Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Pojok Tubir

Gunung Tumpang Pitu Banyuwangi Dikuras demi Emas: Apa Artinya Kemajuan Ekonomi Jika Alam Hancur Lebur?

Fareh Hariyanto oleh Fareh Hariyanto
14 Juni 2023
A A
Gunung Tumpang Pitu Banyuwangi Dikuras demi Emas: Apa Artinya Kemajuan Ekonomi Jika Alam Hancur Lebur?

Gunung Tumpang Pitu Banyuwangi Dikuras demi Emas: Apa Artinya Kemajuan Ekonomi Jika Alam Hancur Lebur? (Pixabay.com)

Share on FacebookShare on Twitter

Banyuwangi adalah surga tersembunyi di ujung timur Pulau Jawa yang terkenal dengan keindahan alamnya. Namun, di balik panorama alam yang memukau, ada satu cerita yang kurang indah: tambang emas di Gunung Tumpang Pitu. Bagaimana tidak, kegiatan penambangan yang dilakukan di daerah selama bertahun-tahun telah menimbulkan kerusakan lingkungan yang memprihatinkan.

Saya yang sering melintas menuju Pantai Muara Mbaduk di Kecamatan Pesanggaran melihat secara jelas bagaimana perkembangan bukit ini. Yang dulunya rindang hijau penuh pepohonan berubah gundul dan perlahan mulai hancur. Tentu saja, tak bisa dipungkiri bahwa potensi ekonomi yang ditawarkan oleh tambang emas ini sangat menggiurkan.

Tapi tunggu dulu, apa artinya kekayaan ekonomi jika alam kita hancur? Sebab dalam proses penggalian emas di Gunung Tumpang Pitu, lingkungan menjadi korban utama. Hutan yang hijau dan air yang jernih terancam oleh pembukaan lahan, penggalian tanah, dan penggunaan bahan kimia berbahaya. Dampaknya terasa dalam polusi air dan kerusakan ekosistem yang tak terelakkan.

Bukan hanya itu, dampak sosial juga tidak bisa diabaikan begitu saja. Masyarakat sekitar, terutama yang bergantung pada pertanian dan perikanan, merasakan pukulan keras jika melihat dalam jangka panjang. Relokasi penduduk dan kehilangan mata pencaharian tradisional bukanlah lelucon. Mereka yang hidup dalam harmoni dengan alam dan menggantungkan hidup pada hasil bumi, tentu pada waktunya akan dipaksa menyerah pada dampak negatif tambang emas yang sudah bertahun-tahun beroperasi.

Gunung Salakan ora didol!

Lantaran kondisi Gunung Tumpang Pitu sudah mulai gundul dan hancur lebur, muncul isu Gunung Salakan yang ada di Desa Kandangan, Kecamatan Pesanggaran yang tidak jauh dari Tumpang Pitu akan dilakukan penambangan. Meski hal itu belum jelas perkembangannya, upaya penolakan sudah mulai muncul di mana-mana oleh warga Kandangan.

Tak dapat dimungkiri, tambang emas di Gunung Tumpang Pitu menawarkan potensi ekonomi yang menggiurkan bagi daerah dan masyarakat sekitar. Kandungan emas yang tinggi menjadi daya tarik utama bagi perusahaan tambang. Namun, sayangnya, dalam proses eksploitasi ini, dampak negatif terhadap lingkungan dan masyarakat sekitar seringkali diabaikan.

Salah satu dampak yang paling mencolok adalah kerusakan lingkungan. Kegiatan penambangan emas di Gunung Tumpang Pitu berpotensi merusak ekosistem alaminya. Pembukaan lahan, penggalian tanah, dan penggunaan bahan kimia seperti merkuri dan sianida dapat menyebabkan keracunan air tanah dan sungai.

Ini akan mengganggu kehidupan fauna, serta merusak kualitas tanah yang subur dalam jangka panjang. Hal tersebut tentu secara tidak langsung akan berdampak pada mata pencaharian masyarakat setempat yang bergantung pada hasil pertanian dan perikanan. Selain itu, aspek sosial juga menjadi perhatian penting.

Baca Juga:

Desa Sumberagung, Desa Paling Menyedihkan di Banyuwangi: Menolong Ribuan Perantau, tapi Menyengsarakan Warga Sendiri

Pesanggaran, Kecamatan Paling Menyedihkan di Kabupaten Banyuwangi

Esensi kekayaan ekonomi

Meskipun ada peraturan dan pengawasan yang diatur oleh pemerintah terkait dengan operasional tambang. Tampaknya masih terdapat celah dan kekurangan dalam pelaksanaannya. Harusnya ini jadi perhatian pemerintah daerah. Dan ya, harusnya sih tidak mungkin mereka tidak tahu akan hal ini.

