Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Gaya Hidup Hewani

Hikayat Kucing dan Kecoa

Hanif Amin oleh Hanif Amin
11 Juni 2019
A A
kecoa dan kucing

kecoa dan kucing

Share on FacebookShare on Twitter

Kecoa adalah makhluk yang menjijikan. Entah apa yang dimiliki serangga jahanam ini sehingga bisa bikin saya tergopoh-gopoh lari meski jarak antara saya dan dia masih dalam radius aman—lebih dari 3 meter.

Beruntung selama beberapa minggu ini kucing saya sedang rajin berburu kecoa. Maklum umurnya masih bulanan, jadi sebenarnya bukan hanya kecoa, tapi apa saja yang bergerak akan dikejarnya termasuk kertas-kertas yang ditelan mesin printer dan kaki saya sendiri.

Efeknya dahsyat tentu saja. Kini kecoa jadi jarang berkeliaran di tembok dan lantai kamar tidur serta kamar mandi. Kalau ada satu atau dua yang tidak kapok, saya tinggal mengambil si kucing.

Hanya dalam tempo 1 menit kecoanya sudah terpincang-pincang (tinggal saya sapu sampai jauh sekali) atau kabur keluar, tidak tahan dengan tikaman bertubi-tubi dari cakar dan taring kucing saya. Tidak sampai mati memang, mereka itu susah mati.

Namun anehnya, akhir-akhir ini muncul juga perasaan lain selain rasa jijik pada kecoa, yaitu rasa kasihan. Tentu 95 persen perasaan saya pada kecoak masih rasa jijik dan setiap kali saya melihat kecoa pikiran pertama yang muncul tetap untuk melihatnya mati dengan segera.

Tapi kadang-kadang saya miris juga begitu menyaksikan seekor kecoa lari tunggang langgang dikejar si kucing. Apalagi kucing saya punya orientasi menyiksa bukannya membunuh sehingga butuh waktu lama bagi si kecoa untuk mati.

Bayangkan, dalam proses sakaratul maut-nya itu, kecoa jahanan namun malang harus merasakan puluhan hingga ratusan kali cakaran juga gigitan si kucing yang seringkali bikin kulit saya berdarah.

Beruntung kalau setelah disiksa sedemikian rupa mereka langsung mati. Tapi seringnya, mereka dibiarkan hidup dengan kaki yang sudah buntung delapan-delapannya dan sayap yang robek sana-sini oleh kucing saya yang sadis.

Baca Juga:

Jogja Bikin Muak, Purwokerto Bikin Menyesal: Kisah 2 Kota yang Menjadi Korban Jahatnya Romantisme karena Mengaburkan Realita yang Ada

Pengalaman Naik Kapal Pelni Menuju Banda Neira: Berkawan dengan Kecoa, dan Berakhir Memahaminya

Dibekali sedikit rasa kasihan, saya beberapa kali mengambil sikap. Tadi malam misalnya, saya menyelamatkan seekor kecoa yang sudah pincang dari terjangan kucing saya. Si kucing saya pindahkan sebentar ke ruang lain dan cepat-cepat sambil menahan jijik saya pindahkan kecoa ke halaman.

Meski harus diakui cara saya memindahkan juga cukup kasar, yaitu dengan memakai sapu yang diayunkan keras-keras seperti stik golf ke badan kecoa. Niatnya supaya makhluk jahanam-tapi-kasihan itu melayang sejauh mungkin, dan memang dia melayang cukup jauh. Mungkin sekitar 5 meter.

Maklum, saya kan masih jijik dengan kecoa. Toh si kecoa tadi malam tetap harus berterima kasih karena walau perutnya memar sedikit, sistem syaraf-nya bisa selamat dari penyiksaan malam yang panjang dari si kucing.

