Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Otomotif

Honda Supra X Emang Tangguh di Jalan Terjal, Bukan di Jalan Aspal

Nurdin Abdul Aziz oleh Nurdin Abdul Aziz
21 November 2021
A A
Share on FacebookShare on Twitter

Sebagai pengendara Honda Supra X 125 sejak 2011 lalu, saya tentu sangat memuji ketangguhan masinnya. Oh iya, saya beli motor ini bekas. Di BPKB dijelaskan jika motor ini dibuat pada 2007. Saat ia tiba di tangan saya (berkat bantuan ibu saya yang bekerja di Saudi), motor ini masih dalam keadaan mulus dan cukup terawat.

Waktu itu saya masih tinggal di kampung (sebuah desa yang berada polosok Garut Selatan) dengan keadaan jalan yang masih nauzubillah terjalnya. Karena penduduk yang punya motor masih sangat sedikit, maka profesi tukang ojek waktu itu masih cukup basah, sekaligus menjadi impian bagi pemuda desa yang baru lulus SMA. Tentu bukan cuma untuk ngojek, tapi juga bisa untuk jemput gebetan saat pulang sekolah, dan itu sungguh terasa sangat membanggakan.

Ketika saya mulai ngojek, tentu tidak setiap hari saya kebanjiran penumpang. Selain karena orang desa jarang bepergian, juga karena sebagian dari mereka masih banyak yang lebih suka jalan kaki. Walau begitu, ada satu hari di mana saya dan teman-teman ojek lainnya benar-benar kewalahan, yakni pada hari pasar tiba.

Pasar di desa saya diadakan seminggu sekali dan setelah jalan motor dibangun (walau masih baru tumpukan batu-batu), banyak ibu-ibu yang akhirnya memilih untuk ngojek saja. Hasil dari satu hari pasar itu bisa cukup untuk ngopi saya satu minggu.

Selain hari pasar, kami pun serasa mendapat rezeki nomplok pada hari-hari Lebaran Idul Fitri. Orang-orang yang bekerja di kota (yang baru mendapat THR itu) lebih banyak yang memilih pulang menggunakan ojek ketimbang bersesak-sesak di dalam angkutan desa. Mereka pun sering memberi kami ongkos lebih dari yang kami patokkan.

Pada hari-hari panen, kami pun sering mengangkut gabah kering yang baru dijemur untuk diantar ke mobil pick up punya Bandar. Mafhum, waktu itu mobil pick up masih belum berani masuk kampung saya. Dan selama pengalaman ngojek di jalan yang nauzubullah terjal itu, syukurnya mesinnya tidak pernah mogok satu kali pun. Jika pun ada kendala, itu di luar yang terjadi pada mesinnya, seperti ban bocor, rantai putus, atau putusnya hubungan asmara saya.

Setelah saya kuliah di salah satu perguruan tinggi swasta yang berada di Kabupaten Bandung, dan masuk organisasi Mahapala, saya pun lebih sering lagi menjelajah ke daerah-daerah pelosok dengan menggunakan motor kebanggaan saya itu, dengan gir yang sudah diubah dari orisinalnya, menjadi lebih besar untuk gir belakang dan lebih kecil untuk gir depan, dan itu gir yang sangat cocok untuk medan tanjakan dan turunan.

Ketika kami hendak mendaki Gunung Cikuray, saya berhasil melewati tanjakan yang sangat terjal di kebun teh saat menuju Pemancar tanpa menurunkan penumpang. Motor saya itu jadi satu-satunya motor yang berhasil naik dengan mulus walau motor teman-teman saya lebih bagus. Motor saya pun dipuji-puji sebagai motor yang sangat tangguh, walau saya merasa pengalaman mengemudi saya saat jadi tukang ojek di kampung juga sangat berpengaruh.

Baca Juga:

10 Tahun Mengendarai Honda Supra X 125 Adalah Salah Satu Kebanggaan dalam Hidup Saya

Godaan Yamaha XSR 155 yang Menjadi Primadona Anak Kalcer dan Simbol Gaya Hidup Baru di Tengah Penantian Neo-Retro dari Honda

Jika kalian akhir-akhir ini mengagumi ketangguhan motor Supra X ini karena melihat sebuah video yang menunjukkan jika motor trail pun kalah saat melewati tanjakkan terjal atau jalan yang berlumpur, percayalah, saya sudah melakukan itu sejak 2012 silam. Banyak teman-teman saya yang akhirnya terkagum-kagum sekaligus terheran-heran. Mereka selalu mengamanatkan kepada saya, jika saya jangan pernah menjual motor kebanggaan saya ini.

Saya menganggap jika mereka berlebihan ketika memuji motor saya. Toh, ketika kami berkendara di jalanan aspal yang mulus, saya hampir selalu ditinggalkan oleh mereka. Jancuk memang mereka semua itu. Ketika itu saya pun bertekad untuk segera mengganti motor dengan yang lebih baru dan lebih bertenaga di jalan raya.

Namun, nasib berkata lain. Sampai saat ini, saya masih menggunakan motor yang pertama saya beli, motor Supra X 125 tahun pembuatan 2007. Kemarin ketika kami reuni di Gunung Puntang, ketika motor teman-teman saya sudah ganti dengan motor yang lebih baru lagi, saya berkendara dengan sangat minder, dan mencoba mencari parkiran yang sekiranya tidak terlihat.