Kritik ini bukan bertujuan untuk menyalahkan atau menghambat perkembangan ekonomi. Tapi, untuk membangkitkan kesadaran dan meminta perusahaan tambang serta pemerintah untuk bertanggung jawab secara lebih bertanggung jawab terhadap dampak yang ditimbulkan.

Mari kita buka mata, tanyakan pada diri kita sendiri. Apa artinya kekayaan ekonomi jika alam kita hancur lebur? Mari bersama jaga keindahan gunung-gunung lain di Banyuwangi dan warisan alam untuk generasi yang akan datang.

Penulis: Fareh Hariyanto
Editor: Rizky Prasetya

BACA JUGA Cara Saya Jelaskan Letak Kabupaten Lumajang biar Mudah Dipahami

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 14 Juni 2023 oleh

Tags: gunung tumpang pitukerusakan lingkungantambang emas
Fareh Hariyanto

Fareh Hariyanto

Perantauan Tinggal di Banyuwangi

ArtikelTerkait

air bersih

Kita yang Sedang Menghadapi Krisis Lingkungan dan Air Bersih

15 Agustus 2019
sangihe keserakahan tambang emas satwa punah mojok

Sangihe dan Amarah Bumi yang Amat Mengerikan

13 Juni 2021
Menghitung Kerugian Kerusakan jika Ultraman Bertarung di Indonesia terminal mojok.co

Menghitung Kerugian Kerusakan jika Ultraman Bertarung di Indonesia

1 Februari 2021
Pesanggaran, Kecamatan Paling Menyedihkan di Kabupaten Banyuwangi

Pesanggaran, Kecamatan Paling Menyedihkan di Kabupaten Banyuwangi

16 Oktober 2025
tempat angker aksara jawa orang indonesia identitas karakter merapi mojok

Satu-satunya Cara Menghentikan Kerusakan Lingkungan Adalah Dijadikan Tempat Angker

18 Januari 2021
Desa Sumberagung, Desa Paling Menyedihkan di Banyuwangi (Unsplash)

Desa Sumberagung, Desa Paling Menyedihkan di Banyuwangi: Menolong Ribuan Perantau, tapi Menyengsarakan Warga Sendiri

22 Desember 2025
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Derita Jadi Pustakawan: Dianggap Bergaji Besar dan Kerjanya Menata Buku Aja

Derita Jadi Pustakawan: Dianggap Bergaji Besar dan Kerjanya Menata Buku Aja

23 Desember 2025
Desa Sumberagung, Desa Paling Menyedihkan di Banyuwangi (Unsplash)

Desa Sumberagung, Desa Paling Menyedihkan di Banyuwangi: Menolong Ribuan Perantau, tapi Menyengsarakan Warga Sendiri

22 Desember 2025
Menjajal Becak Listrik Solo: Cocok untuk Liburan, tapi Layanan QRIS-nya Belum Merata Mojok.co

Menjajal Becak Listrik Solo: Cocok untuk Liburan, Sayang Layanan QRIS-nya Belum Merata 

24 Desember 2025
Dosen Pembimbing Nggak Minta Draft Skripsi Kertas ke Mahasiswa Layak Masuk Surga kaprodi

Dapat Dosen Pembimbing Seorang Kaprodi Adalah Keberuntungan bagi Mahasiswa Semester Akhir, Pasti Lancar!

25 Desember 2025
Nggak Punya QRIS, Nenek Dituduh Nggak Mau Bayar Roti (Unsplash)

Rasanya Sangat Sedih ketika Nenek Saya Dituduh Nggak Mau Bayar Roti Terkenal karena Nggak Bisa Pakai QRIS

21 Desember 2025
Jepara Adalah Kota Ukir, Kota yang Ahli Memahat Indah kecuali Masa Depan Warganya

Jepara Adalah Kota Ukir, Kota yang Ahli Memahat Indah kecuali Masa Depan Warganya

26 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Kala Sang Garuda Diburu, Dimasukkan Paralon, Dijual Demi Investasi dan Klenik
  • Pemuja Hujan di Bulan Desember Penuh Omong Kosong, Mereka Musuh Utama Pengguna Beat dan Honda Vario
  • Gereja Hati Kudus, Saksi Bisu 38 Orang Napi di Lapas Wirogunan Jogja Terima Remisi Saat Natal
  • Drama QRIS: Bayar Uang Tunai Masih Sah tapi Ditolak, Bisa bikin Kesenjangan Sosial hingga Sanksi Pidana ke Pelaku Usaha
  • Libur Nataru: Ragam Spot Wisata di Semarang Beri Daya Tarik Event Seni-Budaya
  • Rp9,9 Triliun “Dana Kreatif” UGM: Antara Ambisi Korporasi dan Jaring Pengaman Mahasiswa

Konten Promosi



Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.