Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Kuliner

Nyatanya, Gudeg Jogja Terkenal dan Mahal Itu Kalah Enak Dibandingkan Gudeg Emperan Pinggir Jalan

Helena Yovita Junijanto oleh Helena Yovita Junijanto
4 Januari 2025
A A
Gudeg Jogja Pinggir Jalan Lebih Enak Dibanding yang Terkenal (Unsplash)

Gudeg Jogja Pinggir Jalan Lebih Enak Dibanding yang Terkenal (Unsplash)

Share on FacebookShare on Twitter

Gudeg Jogja pinggir jalan itu rasanya lebih gurih

Saya dan beberapa teman biasa menikmati gudeg Jogja di sepanjang Jalan Gejayan, Jalan Pandega Marta, dan Kotabaru. Kami suka karena gudeg di sana tidak terlalu manis, tapi lebih ke gurih. Entah ini benar atau tidak. Katanya, gudeg Jogja di pinggir jalan menggunakan bumbu yang lebih sederhana, tapi kaya rasa. Makanya malah sesuai dengan selera masyarakat lokal.

Harganya lebih terjangkau

Gudeg Jogja di pinggir jalan itu harga lebih terjangkau. Yang saya maksud di sini adalah gudeg yang dijualkan oleh masyarakat Jogja. Biasanya mereka tidak menggunakan merek tertentu. Masyarakat mengenal mereka lewat nama penjual. Misalnya, Gudeg Bu Yati, Bu Parno, Bu Pasar, dan lain sebagainya.

Para pembeli bisa membeli dengan cara menyebutkan nominal. Misalnya, pesan gudeg telur seharga Rp10 ribu. Atau kalau mau pakai ayam, cuma Rp15 ribu saja.

Nggak perlu ketemu tukang parkir

Bagi yang sudah lama tinggal di Jogja, sebenarnya sudah muak dengan keberadaan parkir liar. Sebisa mungkin kami menghindari rumah makan atau mini market yang ada tukang parkirnya. 

Bahkan jika hendak mengambil uang di ATM saja, saya selalu melihat dulu ada tukang parkirnya atau tidak. Jika ada, saya jadi malas. Maka tidak heran jika kami memilih rumah makan yang tepat bagi kami. Misalnya soal pilihan gudeg Jogja.

Beberapa tempat penjual gudeg pinggir jalan kebanyakan masih belum ada tukang parkirnya. Kalau di Jalan Gejayan, tentu saja bukan Bu Tekluk. Yang saya maksud yang hanya menuliskan nama saja dan ada tenda di pinggir jalan. Yang di pinggir jalan macam ini yang biasanya berjualan di depan toko, kebanyakan pembeli membungkus makanannya, dan tidak ada tukang parkir.

Karakter masyarakat asli Jogja

Saya mengamati kalau masyarakat Jogja pada umumnya itu terkenal sederhana. Termasuk dalam pilihan mereka menikmati kuliner tertentu. Misalnya angkringan, yang menawarkan pengalaman yang lebih akrab dan hangat. Persis dengan ciri khas mereka menyukai gudeg di pinggir jalan yang tidak terkenal, tapi enak.

Suasana sederhana seperti ini yang menjadi alasan masyarakat Jogja lebih menyukai makanan di pinggir jalan dibandingkan restoran bermerek. Restoran yang bermerek cukup bagi wisatawan saja, bukan masyarakat lokalnya. Mungkin begitu cara pandang mereka.

Baca Juga:

Jogja Sangat Layak Dinobatkan sebagai Ibu Kota Ayam Goreng Indonesia!

4 Aturan Tak Tertulis Berwisata di Jogja agar Liburan Tetap Menyenangkan

Itu dia 4 hal yang menjadi pertimbangan masyarakat dalam memilih gudeg Jogja. Kembali lagi, makanan itu selera masing-masing. Namun, dari pengalaman saya, itulah yang didapatkan. Selain soal harga dan rasa gurih, ada juga kesederhanaan yang menjadi gaya hidup masyarakat Jogja.