Nah, berdasar beberapa kejadian tadi, saya jadi berpikir kalau sebenarnya yang lebih jahanam dari kecoa yang saya sebut jahanam itu adalah si kucing.
Begini, si kucing sudah dengan sengaja menimbulkan rasa sakit pada makhluk lain (dalam hal ini kecoa, tikus, belalang dan kadang-kadang saya majikannya).

Meskipun dia sendiri juga tidak punya akal untuk tahu kalau kelakuan menyiksa yang dia rasa mengasyikkan itu bisa bikin susah makhluk lain.

Di sisi lain, lihatlah kecoa. Menyakiti orang lain dia tidak pernah. Kalau mau menyakiti pun tidak akan sakit karena beratnya cuma beberapa gram dan kaki-kakinya tidak begitu tajam.

Memang dia kotor dan bisa membawa penyakit, tapi kan kita punya air ditambah sabun. Dan kalau diingat-ingat, jarang sekali ada kecoa yang mau mendekati manusia. Biasanya mereka hanya diam, kitanya saja yang lari ketakutan.

Ironisnya, walau sudah bisa berpikir menggunakan perkakas logika yang cukup valid dan yakin kalau kecoa tidak jahanam-jahanam amat, saya tetap saja membenci mereka.

Kucing, yang sudah saya simpulkan sebagai si jahanam yang sesungguhnya, tetap saya sayangi, elus-elus bahkan beri makan dengan makanan khusus kucing yang butuh usaha yang tidak kecil dalam bentuk uang dan bensin untuk mendapatkannya.

Pikiran saya sudah bulat : kecoa itu sebenarnya tidaklah jahanam dan kucing lucu itu diam-diam adalah makhluk yang kejam. Tapi emosi dan tindak-tanduk saya sehari-hari lain lagi : kecoa ingin saya bunuh, kucing saya elus penuh kasih sayang. Bahkan saking sayangnya, saya pernah buatkan lagu buat si kucing soal bulunya yang kuning dan matanya yang bulat-penuh.

Aneh betul. Dengan kesimpulan di atas, berarti saya secara sadar dan senang hati sudah tertipu oleh si kucing.

Untuk kecoa, maafkan saya karena walau tahu kamu tidak bersalah, kejijikan dan nafsu saya untuk membunuh kamu (dengan perantara kucing) tetap tidak mau hilang. Nasibmu memang menyedihkan. Sudah dibenci, susah mati pula. Setidaknya kalau matimu cepat, kan kamu tidak perlu menderita kelewat panjang.

Mungkin kamu harus berdoa sesekali pada Tuhan, minta sedikit jijik dan hina yang ada pada dirimu terangkat. Atau kalau tidak dikabulkan, minta saja kematian yang lebih cepat dan mudah. Amiin.

Harus diakui kalau kita ini memang makhluk yang amat emosional. Logika dan kompas moral bisa dilompati dengan gampangnya kalau sudah menyangkut yang lucu-lucu atau menggemaskan. Contohnya tidak terbatas hanya pada kucing-kecoa barusan, tapi bisa juga diperluas.

Mulai dari hubungan pertemanan, asmara, makanan kesukaan, musisi favorit sampai ke pilihan politik yang tentu tidak akan saya pakai sebagai contoh karena kalau kurang hati-hati bisa bikin masuk penjara.

Jangankan politik, Bung! Beberapa bulan lalu saja Pandji Pragiwaksono kena protes karena menghina kucing sebagai “anjing”. Saya sendiri bilang kucing sebagai “jahanam”, sebuah konotasi yang lebih buruk.

Tentu saya berani menghina kucing disini karena Mojok tidak seterkenal Pandji. Apalagi saya secara teknis adalah pengangguran, jadi tidak perlu khawatir kalau-kalau dipopulerkan sebagai penista binatang berakhlak jelek dan karier saya (yang tidak saya miliki) ramai-ramai dibikin hancur oleh para netizen.

Terakhir diperbarui pada 17 Januari 2022 oleh

Tags: HikayatKecoaKucingPandji Pragiwaksono
Hanif Amin

Hanif Amin

Manusia biasa, menulis juga di mesintinta.wordpress.com.

