Kabar dari wakil rakyat kita kembali mencuat. Kali ini bukan masalah rancangan undang-undang atau tingkah laku salah satu anggotanya, melainkan kabar dugaan kebakaran. Iya, gedung DPR dikabarkan kebakaran pada hari Senin (24/2) kemarin. Dugaannya, pusat kebakaran bersumber dari Gedung Nusantara III. Kabarnya, pada pukul 12.00 siang, asap pekat mulai muncul dari lantai dua Gedung Nusantara III yang mana di sana terdapat ruang pimpinan MPR, DPR, dan DPD.
Asap putih pekat dengan cepat memenuhi lobby Gedung Nusantara III, dan semua alarm tanda kebakaran terus berbunyi.
Seluruh pegawai, pekerja, termasuk para pimpinan dan anggota DPR dievakuasi oleh petugas. Beberapa melarikan diri ke halaman parkir, beberapa lainnya melarikan ke Gedung Nusantara I dan Gedung Kura-Kura. Sebanyak lima unit kendaraan pemadam kebakaran dikerahkan untuk menjinakkan api yang kabarnya berasal dari salah satu dapur di lantai dua Gedung Nusantara III. Setelah ditelusuri lebih dalam lagi, sayang sekali bahwa yang terjadi bukanlah sebuah kebakaran. Sekjen DPR menuturkan bahwa asap tersebut berasal dari kerusakan sistem aerosol.
Meskipun pada akhirnya bukan kebakaran yang terjadi di gedung DPR, reaksi masyarakat terhadap kejadian ini tetap menjadi juaranya. Kabar kebakaran gedung DPR boleh menguasai pemberitaan di seluruh media, tetapi komentar-komentar masyarakat atau warganet ternyata lebih menarik untuk dibaca dan didalami. Seperti yang sudah diperkirakan bahwa apa saja yang terjadi dengan DPR, masyarakat selalu menemukan celah untuk bercanda, bahkan mengolok-olok. Tidak terkecuali kasus dugaan kebakaran ini.
Silakan lari ke beberapa portal berita tentang kabar ini dan telusur kolom setiap kolom komentar yang ada. Saya bisa pastikan, akan banyak sekali ucapan syukur, candaan, kekecewaan (lebih ke kecewa kok tidak terbakar), bahkan olok-olokan yang tertuju pada DPR ketika kejadian ini berlangsung dan setelah kejadian ini berlangsung. Ada juga warganet yang menyoroti sikap beberapa orang yang masih sempat saja berswafoto ketika kejadian berlangsung. Beberapa warganet juga seakan bersyukur, bersuka cita mendengar apa yang terjadi di gedung DPR kemarin. Banyak sekali saya temui ucapan syukur, merespons apa yang tejadi kemarin. Kebanyakan dari mereka adalah orang-orang yang merasa dirugikan dengan kebijakan-kebijakan DPR kita.
Bukan hal yang mengherankan jika banyak sekali candaan, dan olok-olok yang tertuju pada DPR atas kejadian tersebut. Seakan tidak punya wibawa dan harga diri memang, tetapi ini juga bukan tanpa alasan. Apa yang menimpa DPR kemarin (reaksi masyarakat maksudnya) juga dikarenakan kebijakan-kebijakan DPR akhir-akhir ini. Kalau boleh dirunut sedikit ke belakang, kebijakan mengenai RKUHP, RUU KPK, RUU Omnibus Law (RUU Ciptaker), serta RUU Ketahanan Keluarga yang isinya ngawur inilah yang menyebabkan kepercayaan masyarakat terhadap DPR menurun drastis.
Sudah kepercayaannya menurun, eh ada kabar gedung DPR kebakaran, ya habis jadi bulan-bulanan masyarakat dan warganet.
Saya sebenarnya agak kasihan dan prihatin dengan kejadian tersebut. Bukan kasihan kepada anggota DPR, tetapi pada pekerja-pekerja lainnya yang ada di dalam sana. Pekerja dapur, petugas kebersihan, dan pekerja-pekerja lainnya (non anggota DPR) yang bahkan tidak disorot dalam kejadian ini. Bukan apa-apa, pekerja-pekerja ini bisa jadi lebih bermanfaat daripada anggota DPR dengan kebijakan-kebijakannya. Maksud saya, pekerja-pekerja ini seakan-akan ikut terseret ke dalam olok-olok warganet, padahal mereka tidak tahu apa-apa, mereka hanya tahu bekerja, dapat uang, dan menghidupi keluarga.
Kejadian kemarin menunjukkan satu hal bahwa semakin ke sini anggota DPR kita semakin kehilangan wibawa dan harga dirinya. Alih-alih mendapatkan dukungan dan simpati dari masyarakat, yang didapat malah sebaliknya, candaan, olok-olok, dan caci maki. Tapi ya baik lagi, tidak ada asap kalau tidak ada api. Hilangnya wibawa dan harga diri anggota DPR juga diakibatkan ulah mereka sendiri. Mungkin tidak semuanya, tetapi satu saja anggota DPR melakukan kesalahan atau tidakan ceroboh (seperti Andre Rosiade kemarin), imbasnya akan ke lembaga, bukan lagi personal.
Nah, sebagai warga yang baik, saya hanya bisa mendoakan supaya kejadian kebakaran ini tidak terulang lagi. Satu hal lagi, saya juga berharap. Semoga dengan kejadian kebakaran ini, anggota-anggota DPR yang selama ini punya pola pikir ngawur kembali tersadar, meskipun agak mustahil. Tapi ya apa salahnya berdoa.
BACA JUGA Anggota DPR Periode Ini Sungguh Asoy, Banyak Nama Kontroversialnya! atau tulisan Iqbal ARÂ lainnya.
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.