Hal-hal yang Perlu Kalian agar Skripsi Kalian Lancar dan Tak Jadi Donatur Abadi Kampus

Cara Licik Mahasiswa Mengerjakan Skripsi Full Pakai ChatGPT, Dosen Pembimbing Wajib Tahu Ciri-cirinya biar Nggak Sampai Dibohongi!

Cara Licik Mahasiswa Mengerjakan Skripsi Full Pakai ChatGPT, Dosen Pembimbing Wajib Tahu Ciri-cirinya biar Nggak Sampai Dibohongi! (unsplash.com)

Beberapa waktu yang lalu, saya berbincang dengan salah satu mahasiswa Sastra Inggris dari Semarang terkait skripsi. Sebenarnya dia berbicara dengan orang yang salah, karena skripsi saya dibilang jelek saja belum. Lebih tepat disebut aib ketimbang karya ilmiah.

Tapi dia bertanya tentang tips-tips apa yang harus dia lakukan agar tidak keblondrok seperti saya. Tentu, perkara memberi nasihat, saya jagonya. Saya suka memberi solusi, perkara itu bisa diaplikasikan atau tidak, itu perkara lain. Katanya apa-apa harus ada solusinya? Aku mung manut lho cah.

Sebagai manusia yang kelewat sering mengambil keputusan bodoh semasa kuliah, terlebih perkara akademik, saya bisa banget memberi tips-tips tentang skripsi. Apa yang harus dilakukan, bagaimana menghadapi masa-masa skripsian, dan sebagainya.

Hilangkan ketakutan akan hal-hal yang belum tentu terjadi

Mahasiswa ini, sebut saja Edward, berkata bahwa dia takut dosen pembimbing skripsinya akan ilang-ilangan dan sulit ditemui, dan ketakutan-ketakutan lainnya. Saya bilang stop, jangan pikirin ini, dan hadapi saja yang di depan.

Begini. Risiko tersebut, sekalipun tak bisa dibenarkan, nyatanya selalu ada di dunia tugas akhir. Tapi, yang namanya risiko, pilihannya hanya dua: terjadi atau tidak. Ketimbang memikirkan hal yang terburuk, tetap beri ruang optimis bahwa hal itu nggak akan terjadi. Pikirkan saja mitigasinya mau ngapain kalau terjadi, jangan pikirkan deritanya.

Yang namanya risiko terburuk, pasti membawa derita. Mending pikirin mitigasinya mau gimana.

Mitigasi

Misalkan hal-hal terburuk terjadi, kalian para pejuang skripsi mending mikirin bagaimana mengatasi hal buruk tersebut.

Anggap saja kalian dapat dosen yang ilang-ilangan. Udah, laporkan aja ke kaprodi/kajur. Biar mereka yang ngurus gimana. Kalian nggak usah takut nanti dosen marah apa gimana dan skripsi jadi nggak jalan. Kalau beneran nggak jalan karena marah, lapor lagi. Hal kayak gini tuh bukan urusan kalian, ini urusan para petinggi kampus. Biarkan mereka pusing dan mikirin solusi, tugas kalian bukanlah itu.

Menurut saya nggak masuk akal kalau kaprodi/kajur nggak merespons aduan kalian. Mahasiswa yang sulit lulus, amit-amit DO, itu menurunkan akreditasi. Melihat pejabat Indonesia ini hobi betul menjaga citra, harusnya mereka akan satset ngurus ini.

Lagi-lagi, mencari solusi perihal dosen ilang-ilangan atau bermasalah saat skripsi itu bukan urusan kalian. Nah, kita beralih ke hal lain sekarang.

Biar skripsi lancar

Sekarang kita ngomongin hal paling penting: kudu ngapain biar skripsi lancar. Di liputan saya yang ini, narasumber saya berkata bahwa memang harus ada kesepakatan antar dosen dan mahasiswa. bagi saya, ini paling jitu.

Begini. Kalian harus tahu apa yang dosen minta, dan apa yang kalian mau. Kalau nggak nemu titik temu, susah. Tapi kalau harus mengalah, selama kalian tidak terbebani dan itu melancarkan skripsi, saya kira menekan ego bisa jadi opsi. Kuliah, itu yang dicari lulusnya. Skripsi yang baik, adalah skripsi yang selesai. Kalian boleh benci sama kalimat ini, tapi memang itu ada benarnya.

Lagian, mau skripsi keren atau nggak, gelar kalian sama kok.

Tapi, perlu diingat, skripsi itu adalah cerminan pengetahuan kalian selama kuliah. jadi, kerjakan sepenuh hati. Kalau hasilnya bagus, kalian juga lancar kok lulusnya. Jadi jangan berpikir penting selesai dan dikerjakan dengan setengah hati. Betul, skripsi yang baik adalah skripsi yang selesai, tapi ya nggak dikerjakan asal selesai juga. Pasti kalian stuck kalau caranya begitu.

Oh iya, bikin perjanjian sama dosen kalian mau selesai dalam durasi berapa lama. Mau 6 bulan, 1 tahun, pick your own pace. Bagian ini, kalian yang tahu. Nek ngene ijik takok, lha koe ki jane kuliah opo ngeplek dara?

Sebagai penutup, semoga kalian lancar dan bisa lulus tepat waktu. Bila semangat kalian menghilang, ingatlah orang tuamu menunggu di rumah. Gelar kalian adalah hadiah terbaik yang bisa mereka terima.

Penulis: Rizky Prasetya
Editor: Rizky Prasetya

BACA JUGA 4 Tipe Orang yang Sebaiknya Nggak Usah Kuliah S2, Cuma Buang-buang Waktu dan Duit

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Exit mobile version