Akan tetapi, karena motor saya sudah sangat akrab di mata mereka, maka mereka pun tidak kesulitan untuk mengenali siapa pemiliknya, walau sudah saya parkirkan di pojokan. Tanpa diminta, mereka pun mengulangi kejayaan motor saya itu, dan terus diingatkan jangan sampai menjualnya karena kenangannya banyak.

Memang sampai saat ini, motor Supra saya ini (dalam hal mesin) masih belum punya kendala yang berarti. Saya masih belum punya pengalaman mesin motor saya ini mogok. Dalam hal kecepatan, sebenarnya masih bisa diperhitungkan, walau saya sudah tidak suka kebut-kebutan.

Tapi hal yang paling sulit diatasi dari motor ini adalah: punya rangka yang berisik, dari mulai batok sampai pantat. Selain itu, step belakang pun suka turun sendiri walau tidak ada penumpang di belakangnya. Ini sebenarnya permasalahan klasik dari motor Supra X.

Saya sempat mengatasinya beberapa kali, dari mulai dipasang ripet sampai ditambah baut di beberapa rangka yang suka bergoyang jika motor dijalankan. Dalam beberapa hari, saya merasakan ketentraman saat berkendara. Tapi di minggu berikutnya, penyakitnya itu kambuh kembali, dan saya sudah cukup jengah untuk membetulkannya lagi.

Akhirnya saya pun sadar, jika saya mencintai kelebihannya, saya pun harus bisa menerima kekurangannya. Maka kini saya pun sedang belajar menerima kekurangannya itu, sampai saya punya uang untuk membeli motor yang baru.

Sumber Gambar: Wikimedia Commons

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 21 November 2021 oleh

Tags: hondasupra x
Nurdin Abdul Aziz

Nurdin Abdul Aziz

Pemurung yang belajar ceria

ArtikelTerkait

Motor Honda Supra X 125, Motor Minoritas tapi Anti Penyesalan (Foto milik penulis)

Motor Honda Supra X 125 Boleh Menjadi Motor Minoritas di Tengah Matik, tapi Ia Adalah Motor Anti Penyesalan

15 Januari 2024
5 Motor Terbaik buat Yang-yangan terminal mojok

5 Rekomendasi Motor Terbaik buat Boncengin Pacar

10 November 2021
Motor Honda Scoopy Boleh Dihujat, tapi Tetap Disayang (Unsplash)

4 Kelebihan Motor Honda Scoopy yang Malah Membuatnya Dihujat Banyak Orang

5 Desember 2023
Honda Mega Pro, Motor yang yang Identik dengan Bapack-bapack motor honda megapro

Honda Mega Pro, Motor yang yang Identik dengan Bapack-bapack

27 April 2022
Menyesal Beli Motor Impian Honda Astrea Prima karena Akhirnya Cuma Nambah Beban Hidup Mojok.co

Menyesal Beli Motor Lawas Impian Honda Astrea Prima karena Akhirnya Cuma Menambah Beban Hidup

27 Juli 2025
Nestapa Pengguna Honda Supra Fit 2007 (Pixabay)

Nestapa Pengguna Honda Supra Fit 2007

24 April 2023
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

4 Aturan Tak Tertulis Berwisata di Jogja agar Tetap Menyenangkan Mojok.co

4 Aturan Tak Tertulis Berwisata di Jogja agar Liburan Tetap Menyenangkan

30 November 2025
Pengalaman Transit di Bandara Sultan Hasanuddin: Bandara Elite, AC dan Troli Pelit

Pengalaman Transit di Bandara Sultan Hasanuddin: Bandara Elite, AC dan Troli Pelit

1 Desember 2025
Menanti Gojek Tembus ke Desa Kami yang Sangat Pelosok (Unsplash)

“Gojek, Mengapa Tak Menyapa Jumantono? Apakah Kami Terlalu Pelosok untuk Dijangkau?” Begitulah Jeritan Perut Warga Jumantono

29 November 2025
8 Aturan Tak Tertulis Tinggal Surabaya (Unsplash)

8 Aturan Tak Tertulis di Surabaya yang Wajib Kalian Tahu Sebelum Datang ke Sana

1 Desember 2025
Kuliah Jurusan Ekonomi Pembangunan Bikin Saya Tidak Bisa Enjoy Shopping Lagi

Kuliah Jurusan Ekonomi Pembangunan Bikin Saya Tidak Bisa Enjoy Shopping Lagi

30 November 2025
Menengok Bagaimana Penjaga Palang Kereta Api Bekerja, Termasuk Berapa Gajinya dan Gimana Cara Mendaftarnya  

Menengok Bagaimana Penjaga Palang Kereta Api Bekerja, Termasuk Berapa Gajinya dan Gimana Cara Mendaftarnya  

1 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?
  • Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra
  • 5 Warung Makan di Jogja yang Gratiskan Makanan untuk Mahasiswa Rantau Asal Sumatra Akibat Bencana
  • Senyum Pelaku UMKM di Sekitar Candi Prambanan Saat Belajar Bareng di Pelatihan IDM, Berharap Bisa Naik Kelas dan Berkontribusi Lebih
  • Cerita Relawan WVI Kesulitan Menembus Jalanan Sumatera Utara demi Beri Bantuan kepada Anak-anak yang Terdampak Banjir dan Longsor


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.