. Jadi, pasti akan senang jika ada CV yang masuk—apalagi kriterianya sesuai.
Ketiga, tentukan fokus dan tujuan. Mungkin hal ini terkesan sepele dan klise, tapi, percayalah, hal ini bisa menjadi penentu. Disadari atau tidak, hal ini akan mendorong kalian untuk melamar di berbagai posisi. Nggak ada salahnya, kok, sebar CV di berbagai posisi. Lha, wong fokus utamanya kan mendapat kesempatan interview sampai akhirnya bekerja. Mendapatkan pengalaman dan ilmu baru. Jika sudah cukup mendapat pengalaman kerja dan kemampuan bertambah, barangkali di lain kesempatan bisa menemukan pekerjaan sesuai keinginan.
Terakhir, saya coba kasih sedikit bocoran. Kalau mau datang ke acara job fair, biar lebih efektif, jangan datang terlalu pagi atau mendekati akhir acara. Sebab, pada waktu tersebut, belum semua HRD datang/sudah mengisi booth masing-masing. Atau, banyak HRD perusahaan yang sudah beres-beres/pulang menjelang akhir acara.
Gimana, sudah siap datang ke job fair lagi?
Penulis: Seto Wicaksono
Editor: Rizky Prasetya
BACA JUGA Alasan CV Lamaran Kerja yang Nggak Diterima dalam Proses Perekrutan Nggak Dikembalikan