Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Nusantara

Tak Melulu Soal Batik, Pekalongan Harusnya Juga Bangga Memiliki Hutan Hujan Tropis Petungkriyono yang Menakjubkan

Kamsu Aji Wiguna oleh Kamsu Aji Wiguna
17 November 2023
A A
Tak Melulu Soal Batik, Pekalongan Harusnya Juga Bangga Memiliki Hutan Hujan Tropis Petungkriyono yang Menakjubkan

Tak Melulu Soal Batik, Pekalongan Harusnya Juga Bangga Memiliki Hutan Hujan Tropis Petungkriyono yang Menakjubkan (Unsplash.com)

Share on FacebookShare on Twitter

Hutan Petungkriyono juga bikin bangga orang Pekalongan, lho.

Ketika saya meperkenalkan diri berasal dari Pekalongan, hal pertama yang kerap terdengar dari orang-orang yang berjumpa dengan saya adalah “batik”. Tidak ada salahnya menghubungkan batik dengan Pekalongan, tapi masalahnya, di tempat saya tidak ada batik. Batik biasanya banyak ditemukan di daerah dataran rendah, sementara di dataran tinggi seperti tempat asal saya, tidak ada rumah produksi batik.

Fyi, saya tinggal di Pekalongan daerah selatan, tepatnya di Kecamatan Petungkriyono. Di sini memang tidak ada rumah produksi batik, tapi di sini ada tempat yang sangat menakjubkan, yakni hutan hujan tropis.

Hutan hujan tropis yang masih bagian bentang Pegunungan Dieng

Hutan Petungkriyono berbatasan langsung dengan Kecamatan Doro di bagian utara, Kabupaten Batang di sebelah timur, Kabupaten Banjarnegara di bagian selatan, dan Kecamatan Lebakbarang di sisi barat. Dari pusat kabupaten, kita bisa melewati Kecamatan Doro. Suasana hutan belantara langsung terasa sekejap setelah melewati tugu perbatasan. Udara sejuk, pohon rindang, jalan yang berada di antara tebing dan jurang, dan kalau beruntung kita bisa bertemu primata hutan. Sungguh hutan yang membanggakan.

Bagaimana tidak membanggakan, Hutan Petungkriyono memiliki luas kurang lebih 6.000 hektare dengan ketinggian berkisar 500—1.700 mdpl. Berlokasi sekitar 34 kilometer dari pusat kabupaten, Hutan Petungkriyono juga masih merupakan bagian dalam satu bentang Pegunungan Dieng, Jawa Tengah. Hutan ini masih sangat asri dan memiliki curah hujan serta kelembapan yang relatif tinggi dengan intensitas curah hujan mencapai 34,8 mm per hari atau sekitar 2.000 mm per tahun.

Selain itu, hutan ini masih memiliki keanekaragaman hayati yang sangat baik. Banyak satwa endemik yang masih ditemukan di hutan, misalnya saja aneka burung seperti Elang Jawa sebagai puncak rantai makanan dan Burung Julang Emas. Ada pula aneka primata seperti Monyet Ekor Panjang, Surili Jawa, Lutung Jawa, dan Owa Jawa. Selain itu, berbagai serangga yang mengindikasikan baiknya kualitas udara seperti capung dan kupu-kupu juga banyak ditemukan di sini.

Selain berbagai satwa tersebut, vegetasi hutan juga sangat beragam mulai dari tumbuhan berukuran kecil sampai besar. Masih banyak pula dijumpai berbagai spesies epifit, terestrial, tumbuhan paku, dan berbagai pohon yang menjaga kesuburan dan tata air seperti paku-pakuan, aren, Kantung Semar, dan tumbuhan Liana.

Pengelolaan Hutan Petungkriyono

Hutan Petungkriyono secara hukum merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Perum Perhutani. Pengelolaan hutan ini berada di bawah Kesatuan Pemangku Hutan (KPH) Pekalongan Timur melalui Bagian Kesatuan Pemangku Hutan (BKPH) Doro. Terdapat sembilan desa yang berada di sekitar hutan Petungkriyono, yakni Desa Curugmuncar, Gumelem, Kasimpar, Kayupuring, Simego, Songgodadi, Tlogohendro, Tlogopakis, dan Yosorejo.

Baca Juga:

Ngemplak, Kecamatan yang Terlalu Solo untuk Boyolali

Pengalaman Saya Kuliah di Solo yang Bikin Bingung dan Menyiksa Mental “Anak Rantau” dari Sragen

Saat ini pengelolaan Hutan Petungkriyono dijalankan Perhutani dengan menggunakan program Pengelolaan Hutan Bersama Masyarakat (PHBM). Dengan program ini, sumber daya hutan menjadi lebih akomodatif, partisipatif, dan fleksibel sehingga rasa tanggung jawab dan kepedulian sosial dapat meningkat. Pengelolaan hutan ini mencakup tiga fungsi: ekologi, ekonomi, dan sosial, dengan model kemitraan melalui Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH).

Adanya LMDH yang sudah dirintis sejak tahun 2000 di setiap desa di wilayah hutan Petungkriyono menjadikan LMDH mempunyai hak kelola petak hutan pangkuan. Masyarakat pun dapat memanfaatkan lahan hutan untuk berbagai kegiatan. Beberapa yang dapat dijalankan adalah di bidang pertanian, sosial, dan pariwisata.

