PGC Cililitan punya halte walk, yang bikin pengunjung mall dimudahkan dalam perkara belanja. Sungguh, Jakarta selalu bisa jadi contoh terbaik perkara integrasi transportasi umum
Bagi rekan pembaca yang bertempat tinggal di Jakarta dan sekitarnya, mungkin sebagian dari kalian sudah tahu tentang mal ikonik yang terletak di bilangan Cililitan, Jakarta Timur. Ya, mal atau pusat perbelanjaan yang saya maksud ialah Pusat Grosir Cililitan atau biasa disebut dengan PGC.
Dapat dikatakan mal ini adalah salah satu dari pusat perbelanjaan terbesar di Jakarta Timur. Letaknya yang begitu strategis membuat mal ini mudah dijangkau oleh masyarakat. Selain strategis, PGC ini juga mal yang serba ada. Mulai dari perhiasan, pakaian, tekstil, pujasera, tempat bermain keluarga, servis laptop dan ponsel, dan masih banyak lagi. Mengenai pujasera alias pusat jajanan serba ada, manajemen PGC menamakan kawasan pujasera itu dengan nama “Halte Walk”.
Sebentar, nama pujasera kok ada kata “halte”-nya? Keliatan kayak nggak mencerminkan tempat orang-orang bisa makan dan minum dengan berbagai pilihan outlet beserta menunya? Halte sendiri kan berarti tempat pemberhentian bus? Lalu, kata “walk” yang berarti berjalan maksudnya apa, makan-minum sambil berjalan, gitu?
Nah, beberapa dari kalian mungkin bingung mendengar nama Halte Walk dan berpikiran seperti di atas. Akan Tetapi, ketahuilah kalau Halte Walk memang berkaitan dengan transportasi umum berupa bus, dalam hal ini bus Transjakarta. Pujasera yang telah berdiri lebih dari 10 tahun itu terletak di bagian barat mal yang bersampingan secara langsung dengan jalur bus Transjakarta serta jalur angkot. Nah, jalur bus Transjakarta ini masuk ke bangunan mal dalam bentuk terowongan.
Bus masuk mal
Hal ini terlihat unik sebab ada jalur bus yang benar-benar masuk ke dalam bangunan pusat perbelanjaan. Saya jamin, mal lain di Jakarta nggak ada yang seperti ini. Namun, perlu diketahui bahwa sebenarnya jalur bus dan angkot yang ada di PGC ini adalah sisa peninggalan dari Terminal Cililitan yang dahulu pernah eksis di tempat PGC sekarang berdiri. Terminal bus yang terkenal pada era 80-90an itu kini telah tiada dan digantikan oleh PGC Cililitan sejak 2004.
Kita kembali ke pembahasan mengenai keterkaitan Halte Walk dengan transportasi umum. Di dalam terowongan jalur bus Transjakarta itu terdapat Halte Transjakarta PGC yang merupakan halte terminus dari bus Transjakarta Koridor 10 (PGC-Tanjung Priok). Beberapa jurusan angkot juga mengakhiri rutenya di sini. Nah, Halte PGC ini merupakan bagian dari pujasera Halte Walk. Kalau kalian ingin menuju halte ini pasti masuk dan melewati kawasan pujasera Halte Walk. Tempat di mana orang-orang bisa menyantap makanan dan minuman yang murah nan lezat itu dipersatukan dengan tempat di mana orang-orang bisa pergi dan pulang dengan naik bus hingga angkot. Inilah yang dimaksud dengan integrasi antara transportasi umum dengan pusat bisnis. Bagaimana? Sudah paham kan mengapa dinamakan Halte Walk?
Begitu kita turun dari bus dan merasa lapar, kita dihadapkan oleh tiga pilihan: melanjutkan perjalanan dengan naik angkot, masuk ke dalam mal untuk berbelanja, atau beristirahat sejenak sambil menyantap ragam makanan dan minuman dari berbagai outlet FnB di pujasera Halte Walk. Kebanyakan menu yang ditawarkan disini ialah hidangan lokal seperti ayam goreng, ayam bakar, bakso, mie ayam, soto betawi, soto kudus, nasi goreng, dan lain-lain. Kalau ingin minuman, ada outlet Es Teh Indonesia dan Chatime. Kalau ingin makanan ringan untuk dibawa pulang, ada penjual roti dan kue, mochi, kebab, aneka gorengan, dan masih banyak lagi. Intinya, serba lengkap deh.
Halte Walk PGC Cililitan patut dicontoh
Menurut saya, konsep integrasi antara moda transportasi umum dengan pujasera yang merupakan bagian dari pusat perbelanjaan seperti PGC Cililitan ini patut dicontoh oleh pusat-pusat perbelanjaan lain. Tiga pilihan setelah turun dari bus yang telah dijelaskan sebelumnya itu menunjukkan beberapa aktivitas yang dapat dilakukan pada satu tempat. Kita mau pulang atau pergi, tinggal pergi ke Halte Walk untuk naik bus TJ atau angkot. Kita mau makan atau minum untuk menghilangkan lapar atau dahaga, tinggal beli makanan-minuman di pujasera Halte Walk. Dari Halte Walk pun juga bisa masuk ke bagian dalam mal dengan pintu masuk yang terkoneksi dengan pujasera Halte Walk. Sangat praktis bukan?
Sekian penjelasan untuk Halte Walk sebagai bentuk nyata integrasi antara transportasi umum dengan pusat perbelanjaan. Di samping memudahkan orang agar sampai ke PGC Cililitan tanpa perlu berjalan jauh lagi, Halte Walk juga berfungsi sebagai tempat integrasi yang cocok untuk ditiru oleh mal atau pusat perbelanjaan lain. Terakhir, semoga Halte Walk tetap dipertahankan eksistensinya, dijaga kebersihannya, dan terus bermanfaat bagi masyarakat banyak!
Sumber gambar: situs resmi PGC
Penulis: Muhammad Arifuddin Tanjung
Editor: Rizky Prasetya
BACA JUGA 4 Kelebihan yang Membuat Jakarta Timur Tidak Bisa Dipandang Sebelah Mata