Gara-gara Sinetron ‘Di Sini Ada Setan’, Lagu ‘Antara Ada dan Tiada’ Berubah Jadi Lagu Horor

Gara-gara Sinetron 'Di Sini Ada Setan', Lagu ‘Antara Ada dan Tiada’ Berubah Jadi Lagu Horor terminal mojok.co

Gara-gara Sinetron 'Di Sini Ada Setan', Lagu ‘Antara Ada dan Tiada’ Berubah Jadi Lagu Horor terminal mojok.co

Bagi anak-anak yang tumbuh di era 2000-an, pasti sudah tidak asing dengan sinetron horor yang pernah tren di TV. Iya, serial tersebut adalah Di Sini Ada Setan. Sinetron yang tayang pertama kali pada 13 Oktober 2003 ini mengisahkan seorang perempuan yang mempunyai indra keenam bernama Sashi (diperankan oleh Lia Ananta). Sashi, bersama dua sahabatnya, Anya (diperankan oleh Nagita Slavina) dan Siska (diperankan oleh Diva Nadia) mencoba “berpetualang” dalam kisah-kisah horor yang mereka alami.

Seperti kita tahu, sinetron ini adalah sinetron yang cukup menyeramkan untuk ukuran sinetron horor. Mengingat pula bahwa saat itu, cukup jarang ada sinetron bergenre horor yang tayang di televisi. Paling hanya sinetron Jadi Pocong saja yang jadi saingan. Sebelas duabelas, lah, seramnya. Jadi, bayangkan saja, sinetron horor seperti ini, dengan cerita-cerita yang dekat dengan masyarakat kita, apa nggak menyeramkan?

Namun, selain ceritanya yang menyeramkan, sinetron Di Sini Ada Setan juga didukung dengan elemen lain yang semakin menambah keseraman sinetron. Salah satunya adalah lagu atau soundtrack sinetron ini yang juga terdengar menyeramkan. Lagu dari Utopia, “Antara Ada dan Tiada” dipilih menjadi soundtrack sinetron ini. Entah apa alasan lagu ini dipilih, tapi yang jelas dari nada dan suasana lagunya, memang cukup mendukung. Nuansa pop-rock dan sentuhan “mistis” di bagian intro sudah cukup membangun suasana seram.

Sebenarnya, lagu ini tidak menceritakan tentang hal-hal mistis. Lagu ini adalah lagu pop-rock bertemakan cinta pada umumnya. Lagu ini mengisahkan tentang ketidakmampuan seseorang untuk menggapai orang yang dicintainya. Namun, mengingat nada dan suasana lagunya yang mendukung untuk dipakai di lagu ini, jadinya lagu ini cocok untuk dipakai sebagai soundtrack. Ya, selain fakta bahwa sinetron ini tidak hanya horor-horor, tetapi ada cerita cintanya juga.

Perhatikan saja penggalan lirik lagu ini, “Ku tak bisa menggapaimu, takkan pernah bisa. Walau sudah letih aku, tak mungkin lepas lagi,” atau “Kau hanya mimpi bagiku, tak untuk jadi nyata. Dan segala rasa buatmu, harus padam dan berakhir.” Ini sudah jelas merupakan ungkapan patah hati tentang kegagalan menggapai idamannya. Horor sih, tapi bukan horor yang setan-setan gitu, tetapi horor dalam kegagalan percintaan.

Namun, berhubung lagu ini dipakai dalam sebuah sinetron horor, secara tidak langsung ia selalu diafiliasikan dengan lagu-lagu horor yang menyeramkan. Ia dianggap lagu tentang setan, bahkan dianggap sebagai lagu pemanggil setan. Ya bagaimana lagi, lagunya juga mendukung untuk suasana horor, ya tidak salah juga kalau lagu “Antara Ada dan Tiada” ini disebut sebagai lagu horor. Kalau lagu setan, ya, lagu-lagunya Sarasvati, lah, bukan Utopia.

Itulah yang saya alami bertahun-tahun. Sebagai anak yang tumbuh di era 2000-an, tentu saja sinetron Di Sini Ada Setan menjadi salah satu tontonan wajib. Meskipun saya orangnya penakut, tapi hasrat untuk menonton sinetron ini ternyata lebih besar dari rasa takut itu. Akibatnya, lagu “Antara Ada dan Tiada” sebagai soundtrack juga menghiasi masa tumbuh kembang saya. Bahkan selama bertahun-tahun, saya menganggap lagu itu sebagai lagu horor, lagu tentang setan, bukan lagu pop-rock cinta seperti biasanya.

Dengan pengaruh yang begitu besarnya, walhasil ketika lagu “Antara Ada dan Tiada” diperdengarkan, rasanya, kok, ya seperti ada sosok atau kekuatan gaib yang akan datang. Mirip seperti sedang uji nyali, di mana bulu kuduk merinding, dan ada angin yang berhembus tiba-tiba. Punggung jadi berat dan perut rasanya mual-mual. Dulu itu sering terjadi, sebelum sadar bahwa lagu ini sekadar lagu biasa.

BACA JUGA Kebenaran Cerita Seram di Balik Lagu ‘Dominique’ yang Viral di TikTok dan tulisan Iqbal AR lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.
Exit mobile version