Malam kemarin menjadi malam yang mendadak penuh duka. Hal ini disebabkan karena tiba-tiba kita mendengar bahwa musisi, penyanyi, aktivis kemanusiaan kebanggan kita, Sang Suhu penyuara kegalauan dan patah hati Glenn Fredly telah kembali ke kehadirat-Nya.
Rasanya bagi saya ini adalah suatu pukulan dan kehilangan. Saya tahu saya hanya wanita biasa dan mungkin Sang Maestro tak mengenal saya. Namun, fakta bahwa saya bertumbuh dari lagu-lagunya membuat saya merasa bahwa ada kedekatan maya antara saya dengan pelantun Januari yang telah tiada tersebut.
Saya yakin semua orang sepakat bahwa beliau adalah suara bagi yang terpatah hatinya. Mungkin ketika sedang galau dan tersakiti lagu Glenn lebih setia menemani daripada teman, sahabat, ataupun, keluarga. Namun, satu hal lagi bagi saya yang mengenal Glenn Fredly sedari kecil, sedari Sekolah Dasar, beliau adalah sosok yang mengenalkan patah hati di saat saya tak tahu bahwa patah hati bisa sebegitu menyakitkan.
Awal saya mengenal Glenn Fredly bukan karena saya tahu dan up to date tentang musik. Bagi saya, dahulu menulis diary dan mengumpulkan loose leaf lebih menarik daripada mengetahui lagu kekinian apa yang sedang hits. Maklum fasilitas musik belum selengkap sekarang, paling pol saya tahu lagu juga dari radio. Sementara TV saya waktu itu tidak bisa menangkap siaran MTv. Satu -satunya channel bening dan saya tonton adalah Indosiar.
Waktu itu sedang hits acara AFI (Akademi Fantasi Indosiar), teman-teman SD saya membicarakan AFI terus menerus, dan saya yang waktu itu merasa tergugah ego saya untuk membuktikan bahwa saya juga tidak ketinggalan kekinian dari mereka, menontonlah acara AFI agar esoknya ketika sedang bercerita saya cukup bisa nimbrung dan berkata, “Si Smile bagus banget nyanyinya aku sampe nangis. Dan oh, si C tereliminasi, loh.”
Begitulah masa SD saya terwarnai. Padahal memahami lagu sampai menangis di masa SD tentu saja saya tak mampu. Dan saya masih mencoba mengingat, lagu Januari hits di lingkungan kelas saya karena dinyanyikan oleh Smile, kontestan AFI waktu itu.
Terkuaklah saya mengenal Januari dan Glenn Fredly.
Lirik Januari saya tulis di salah satu loose leaf di binder saya. Dulu kertas-kertas loose leaf agar terlihat menarik dan bermakna biasanya ditulisi lirik lagu. Saya juga tidak tahu siapa yang memiliki ide ini. Saya hanya anak kecil yang ikut-ikutan teman yang lain saja.
Lagu Januari saya baca dan saya nyanyikan. Akhirnya saya memahami bahwa patah hati adalah suatu perasaan yang apabila terjadi akan menyakitkan. Saya tidak tahu patah hati dan lagu ini adalah salah lagu yang mendeskripsikan patah hati paling mengena untuk saya. Dulu definisi patah hati saya adalah lagu ini. Ia menceritakan bahwa meninggalkan seseorang bisa membuat separuh nafas jiwa sirna. Sementara yang disadari sekarang bahwa patah hati berupa-rupa macam keadaannya. Namun, bagi saya yang berumur belum genap 10 tahun waktu itu, patah hati pasti terjadi di bulan Januari.
Hal yang saya pelajari lagi di umur 10 tahun dari lagu Januari, otak kecil saya memproses bahwa meninggalkan seseorang adalah hal yang buruk. Meninggalkan seseorang adalah menimbulkan kepedihan dan membuat orang sedih. Orang yang memilih meninggalkan kita secara sadar adalah bukan cinta sejati kita. Dulu saya tidak tahu maksud cinta sejati, saya hanya menangkap dari otak kecil saya melalui lagu ini. Saya juga jadi tahu bahwa konsekuensi meninggalkan dan ditinggalkan akan timbul rintihan dan kepedihan. Dan itulah definisi untuk saya di usia 10 tahun.
Lagu Januari begitu menancap di memori kecil saya. Dari situ saya mengenal lagu-lagu Glenn Fredly yang lain dan menaruh impresi di dalamnya sampai sekarang. Tak bisa dibantah suara Glenn Fredly adalah suara yang menyampaikan rasa patah hati dengan begitu mellow dan menancap.
Glenn Fredly berkarya dan saya tumbuh dari lagu-lagunya. Tentu saja seiring berjalan waktu pemahaman saya tentang cinta berkembang dan berubah. Namun bahwa Glenn Fredly melakukan visualisasi kata patah hati yang tersampaikan dalam bentuk lagu yang selalu menancap adalah tidak berubah.
Selamat tinggal Guru Cinta saya. Kau adalah manusia penuh cinta. Berbahagialah, karena dirimu akan dikenang oleh semua orang dengan cinta kasih di hati.
Dari saya yang tumbuh dibersamai oleh lagu-lagumu.
BACA JUGA Mengapresiasi Mahakarya Musik Ambon Sebagai Salah Satu Kota Musik Dunia dan tulisan Winda Fauzi Istiqomah lainnya.
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.