Ketika kita nonton Batman trilogi karya Nolan, kita pasti punya pendapat yang sama: kalau Batman beneran ada, ya kira-kira kayak Christian Bale itu. Bertarungnya kaku, badannya memar-memar, keputusannya kadang aneh. Bisa dibilang Nolan trilogi adalah contoh paling realistis manusia yang jadi “superhero”. Tapi, ada tokoh yang lebih realistis ketimbang BatBale, yakni Homelander dalam serial The Boys.
Homelander adalah tokoh super dalam serial The Boys. Punya kekuatan mirip Superman, punya citra mirip Captain America. Tampan, kuat, dan dipoles sebagai moral compass orang Amerika pada umumnya. Dan polah-polah Homelander di serial The Boys lah yang bikin saya yakin, kalau manusia dikasih kekuatan super, ya bakal kayak beliau. Saya jelasin dulu.
Homelander, meski digambarkan sebagai moral compass, dia justru kerap bertindak sebaliknya. Kalau Captain America selalu tentang “tiap manusia punya kesempatan kedua”, blio nggak. Dia nggak segan bunuh musuh. Selama itu penjahat—atau yang dianggap penjahat, pasti dia binasakan dengan sekejap.
Nah, masalahnya adalah, Homelander juga nggak segan membinasakan orang-orang yang nggak sependapat dengannya. Dia merasa di atas hukum, dan dia akan selalu dimaafkan atau dimaklumi karena, well, dia adalah Homelander. Moral compass, orang tampan, pahlawan.
Dan itulah yang saya sebut dengan realistis. Manusia, kalau punya kekuatan kayak beliau, bisa banget jatuh ke lubang yang gelap.
Begini. Di dunia ini, masih buanyak manusia yang beranggapan kalau membunuh, memerkosa, atau segala tindakan buruk lainnya dilarang KARENA hukum melarang perbuatan tersebut. Bukan karena tindakan tersebut memang salah. Bukan karena tindakan tersebut memang sepatutnya dilakukan. Dalam pemikiran paling dasar, masih banyak yang gagal.
Nah, kalau orang-orang kayak gitu punya kekuatan yang bikin instrumen penegak hukum tak berdaya, bayangin apa yang bisa mereka lakukan. Kalau peluru tank nggak mempan menggoresmu, pasti kau nggleleng.
Homelander melakukannya. Dia membunuh, dia predator seksual, dia bertindak semaunya. Kenapa? Ya karena dia bisa. Dan dia bisa melenggang bebas setelah melakukannya. Banyak orang yang memaafkannya juga.
Apakah ada yang kontra? Buanyak. Tapi, ribuan orang protes ya nggak ada gunanya kalau dia bisa melenyapkan dalam sekejap mata.
Sejarawan Inggris, Lord Acton pernah bilang, “Power tends to corrupt, and absolute power corrupts absolutely”. Kata-kata yang selalu Anda temui ini relevan banget dengan Homelander. Kekuatannya bikin dia korup, dan itu nggak mengagetkan.
Kita lihat banyak tokoh di dunia ini yang mirip-mirip Homelander dulu. Hitler, Pol Pot, dan tokoh diktator lain banyak yang menggunakan kekuasaan mereka untuk bertindak di luar akal sehat. Contoh terbaru, Putin.
Bayangin, dikasih kekuatan politis aja bisa sebrengsek itu. Bayangin kalau orang-orang kek gitu bisa nembakin laser dari mata mereka, rata kalian semua.
Superman, Spider-Man, Thor, Captain America, memang superhero yang tetap bertindak lurus karena memang mereka diciptakan untuk jadi panutan. Pesan moral yang coba disampaikan adalah, mereka yang kuat saja tetap bertindak baik. Tapi, kenyataannya nggak akan seindah itu. Bisa jadi mereka malah semena-mena.
Homeander aja pernah bilang “I can do whatever the fuck i want”, dan nggak mengagetkan juga. Maka dari itu, Homelander adalah gambaran paling realistis jika seseorang dikasih kekuatan super.
Sa jadi takut bayangin kalau Putin punya kekuatan super.
Sumber gambar: Instagram @theboystv
Penulis: Raden Muhammad Wisnu
Editor: Rizky Prasetya