Wilayah hutan Petungkriyono ini juga memiliki berbagai tempat wisata yang dapat dikunjungi. Sangat cocok untuk mengajak kerabat yang berkunjung ke Pekalongan. Sebutlah Welo Asri, Black Canyon, dan Telaga Mangunan untuk wisata air; Gunung Rogojembangan dan Puncak Kendalisodo untuk wisata pendakian; Curug Bajing, Curug Muncar, dan Curug Lawe untuk wisata air terjun. Ada juga wisata alam dan acara-acara masyarakat yang kerap dilaksanakan di wilayah Petungkriyono.

Warga Pekalongan patut berbangga dengan warisan budaya batik yang sudah mendunia. Namun, warga Pekalongan juga harus sama bangganya karena memiliki Hutan Hujan Tropis Petungkriyono yang menakjubkan.

Penulis: Kamsu Aji Wiguna
Editor: Intan Ekapratiwi

BACA JUGA Yang Terlupakan dari Peringatan Hari Batik di Kota Pekalongan.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 16 November 2023 oleh

Tags: hutan hujan tropisHutan Hujan Tropis PetungkriyonoHutan Petungkriyonojawa tengahpekalongan
Kamsu Aji Wiguna

Kamsu Aji Wiguna

Belajar jadi guru.

ArtikelTerkait

Cilacap Berkembang Pesat, Brebes Masih Konsisten menyedihkan

Ketika Cilacap Berkembang Pesat, Brebes Masih Konsisten menyedihkan

1 Agustus 2023
Sinyal 5G di Solo Rasanya Sama Saja seperti 4G. Menyedihkan! (Unsplash)

Sinyal 5G di Solo Rasanya Sama Saja seperti 4G, Padahal Kota Besar dengan Sinyal Stabil

31 Agustus 2023
Tegal di Mata Pendatang: Berkendara di Tegal Ngeri-ngeri Sedap, Warga Lokal Banyak yang Ugal-ugalan di Jalan

Tegal di Mata Pendatang: Berkendara di Tegal Ngeri-ngeri Sedap, Warga Lokal Banyak yang Ugal-ugalan di Jalan

3 Maret 2024
Klaten Nggak Melulu Candi Prambanan dan Umbul Ponggok, Ada Desa Kemudo yang Tak Kalah Istimewa! klaten solo jogja

Klaten Nggak Melulu Candi Prambanan dan Umbul Ponggok, Ada Desa Kemudo yang Tak Kalah Istimewa!

11 Mei 2024
Aturan Tidak Tertulis yang Terpaksa Harus Saya Tulis bagi para Pemudik di Solo

Aturan Tidak Tertulis yang Terpaksa Harus Saya Tulis bagi para Pemudik di Solo

7 April 2024
Nestapa Magelang, Diapit Dua Kota Besar tapi Transportasi Umumnya Nggak Berkembang

Nestapa Magelang, Diapit Dua Kota Besar tapi Transportasi Umumnya Nggak Berkembang

3 September 2023
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Bukan Mojokerto, tapi Lumajang yang Layak Menjadi Tempat Slow Living Terbaik di Jawa Timur

Bukan Mojokerto, tapi Lumajang yang Layak Menjadi Tempat Slow Living Terbaik di Jawa Timur

18 Desember 2025
KA Ijen Expres, Kereta Premium Malang-Banyuwangi, Penyelamat Mahasiswa asal Tapal Kuda

KA Ijen Expres, Kereta Premium Malang-Banyuwangi, Penyelamat Mahasiswa asal Tapal Kuda

18 Desember 2025
3 Alasan Berkendara di Jalanan Jombang Itu Menyebalkan

3 Alasan Berkendara di Jalanan Jombang Itu Menyebalkan

14 Desember 2025
Setup Makaroni Kuliner Khas Solo, tapi Orang Solo Nggak Tahu

Setup Makaroni: Kuliner Khas Solo tapi Banyak Orang Solo Malah Nggak Tahu

19 Desember 2025
Pendakian Pertama di Gunung Sepikul Sukoharjo yang Bikin Kapok: Bertemu Tumpukan Sampah hingga Dikepung Monyet

Pendakian Pertama di Gunung Sepikul Sukoharjo yang Bikin Kapok: Bertemu Tumpukan Sampah hingga Dikepung Monyet

15 Desember 2025
Jujur, Saya sebagai Mahasiswa Kaget Lihat Biaya Publikasi Jurnal Bisa Tembus 500 Ribu, Ditanggung Sendiri Lagi

Jujur, Saya sebagai Mahasiswa Kaget Lihat Biaya Publikasi Jurnal Bisa Tembus 500 Ribu, Ditanggung Sendiri Lagi

16 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Busur Panah Tak Sekadar Alat bagi Atlet Panahan, Ibarat “Suami” bahkan “Nyawa”
  • Pasar Petamburan Jadi Saksi Bisu Perjuangan Saya Jualan Sejak Usia 8 Tahun demi Bertahan Hidup di Jakarta usai Orang Tua Berpisah
  • Dipecat hingga Tertipu Kerja di Jakarta Barat, Dicap Gagal saat Pulang ke Desa tapi Malah bikin Ortu Bahagia
  • Balada Berburu Si Elang Jawa, Predator Udara Terganas dan Terlangka
  • Memanah di Tengah Hujan, Ujian Atlet Panahan Menyiasati Alam dan Menaklukkan Gentar agar Anak Panah Terbidik di Sasaran
  • UGM Berikan Keringanan UKT bagi Mahasiswa Terdampak Banjir Sumatra, Juga Pemulihan Psikologis bagi Korban

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.