“Ndak bisa basa enggres” mungkin sekarang menjadi kata yang lucu di tongkrongan. Tapi, jauh di balik itu nggak bisa bahasa Inggris memang menjadi kendala bagi banyak pelajar di Indonesia. Termasuk saya.
Kalau ada survei terhadap pelajar di Indonesia, tentu mata pelajaran Bahasa Inggris tidak akan menjadi mata pelajaran favorit meskipun gurunya asik, masih kalah sama mapel penjas di siang bolong. Bahasa Inggris, apalagi listening session ketika ujian memang menyebalkan, sudah mah tidak paham apa yang didengar, tidak bisa diulang pula. Selain listening session, ada hal yang lebih nggatheli, yaitu tugas menulis esai Bahasa Inggris. Menulis esai dalam Bahasa Indonesia aja masih sering salah, apalagi dalam Bahasa Inggris.
Namun tenang saja, saya yang juga nggak bisa Bahasa Inggris telah menemukan kombinasi maut untuk menyelesaikan tugas nggatheli tersebut. Cukup menggunakan Google Docs, Bing Translator, dan Grammarly. Kombinasi tersebut sudah terbukti ampuh dan memudahkan.
Tinggal buka Google Docs yang merupakan layanan pengolah kata yang disediakan oleh Google. Bagi orang-orang yang masih suka keceletot typo juga nulis di dipisah atau di disambung, Google Doc sangatlah berguna untuk mengingatkannya karena akan muncul garis di bawah kata yang salah tersebut. Rasanya kaya diingetin sholat, bawaannya langsung pengen benerin.
Kamu tinggal menuliskan esaimu dengan Bahasa Indonesia seperti biasanya. Tentukan topik yang ingin dibahas, kumpulkan materinya, kemudian selesaikan esaimu dengan apik.
Kemudian, setelah selesai menulis esai dalam Bahasa Indonesia, kamu tinggal membuka layanan penerjemah. Mungkin Google Translate menjadi yang pertama muncul di pikiran Anda. Tapi, bukan itu yang saya maksud. Kombinasi yang saya rasa lebih yahud untuk meneruskan perjuangan menerjemahkan esai ke dalam Bahasa Inggris adalah bing translator. Layanan penerjemah online besutan perusahaan Microsoft ini menjadi pesaing ketat Google Translate menjadi top of mind di masyarakat. Bahkan, banyak orang yang berpendapat bahwa Bing Translator lebih akurat ketimbang Google Translate.
Saya sendiri lebih menyukai menggunakan Bing ketimbang Google Translate. Bing Translator sering menjadi kartu as saya untuk mengubah esai yang sudah saya tulis menjadi Bahasa Inggris. Setelah menjadi Bahasa Inggris, kita masih memiliki satu masalah yaitu struktur gramatikal dan leksikal yang biasanya masih agak ngawur, namanya juga mesin. Kalau kalian pede mengumpulkan hasil translate tersebut sih nggak apa-apa. Tapi, kalau kalian ingin memperbaikinya sedikit lagi maka Grammarly adalah penyelamatnya. Ibarat kartu bebas penjara di permainan monopoli, kita merasa terbebas dari beban lagi.
Di Grammarly kita tinggal meng-copy paste esai Bahasa Inggris hasil translate yang dirasa kurang maksimal itu. Grammarly akan membantu kita mengecek teks yang kita paste untuk membantu menentukan penggunaan kata yang tepat dalam Bahasa Inggris. Hebatnya, Grammarly tidak hanya mengoreksi kata yang salah, melainkan ia juga merekomendasikan penggunaan ejaan yang benar, sehingga konteks kalimatnya tidak melenceng dari yang kita maksud. Rasanya kaya punya asisten bule yang ngasih tau dan menyarankan hal yang benar.
Kalau kalian ingin lebih merasa kaya punya asisten bule beneran, kalian bisa menggunakan layanan premium dari Grammarly. Di layanan premiumnya, kalau lagi dikejar deadline proofreading, kita bisa request layanan proofreading profesional yang dilakukan oleh tim grammarly, bukan mesin melainkan orang beneran yang sudah expert tentunya. Tapi, untuk sekelas pelajar yang cuma dipake untuk mengerjakan tugas saja, saya rasa belum perlu layanan premiumnya, cukup yang gratisan saja. Hidup gratisan!!!
Iya, menulis esai Bahasa Inggris menjadi terasa mudah dengan tiga alat tersebut. Pokoknya kombinasi maut dari Google Docs, Bing Translator, dan Grammarly adalah yang terbaik untuk memudahkan saya, Anda, dan kita semua supaya bisa membuat esai Bahasa Inggris sing rada wangun.
BACA JUGA Cake, Aplikasi Belajar Bahasa Inggris Saingan Berat Duolingo dan tulisan Doni Erfin Rukiawan lainnya.