Mobil bukan sekadar kendaraan yang digunakan untuk mobilitas. Bagi beberapa orang, mobil juga menjadi identitas sosial. Itu mengapa, sebelum membeli kendaraan, citra yang melekat pada suatu mobil kadang menjadi pertimbangan. Singkatnya, mobil turut menentukan nilai atau citra pemiliknya.
Saya yakin kalian tidak asing lagi dengan sebutan “mobil penculik”, “mobil pejabat”, “mobil sejuta umat”, dan berbagai julukan lain. Di antara banyaknya sebutan itu, ada satu yang menggelitik, yakni Brio mobil jamet. Julukan ini cukup baru karena setahu saya, saat kuliah dahulu, Honda Brio dijuluki mobil playboy. Kendaraan ini sering dipakai oleh para lelaki untuk menggaet hati banyak wanita. Setelah saya telusuri lebih dalam di media sosial X, selain mobil jamet dan mobil playboy, Honda Brio juga lekat dengan citra ani-ani yang masih merintis. Ada-ada saja memang netizen ini.
Stereotip pengemudi Honda Brio
Julukan-julukan yang melekat pada Honda Brio di atas disebut juga dengan stereotipe. Mengutip dari KBBI, stereotipe adalah konsepsi mengenai sifat suatu golongan berdasarkan prasangka yang subjektif atau nggak tepat. Kita garis bawahi di kata “prasangka”, “subjektif”, dan “nggak tepat”.
Kita pasti paham bahwa nggak semua pengendara Honda Biro itu jamet, playboy, atau ani-ani. Tapi, karena kelakukan segelintir orang, pengendara Brio se-Indonesia jadi kena generalisasi. Mengingat generalisasi ini juga sudah terlanjur populer, orang-orang jadi punya prasangka yang sama.
Hanya saja, ada satu hal yang tidak saya pahami. Stereotipe tidak muncul begitu saja. Lantas, faktor apa yang membuat mobil berbodi mini ini mendapat sebutan mobil jamet ya? Bagi yang belum tahu, melansir dari Tempo, jamet adalah singkatan dari “jajal metal” yang merujuk pada orang yang ingin tampil keren dengan bergaya metal. Ada juga yang mengartikannya dengan “Jawa metal”, itu mengapa istilah ini sebenarnya dapat mengandung SARA. Akan tetapi, dalam konteks Honda Brio, makna jamet mengalami pergeseran. Mobil jamet tidak ada kaitannya dengan gaya metal atau orang dari suku Jawa. Lantas kenapa Honda Brio disebut sebagai mobil Jamet ya?
Baca halaman selanjutnya: #1 Pengemudi yang …
#1 Pengemudi yang ugal-ugalan
Di mata sebagian orang, pengemudi Brio dikenal sebagai kelompok ugal-ugalan. Body mobil Brio yang cenderung ramping dan pendek membuat pengendara LCGC yang satu ini ngawur saat berkendara.
Brio memang jago dibawa nyempil-nyempil di antara kepadatan lalu lintas. Sayangnya, skill nyempil-nyempil para pengendara Brio ini bikin pengemudi mobil lain geram. Soalnya, kemampuan manuver mereka masih seperti pengendara motor. Ada celah dikit langsung disikat.
Selain itu, sebagian dari pengendara Brio juga suka nyelonong saat lampu sudah merah. Maka dari itu, banyak yang bilang kelakukan pengemudi Brio seperti baru pertama naik mobil.
#2 Tidak sedikit Honda Brio yang dimodifikasi berlebihan, terkesan alay
Sebagian pengemudi Brio juga disebut jamet karena kelakuannya sering dibilang mirip dengan user Facebook era 2011 ke bawah. Katanya, mereka tak ubahnya pegawai di PT Mencari Cinta Sejati gara-gara hobinya memodifikasi mobilnya menjadi super-alay.
Modifikasi Brio yang paling menyebalkan di mata pengendara lain adalah stiker cringe yang dipasang di body belakang mobilnya. Stiker cringe yang dimaksud adalah stiker dengan kata-kata yang merendahkan mobil lain atau kalimat-kalimat untuk memikat wanita.
Ada juga pengemudi Brio yang membuat mobilnya jadi ceper. Kalau untuk digunakan sendiri sih nggak masalah ya. Persoalannya, banyak pengendara Brio ceper yang menjadikan mobilnya sebagai taksi online. Alhasil, banyak customer yang nggak nyaman. Gara-gara itu pula stereotipe pengemudi Brio jamet bukan hanya menjadi legenda di kalangan pengendara-pengendara mobil, melainkan juga customer transportasi online.
#3 Penampilan kebanyakan pengendara Brio yang unik
Saat menyelam di X, saya menjumpai semacam konsensus bahwa para pengemudi Honda Brio punya penampilan yang unik dan mirip. Menurut warga X, starter pack pengendara Brio mengenakan baju polo, mengisap rokok Marlboro, minum anggur Orang Tua, menggunakan sling bag, dan hampir selalu memutar playlist dangdut di mobil.
Selain itu, ada kepercayaan lain bahwa pengguna Brio adalah tipikal pengemudi yang nggak begitu peduli sama spesifikasi mobilnya. Brio termasuk mobil yang harganya terjangkau. Sebagian dari mereka beranggapan bahwa nggak apa-apa punya mobil murah, yang penting rodanya empat. Dengan memiliki Brio, setidaknya mereka bisa “naik kelas” karena bukan lagi pengemudi sepeda motor.
Sejauh penelusuran saya, tiga alasan di atas yang mendorong munculnya stereotip Honda Brio mobil jamet. Perlu digarisbawahi, jamet di sini bukan berarti “jajal metal” atau “Jawa metal ya”, tapi merujuk pada tingkah pengendara Brio yang kurang terpuji di jalanan dan style pengendara yang nyentrik. Dan sekali lagi perlu ditekankan, itu semua stereotipe. Dengan kata lain, tidak semua pengemudi Brio bertingkah demikian. Banyak juga pengemudi yang santun di jalanan dan berpenampilan wajar. Hanya saja, pengemudi Honda Brio macam ini tidak jadi sorotan karena ulah segelintir orang.
Penulis: Noor Annisa Falachul Firdausi
Editor: Kenia Intan
BACA JUGA Kenapa Beli Mobil Baru di Akhir Tahun 2024 Sangat Menguntungkan?
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