Penulis: Helena Yovita Junijanto

Editor: Yamadipati Seno

BACA JUGA 5 Rekomendasi Gudeg Emperan Murah dan Enak di Jogja

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Halaman 2 dari 2
Prev12

Terakhir diperbarui pada 5 Januari 2025 oleh

Tags: gudeggudeg jogjaJogjakuliner jogja
Helena Yovita Junijanto

Helena Yovita Junijanto

Alumnus UGM 2024, Dosen Universitas Terbuka, Peneliti dan Penulis

ArtikelTerkait

5 Tempat Horor di Jogja yang Underrated dan Bisa Jadi Opsi Wisata Ekstrem

5 Tempat Horor di Jogja yang Underrated dan Bisa Jadi Opsi Wisata Ekstrem

23 Juli 2022
Kursi Prioritas KRL Jogja-Solo, Cara Mudah Menguji Empati Seseorang Mojok.co

Naik di Gerbong KRL Jogja-Solo Paling Belakang Adalah Upaya Menjaga Kewarasan

27 Agustus 2024
Ringroad Selatan Jogja : Siang Hari Penuh Sesak, Malam Hari Menjadi Medan Perang

Ringroad Selatan Jogja : Siang Hari Penuh Sesak, Malam Hari Menjadi Medan Perang

22 Agustus 2024
Tak Ada Lagi Tangis di Parangtritis Jogja: Tempat Indah yang Makin Hari Makin Biasa Saja

Tak Ada Lagi Tangis di Parangtritis Jogja: Tempat Indah yang Makin Hari Makin Biasa Saja

10 Juli 2023
Rekomendasi Tempat untuk Menikmati Kesedihan di Jogja bagi Kaum Ndlosor terminal mojok

Rekomendasi Tempat untuk Menikmati Kesedihan di Jogja bagi Kaum Ndlosor

17 Juni 2021
erupsi merapi Kebiasaan Otak-Atik Gathuk Hawa Panas dengan Aktivitas Gunung Merapi terminal mojok.co

Bisa-bisanya Erupsi Merapi Diromantisasi, Sopankah Begitu?

18 Januari 2021
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Sudah Saatnya Bandara di Indonesia Menjadi Ruang untuk Mempopulerkan Makanan Khas Daerah

Sudah Saatnya Bandara di Indonesia Menjadi Ruang untuk Mempopulerkan Makanan Khas Daerah

3 Desember 2025
4 Aturan Tak Tertulis Berwisata di Jogja agar Tetap Menyenangkan Mojok.co

4 Aturan Tak Tertulis Berwisata di Jogja agar Liburan Tetap Menyenangkan

30 November 2025
3 Sisi Lain Grobogan yang Nggak Banyak Orang Tahu

3 Sisi Lain Grobogan yang Nggak Banyak Orang Tahu

4 Desember 2025
Pengalaman Transit di Bandara Sultan Hasanuddin: Bandara Elite, AC dan Troli Pelit

Pengalaman Transit di Bandara Sultan Hasanuddin: Bandara Elite, AC dan Troli Pelit

1 Desember 2025
5 Alasan yang Membuat SPs UIN Jakarta Berbeda dengan Program Pascasarjana Kampus Lain Mojok.co

5 Alasan yang Membuat SPs UIN Jakarta Berbeda dengan Program Pascasarjana Kampus Lain

1 Desember 2025
8 Alasan Kebumen Pantas Jadi Kiblat Slow Living di Jawa Tengah (Unsplash)

8 Alasan Kebumen Pantas Jadi Kiblat Slow Living di Jawa Tengah

3 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar
  • Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada
  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?
  • Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra
  • 5 Warung Makan di Jogja yang Gratiskan Makanan untuk Mahasiswa Rantau Asal Sumatra Akibat Bencana


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.