Golongan Orang yang Fast Respons Itu Bukanlah Sebuah Aib

Golongan Orang yang Fast Respons Itu Bukanlah Sebuah Aib terminal mojok.co

Golongan Orang yang Fast Respons Itu Bukanlah Sebuah Aib terminal mojok.co

Dalam dunia media sosial, khususnya dunia per-chat-an, tentunya ada berbagai macam tipe orang dalam membalas chat seseorang. Ada yang fast respons, slow respons, middle, cuma read doang, atau bahkan golongan yang membiarkan notifikasi chat berjamur.

Saya adalah tipe orang yang ketika ada pesan masuk langsung membalasnya. Ingin menjadi orang yang slow respons tuh sulit sekali kalau bagi saya pribadi. Kecuali kalau saya sedang tidak memegang hape. Bagi saya, golongan orang yang fast respons itu bukanlah sebuah aib, tapi mereka-mereka ini patut diapresiasi. Pasalnya, golongan yang satu ini mampu membuat orang-orang tidak bosan menunggu. Saya paling benci dengan yang namanya menunggu.

Mungkin ada sebagian orang yang menganggap orang yang fast respons ini sebagai orang yang gak ada kerjaan atau gabut. Balesin chat kok cepet banget? Ya apa salahnya? Bukannya bagus ya kalau ada orang yang bales chat-nya cepet? Jadinya kita nggak perlu menunggu lama-lama agar pesan kita dibalas. Saya setuju sama tulisan Mbak Ajeng Rizka, buat apa jadi orang yang slow respons hanya karena gengsi semata?

Meskipun terlihat gabut, tapi sebenarnya golongan orang yang fast respons itu justru nggak mau ngebikin orang lain nunggu dan hal itu salah satu bentuk penghormatan dan kesopanan. Apalagi kalau ada pesan datang ketika kita sedang online. Dan kita menyadari ada pesan yang masuk. Ya, alangkah baiknya kita menyisihkan waktu sebentar untuk membalas pesan tersebut. Kecuali pesannya dari orang-orang yang modus. Namun, kalau dari teman kan nggak ada salahnya juga. Apalagi kalau bahasannya penting.

Beberapa orang mungkin punya alasan tersendiri enggan membalas pesan secara cepat. Entah karena memang pesannya tertumpuk, sedang tidak mood untuk membalas pesan, mikirin jawaban yang lama, atau mungkin karena kelupaan sehingga pesannya jadi terbengkalai. Namun bagi saya sendiri, ada beberapa hal positif kalau kita menjadi orang yang fast respons.

#1 Orang akan lebih respek

Menjadi orang yang fast respons dalam membalas pesan akan membuat orang merasa sangat dihargai dan dihormati. Orang-orang akan menganggap kaum fast respons adalah golongan orang humble. Nggak peduli siapa yang chat dan bahasannya apa, mereka akan tetap membalas pesan dengan cepat meskipun ada juga orang yang menganggap itu hal yang aneh.

Saya sendiri merasakannya, ketika saya mengirim pesan pada teman (meskipun nggak akrab-akrab banget) dan dia balas dengan cepat, ya saya pribadi merasa sangat dihargai meskipun sesederhana itu. Apalagi ketika saya mengakhiri chat dan dia tetap membacanya. Berbeda dengan orang yang ketika sudah tahu itu adalah bagian akhir dari chat, tapi mereka enggan untuk membaca (centang biru di WA). Saya geregetan banget deh sama tipe yang begitu, karena nggak ada salahnya juga buat nge-read.

#2 Menghindari kelupaan

Terkadang kalau kita menunda-nunda untuk membaca pesan dari teman atau siapapun yang dirasa perlu untuk dibalas, kita akan kelupaan untuk membalasnya. Apalagi bersamaan dengan notifikasi chat yang bertambah. Kalau begitu kan nanti kita bisa dianggap sombong atau kehilangan info yang barangkali penting untuk disampaikan. Terkecuali mereka yang hanya mengirim pesan “P” masih bisa dimaklumi lah untuk di-slowrespons-kan.

Tapi kalau kodratnya jadi orang yang fast respons seperti saya sulit juga sih buat slow respons meskipun pesannya singkat. Karena saya tuh orangnya penasaran banget. Takut ada hal yang benar-benar penting.

#3 Melatih menghargai orang lain

Membalas pesan dengan cepat memang bukanlah suatu prestasi, tapi juga bukan sesuatu yang salah untuk dilakukan. Dengan menjadi golongan fast respons tentunya dapat membuat kita lebih menghargai orang lain. Kalau kita sudah menghargai orang lain, ya seharusnya mereka juga akan menghargai kita meski hanya dalam perihal membalas pesan. Nggak mau juga kan kalau digantungin sama orang? Apalagi digantungin sama si dia. Xixixi.

#4 Meminimalisir habis kuota

Menjadi orang yang slow respons tentunya punya dampak yang buruk. Selain membuat orang menunggu yang tak pasti, juga bisa membuat kita repot sendiri. Itu terjadi kalau ternyata kuota kita tinggal sedikit lagi, dan kebetulan ada pesan yang harusnya bisa dibalas saat itu juga, tapi kita malah menunda-nunda hingga kuota habis dipakai browsing. Mending kalau chatnya nggak terlalu penting, tapi kalau cukup penting kan repot juga kalau lagi nggak punya duit buat beli kuota.

Saya pribadi memang sulit menjadi orang yang slow respons, apalagi hanya karena gengsi takut dikira orang yang gabut banget. Padahal mah ya selow aja kali. Walau sering dikatain gabut dan aneh, tapi setidaknya saya dan barangkali kalian sudah melakukan hal yang benar. Toh, nggak ada ruginya, kok. Hidup golongan orang-orang fast respons!

BACA JUGA Alasan Orang Hapus Story WhatsApp walau Belum 24 Jam dan tulisan Erfransdo lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Exit mobile version