Mengusung konsep matic adventure yang (diklaim) mampu melibas semua medan dengan mudah, agaknya membuat orang-orang berekspektasi lebih sama kehadiran Honda ADV 160. Termasuk saya, yang menganggap motor satu ini lebih cocok dipakai jualan kopi starling ketimbang touring.
Memang sih matic dengan bodi gambot dan memakai ban semi trail atau dual purpose ini, pada awal rilis menuai sanjungan karena desainnya. Masak tampilan kece begini dijadiin dipakai starling, cibir seorang teman ketika mendengar cerita saya yang visioner. Namun, justru hal itu yang jadi nilai pentingnya. Motor keren nggak melulu dipakai buat gaya-gayaan. Tapi ada esensi yang harus didahulukan, maslahat mencari uang.
Bayangkan, jika usaha starling sukses, bisa sekaya apa saya. Mungkin, bakal masuk daftar orang terkaya di negara ini. Dan saya dengan bangga akan bilang, kisah sukses saya dimulai dari Honda ADV 160 dan jualan kopi starling. Memotivasi sekali, bukan?
Eh bentar, ADV kan terkenal lemot? Kenapa nggak pilih motor lain?
Justru itu, saya pikir karena motor matic ini lemot akan cocok untuk jualan starling, apalagi ini bukan tipe motor matic yang satu toelan gas langsung beringas. Pilihan paling pas.
Putaran bawah Honda ADV 160 yang bikin tepuk jidat
Meski harus diakui bagi motor adventure torsi menjadi hal cukup penting, putaran bawah yang yahud seakan nggak bisa ditawar. Masalahnya, dengan basic mesin yang sama kayak Honda PCX—yang terkenal lemot itu—membuat ADV juga mempunyai masalah yang sama.
Meski racikan mesin baru berkapasitas 160 cc empat katup sudah ESP pula, dengan racikan bore X stroke-nya 60 mm x 55,5 mm, sama persis dengan PCX membuat skutik tak bisa serta merta melepas kata lemot di belakangnya.
Baca halaman selanjutnya