Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Artikel

Ikan Terdampar Pertanda Tsunami? Itu Mitos, Gini nih Penjelasan Ilmiahnya

Bastian Ragas oleh Bastian Ragas
14 Juli 2020
A A
ikan terdampar tanda tsunami mitos penjelasan ilmiah penyebab ikan terdampar mojok.co

ikan terdampar tanda tsunami mitos penjelasan ilmiah penyebab ikan terdampar mojok.co

Share on FacebookShare on Twitter

Entah dimulai sejak kapan kepercayaan yang mengatakan jika terjadi fenomena ikan terdampar, dalam waktu dekat lokasi tersebut terkena tsunami. Kepercayaan ini lumayan bikin resah, terutama buat masyarakat pesisir.

Sudah banyak sekali laporan terkait ikan terdampar di pesisir Indonesia, mau ikan besar kek, atau segerombolan ikan kecil. Seperti yang terjadi di Lembata, NTT, Mei 2019; di Pantai Batu Bolong, Canggu, Bali pada Juli 2019; di Pantai Desa Rutong, Ambon, September 2019; dan yang terbaru terjadi di pesisir Gumukmas, Jember, 7 Juli kemarin.

Kepercayaan serupa juga ada di Jepang. Masyarakat sana percaya, terdamparnya ikan oar (Regalecus glesne) merupakan pertanda atas gempa Jepang dahsyat beberapa tahun lalu.

Pada beberapa kejadian, bencana tsunami memang diawali dengan terjadinya fenomena ikan terdampar. Namun, itu disebabkan oleh penyurutan air laut yang pasti terjadi sebelum tsunami menghantam. Karena air laut surut hingga beberapa kilometer ke arah laut, ikan yang tak sempat menyelamatkan diri mau tidak mau akan terdampar. Mungkin hal itu yang menjadi latar belakang kepercayaan tadi.

Berhubung kepercayaan tersebut sudah terlalu mendarah daging, setiap ada fenomena ikan terdampar, entah kondisi laut dalam keadaan menyurut atau tidak, akan cepat beredar kabar-kabar menyesatkan tsunami bakal datang. Yang terjadi kontradiktif: sebagian masyarakat akan berbondong-bondong menuju pantai untuk mengambil ikan yang terdampar, sebagian lainnya pergi sejauh mungkin dari pesisir. Tidak hanya masyarakat pesisir yang merasa resah, warganet yang melihat unggahan terkait ikan terdampar itu akan membumbui dengan komentar berbau panik.

Secara ilmiah, tidak ada satu penelitian pun yang menyatakan ikan terdampar merupakan parameter terjadinya tsunami. Ikan memang peka terhadap getaran, namun kemampuan ikan mendeteksi getaran hanya digunakan sebagai alat komunikasi antarikan. Bahkan perilaku ikan yang berkaitan dengan getaran seismis akibat gempa belum banyak diteliti sehingga asumsi yang menyatakan ikan bisa mendeteksi gempa di bawah laut belum bisa dibilang valid.

Ada dua kemungkinan mengapa pada satu waktu ikan-ikan terdampar. Penjelasannya adalah sebagai berikut.

#1 Pengaruh perubahan musim.

Ikan yang hidup secara bergerombol seperti ikan lemuru (Sardinella sp.) sangat sering terdampar. Ini disebabkan oleh sifat ikan yang selalu bermigrasi mengikuti pasokan makanannya berupa plankton sehingga populasi ikan yang bermigrasi tergantung ketersediaan plankton di laut.

Baca Juga:

Menggugat Ikan Bakar yang Digoreng Dulu: Kebohongan Penjual Ikan Bakar yang Sudah Dinormalisasi

Pengalamanku sebagai Warga Lokal Jepang Merasakan Langsung Sistem Siaga Bencana di Jepang: Jauh Lebih Siaga Menghadapi Bencana, Jauh ketimbang Indonesia

Pada saat ikan terdampar, kemungkinan kelompok ikan tersebut mengalami krisis pakan karena plankton makin sedikit. Ikan jadi kebingungan hingga terempas arus laut musiman yang mengarah ke daratan. Soalnya, ikan sejenis lemuru yang bergerombol dan bertubuh kecil kesulitam melawan arus laut.

#1 Blooming algae

Blooming algae merupakan peristiwa melimpahnya populasi plankton di laut. Penyebabnya adalah ketersediaan nutrisi berlebih pada perairan laut sehingga reproduksi plankton berjalan dengan cepat. Terjadinya ledakan populasi plankton ini berpengaruh terhadap meningkatnya suhu pada perairan, meningkatnya zat toksik hasil ekskresi plankton, hingga menurunnya kadar oksigen pada perairan yang secara otomatis merugikan biota laut lain, termasuk ikan.

Karena ikan-ikan merasa tersaingi dengan keberadaan populasi plankton yang melimpah, utamanya karena ketersediaan oksigen yang minim, akhirnya ikan-ikan kecil akan berenang menuju pesisir untuk mendapat pasokan oksigen lebih banyak. Memang kadar oksigen terlarut pada perairan pantai lebih tinggi akibat difusi yang dihasilkan ombak.

