Semoga nggak ada wacana ibu kota Jawa Timur pindah ke Lamongan, ya.
Beberapa waktu lalu saya menonton Putcast di kanal YouTube Mojok yang berjudul Tiara Uci: Penulis Paling Viral di Mojok Saat Ini. Setelah menonton wawancara Kepalasuku Mojok dengan Mbak Tiara, saya baru tersadar ternyata sempat ada sedikit perdebatan perihal wacana pemindahan ibu kota Jawa Timur di Terminal Mojok.
Mbak Tiara dalam artikelnya pernah memberikan opini bahwa sudah saatnya Surabaya pensiun sebagai ibu kota Jawa Timur, dan memilih Malang sebagai penggantinya. Kemudian Mas Mohammad Faiz Attoriq menimpali dengan balasan yang isinya menyatakan ketidaksetujuannya apabila ibu kota Jawa Timur pindah ke Malang. Setelah itu muncul lagi artikel milik Mas Cahya Ramadona Putra yang bilang Bondowoso adalah sebaik-baiknya kandidat ibu kota Jawa Timur. Sungguh sebuah perdebatan sengit antara warga kota besar Jawa Timur.
Sebagai warga dari Jawa Timur juga, atau tepatnya Lamongan, saya gatal dengan perdebatan yang terjadi. Saya sadar betul kebanyakan orang—dan bahkan para pemangku kebijakan—nggak pernah memperhitungkan Lamongan untuk menjadi ibu kota Jawa Timur jika suatu saat nanti Surabaya beneran pensiun. Kepikiran saja mungkin nggak pernah.
Akan tetapi hal itu nggak jadi masalah buat saya. Toh, nyatanya memang sebaiknya Lamongan nggak masuk dalam kandidat ibu kota provinsi. Terserah ibu kota Jawa Timur mau pindah ke mana saja, asal nggak ke Lamongan.
Infrastruktur belum memadai
Sekarang mari kita mulai dengan hal yang serius terlebih dulu. Bicara soal ibu kota provinsi tentu nggak bisa jauh dari betapa sempurnanya infrastruktur yang ada. Saya akan ambil jalan raya sebagai contohnya.
Untuk mengetahui keadaan jalan yang ada di Lamongan, kalian bisa membaca tulisan Mas Afiqul Adib di sini. Perihal keadaan jalan dan segala tetek-bengeknya di Lamongan sudah blio paparkan dengan sangat jelas. Atau kalau kalian masih penasaran, coba deh sesekali berlibur ke Wisata Bahari Lamongan (WBL), Gaes. Saya jamin, sebelum kalian sampai ke lokasi wisata, kalian bakal dimanjakan terlebih dahulu dengan “wahana gratis” di jalan.
Lantaran infrastruktur di sini belum memadai, memang sebaiknya ibu kota Jawa Timur bukanlah Lamongan. Belum cocok, Gaes.
Baca halaman selanjutnya