ArtikelTerkait

7 Hewan yang Harus Diwaspadai Masuk Rumah Saat Musim Hujan

7 Hewan yang Harus Diwaspadai Masuk Rumah Saat Musim Hujan

14 Oktober 2022
jangan buang anak kucing tanpa induknya itu jahat mojok.co

Hey, Jangan Suka Buang Anak Kucing Tanpa Induknya dong!

1 September 2020
7 Penyakit Serius yang Sering Diderita Kucing Rumahan terminal mojok

7 Penyakit Serius yang Sering Diderita Kucing Rumahan

9 Juli 2021
5 Jenis Pengadopsi Kucing yang Menyebalkan terminal mojok

5 Jenis Pengadopsi Kucing yang Menyebalkan

26 Juli 2021
anabul

4 Kesalahan Pengasuh Anabul Pemula

24 Desember 2021
kucing hilang kucing scabies pet lovers memelihara kucing mojok

Berbagai Kesiapan yang Perlu Diperhatikan Sebelum Memelihara Kucing selain Menyiapkan Makanan

15 Juli 2020
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Tinggal di Kabupaten Magelang: Dekat Borobudur, tapi Tidak Pernah Merasa Hidup di Tempat Wisata

Tinggal di Kabupaten Magelang: Dekat Borobudur, tapi Tidak Pernah Merasa Hidup di Tempat Wisata

18 Desember 2025
3 Alasan Berkendara di Jalanan Jombang Itu Menyebalkan

3 Alasan Berkendara di Jalanan Jombang Itu Menyebalkan

14 Desember 2025
Mojokerto, Opsi Kota Slow Living yang Namanya Belum Sekencang Malang, tapi Ternyata Banyak Titik Nyamannya

Mojokerto, Opsi Kota Slow Living yang Namanya Belum Sekencang Malang, tapi Ternyata Banyak Titik Nyamannya

17 Desember 2025
Hal-hal yang Harus Diketahui Calon Perantau sebelum Pindah ke Surabaya agar Tidak Terjebak Ekspektasi

Hal-hal yang Harus Diketahui Calon Perantau sebelum Pindah ke Surabaya agar Tidak Terjebak Ekspektasi

18 Desember 2025
Boleh Membanggakan SCBD Jogja, tapi Jangan Lupakan Gamping dan Mlati Sleman yang Akan Menjadi The Next SCBD Jogja Barat

Boleh Membanggakan SCBD Jogja, tapi Jangan Lupakan Gamping dan Mlati Sleman yang Akan Menjadi The Next SCBD Jogja Barat

19 Desember 2025
Mio Soul GT Motor Yamaha yang Irit, Murah, dan Timeless (Unsplash) yamaha mx king, jupiter mx 135 yamaha vega zr yamaha byson yamaha soul

Yamaha Soul Karbu 113 cc: Harga Seken 3 Jutaan, tapi Konsumsi BBM Bikin Nyesek

17 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Upaya Merawat Gedung Sarekat Islam Semarang: Saksi Sejarah & Simbol Marwah yang bakal Jadi Ruang Publik
  • Busur Panah Tak Sekadar Alat bagi Atlet Panahan, Ibarat “Suami” bahkan “Nyawa”
  • Pasar Petamburan Jadi Saksi Bisu Perjuangan Saya Jualan Sejak Usia 8 Tahun demi Bertahan Hidup di Jakarta usai Orang Tua Berpisah
  • Dipecat hingga Tertipu Kerja di Jakarta Barat, Dicap Gagal saat Pulang ke Desa tapi Malah bikin Ortu Bahagia
  • Balada Berburu Si Elang Jawa, Predator Udara Terganas dan Terlangka
  • Memanah di Tengah Hujan, Ujian Atlet Panahan Menyiasati Alam dan Menaklukkan Gentar agar Anak Panah Terbidik di Sasaran

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.