Fitur Gift TikTok Harusnya Juga Dihapus seperti TikTok Shop

Fitur Gift TikTok Harusnya Juga Dihapus seperti TikTok Shop

Fitur Gift TikTok Harusnya Juga Dihapus seperti TikTok Shop (Unsplash.com)

Sebenernya fitur gift di TikTok nggak begitu bermanfaat kecuali kalau kontennya memang berkualitas.

Belakangan ini penghapusan TikTok Shop sebagai social commerce di Indonesia ramai dibicarakan. Hal ini dilakukan karena TikTok hanya mengantongi izin usaha sebagai media sosial, bukan sebagai social commerce. Dengan adanya penghapusan itu, beberapa seller yang telah membangun usaha mereka di TikTok merasa dirugikan.

Terlepas dari pro dan kontra di masyarakat mengenai penghapusan TikTok Shop, nampaknya kita harus memperhatikan fitur Gift di TikTok yang bisa diberikan penonton saat mereka melihat live video orang lain. Sebenarnya nggak ada yang salah dengan live streaming di media sosial karena sedari lama Instagram juga menghadirkan fitur tersebut. Ngaku saja, kalian juga pernah melakukannya, kan?

Akan tetapi live streaming di TikTok sedikit berbeda. Setiap kali kita melakukan live streaming, para penonton bisa mengirimkan gift dengan ikon yang lucu, dan setiap ikon memiliki nominal rupiah bervariasi. Menarik, kan? Kita bisa menghasilkan uang modal live streaming. Tapi, saya merasa hal ini justru nggak menarik dan malah menimbulkan kegaduhan di masyarakat.

Fitur Gift TikTok hanya bermanfaat untuk konten yang berkualitas

Pemberian gift di TikTok sejatinya nggak hanya tindakan memberi, tapi juga merupakan wujud dukungan dan pengakuan atas kerja keras dan kecerdasan kreatif seorang kreator. Banyak sekali konten dan live streaming yang berkualitas, menghibur, mendidik, dan bermuatan positif di luar sana, tapi nggak terekspos pengguna TikTok lainnya. Yang sering muncul malah berbagai konten nggak bermanfaat dan negatif. Bisa jadi ini karena algoritma TikTok yang saya sendiri pun nggak memahaminya.

Orang-orang yang memiliki konten dengan kreativitas tinggi dan bermuatan positif lebih layak untuk ditonton dan mendapatkan gift TikTok daripada mereka yang menampilkan konten bodoh. Ketika para pengguna memberikan gift kepada kreator konten yang memang berusaha memberikan hiburan atau informasi yang bernilai, ini memberikan insentif positif kepada mereka untuk terus berinovasi. Penghargaan ini bukan sekadar bentuk dukungan finansial, tapi juga merupakan pengakuan atas usaha keras dan kreativitas mereka.

Hanya membuat seseorang bermental peminta-minta

Seperti yang sudah saya sampaikan sebelumnya, sangat disayangkan kalau yang muncul di beranda kita hanyalah konten atau live streaming orang-orang yang menampilkan hal bodoh atau tantangan yang nggak jelas tujuannya demi mendapat gift dari penonton. Pernah lihat live streaming mandi lumpur, joget-joget, atau minta-minta sambil bawa anak kecil agar mendapatkan gift di TikTok, kan?

Nah, mental kreator konten seperti ini akan terus eksis dan berkembang karena berkenaan dengan pengguna lainnya yang entah kenapa juga bersedia memberikan gift. Makanya nggak usah heran kalau konten bodoh yang nggak jelas tujuannya banyak sekali kita jumpai di TikTok. Orang yang menonton mungkin penasaran gimana kondisi si kreator ketika berada di lumpur dan keadaan sulit, sehingga views dan popularitas akun si kreator meningkat.

Hilangnya esensi bermedia sosial

Sebagai media sosial, TikTok harusnya menjadi wadah dalam mengembangkan kreativitas pengguna dan platform berbagi konten yang menghibur dan menginspirasi. Sayangnya, hal itu mulai bergeser. Kehadiran fitur gift di TikTok telah membawa perubahan yang signifikan pada cara orang berinteraksi di TikTok, terutama selama live streaming.

Beberapa pengguna kini hanya fokus pada hadiah virtual yang mana hal ini dapat menggeser perhatian mereka dari menghasilkan konten berkualitas dan interaktif menjadi permintaan hadiah dan popularitas. Para pengguna harusnya memahami bahwa platform TikTok ini bukan sekadar tempat meminta-minta gift.

Untuk mendapatkan kembali esensi TikTok sebagai media sosial yang positif dan bermanfaat, rasanya kita harus mengubah mentalitas para pengguna. Mentalitas “mengemis hadiah” diubah menjadi kesadaran untuk memproduksi konten yang bermanfaat dan menghibur. Pengguna TikTok mungkin bisa membangun komunitas yang saling mendukung di mana hanya ide dan pengalaman yang menginspirasi dan memperkaya mereka. Buang jauh-jauh mental pengemis itu, kawan!

Penulis: Agung Anugraha Pambudhi
Editor: Intan Ekapratiwi

BACA JUGA Mandi Lumpur Cuan Banget karena Pekerjaan Terbaik di Dunia Memang Ada di TikTok.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Exit mobile version