Nah, saat ikan-ikan beralih ke pantai atau perairan dangkal, otomatis ikan besar mengikuti, kan ikan kecil mangsanya. Tanpa tersadari, ikan-ikan kecil terdampar akibat terempas ombak pantai dan ikan besar turut terdampar karena perairan terlampau dangkal.

Kurang lebih seperti itu penjelasan ilmiah terkait fenomena ikan terdampar. Jika Anda masih percaya bahwa ikan merupakan hewan pendeteksi bencana, saat ini plankton sedang tertawa melihat Anda.

BACA JUGA Pemancing Biasa Mencari Ikan, Pemancing Sejati Mencari Kesabaran dan tulisan Bastian Ragas lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 14 Juli 2020 oleh

Tags: ikantsunami
Bastian Ragas

Bastian Ragas

Jebolan Perikanan, Hobi Mancing.

ArtikelTerkait

Nggak Doyan Makan Ikan Itu Bukannya Belagu, Cuma Nggak Suka Ribet Aja! Terminal Mojok

Nggak Doyan Makan Ikan Itu Bukannya Belagu, Cuma Nggak Suka Ribet Aja!

1 Maret 2021
Getirnya Memancing di Bekas Pengeboran Minyak, Kena Prank Ikan hingga Badai Mengerikan

Getirnya Memancing di Bekas Pengeboran Minyak, Kena Prank Ikan hingga Badai Mengerikan

26 Agustus 2020
Pengantin Baru Tebar Benih Ikan di Sungai, Ide Bagus yang Salah Eksekusi

Pengantin Baru Tebar Benih Ikan di Sungai, Ide Bagus yang Salah Eksekusi

6 Desember 2023
setahun bencana palu

Setahun Bencana Palu, Tagar #KitaKuat Masih Terpatri di Hati

27 September 2019
Makan Ikan Ribet Layak Ditenggelamkan

Orang yang Bilang ‘Makan Ikan Ribet’ Adalah Golongan Manusia yang Layak Ditenggelamkan!

3 Maret 2021
Menggugat Ikan Bakar yang Digoreng Dulu: Kebohongan Penjual Ikan Bakar yang Sudah Dinormalisasi

Menggugat Ikan Bakar yang Digoreng Dulu: Kebohongan Penjual Ikan Bakar yang Sudah Dinormalisasi

31 Oktober 2025
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Tambak Osowilangun: Jalur Transformer Surabaya-Gresik, Jadi Tempat Pengguna Motor Belajar Ikhlas

Tambak Osowilangun: Jalur Transformer Surabaya-Gresik, Jadi Tempat Pengguna Motor Belajar Ikhlas

15 Desember 2025
Bukan Mojokerto, tapi Lumajang yang Layak Menjadi Tempat Slow Living Terbaik di Jawa Timur

Bukan Mojokerto, tapi Lumajang yang Layak Menjadi Tempat Slow Living Terbaik di Jawa Timur

18 Desember 2025
Solo Gerus Mental, Sragen Memberi Ketenangan bagi Mahasiswa (Unsplash)

Pengalaman Saya Kuliah di Solo yang Bikin Bingung dan Menyiksa Mental “Anak Rantau” dari Sragen

13 Desember 2025
Ngemplak, Kecamatan yang Terlalu Solo untuk Boyolali

Ngemplak, Kecamatan yang Terlalu Solo untuk Boyolali

15 Desember 2025
Toyota Corolla Altis, Sedan Tua Terbaik yang Masih Sulit Dikalahkan di Harga Kurang dari Rp100 Juta

Toyota Corolla Altis, Sedan Tua Terbaik yang Masih Sulit Dikalahkan di Harga Kurang dari Rp100 Juta

17 Desember 2025
Yamaha Xeon: Si Paling Siap Tempur Lawan Honda Vario, eh Malah Tersingkir Sia-Sia Mojok.co

Yamaha Xeon: Si Paling Siap Tempur Lawan Honda Vario, eh Malah Tersingkir Sia-Sia

13 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Universitas di Indonesia Ada 4.000 Lebih tapi Cuma 5% Berorientasi Riset, Pengabdian Masyarakat Mandek di Laporan
  • Katanya Bagian Terberat bagi Bapak Baru saat Hadapi New Born adalah Jam Tidur Tak Teratur. Ternyata Sepele, Yang Berat Itu Rasa Tak Tega
  • Mempertaruhkan Nasib Sang Garuda di Sisa Hutan Purba
  • Keresahan Pemuda Berdarah Biru Keturunan Keraton Yogyakarta yang Dituduh Bisa Terbang, Malah Pengin Jadi Rakyat Jelata Jogja pada Umumnya
  • Pontang-panting Membangun Klub Panahan di Raja Ampat. Banyak Kendala, tapi Temukan Bibit-bibit Emas dari Timur
  • Ketakutan pada Ular yang Lebih Dulu Hadir daripada Pengetahuan

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.