Obsessive-Compulsive Disorder atau yang lebih dikenal dengan sebutan singkatnya OCD, adalah sejenis gangguan kejiwaan yang di mana penderitanya memiliki kecenderungan untuk melakukan sebuah rutinitas atau memikirkan sesuatu hal secara berulang-ulang dan berlebihan. Contohnya adalah mencuci tangan berulang-ulang kali, menghitung jumlah objek tanpa henti untuk memastikan jumlahnya sudah benar atau memeriksa pintu secara berulang-ulang untuk memastikannya sudah dalam keadaan terkunci. Dalam kehidupan sehari-hari banyak orang yang tidak menyadari bahwa mereka memiliki OCD karena tidak ada akibat secara langsung atau dampak negatif yang berlebihan yang mempengaruhi kehidupan sosial mereka.
OCD sangat beragam bentuknya. Mulai dari hal-hal kecil seperti kesulitan untuk membuang benda-benda yang dianggap memiliki nilai sentimental, padahal benda-benda tersebut sama sekali tidak memiliki nilai guna bagi si penderita atau malah sudah rusak dan tidak dapat digunakan sama sekali. Ada juga yang gemar menggigiti kuku-kuku jari dan lain-lain.
Namun secara garis besar, OCD ada empat macam jenisnya.
1. Obsesi pada kebersihan, kerapian dan semacamnya yang diakibatkan oleh rasa takut berlebihan pada penyakit.
2. Rasa takut berlebihan akan terjadi sesuatu yang buruk kalau si penderita kurang hati-hati. Misalnya selalu mengecek jendela dan pintu berulang-ulang untuk memastikannya sudah tertutup rapat. Atau memeriksa dapur berulang-ulang kali untuk memastikan kompor sudah dimatikan.
3. Kecenderungan berlebihan untuk mengatur benda-benda sesuai urutan ukuran, warna, jenis, bentuk, dan lain-lain. Rasa ketidaksukaan pada sesuatu yang tidak rapi atau tidak simetris. Menghitung jumlah benda berulang-ulang. Dan kecenderungan untuk merasa ada sesuatu yang masih kurang atau ‘salah’ dengan sesuatu, seseorang, kondisi, dll.
4. Kecenderungan untuk memikirkan hal-hal yang pada umumnya dianggap tabu atau dosa sehingga muncul perasaan bahwa penderita adalah orang yang tidak baik atau berakhlak buruk. Biasanya penderita akan membaca doa berulang-ulang atau berbicara pada diri sendiri untuk menghilangkan pikiran-pikiran tersebut.
Masih banyak sebenarnya contoh-contoh OCD yang lainnya, tapi secara garis besar dapat dikelompokkan menjadi empat kategori di atas. OCD dapat memberikan dampak negatif pada penderita apabila sudah mengganggu aktivitas dan kemampuan bersosialisasi. Misalnya pada kasus penderita yang memiliki sifat perfeksionis yang berlebihan. Tapi pada umumnya penderita bahkan sama sekali tidak menyadari bahwa mereka menderita OCD karena dampaknya tidak begitu mengganggu atau tidak begitu tampak dalam kehidupan mereka sehari-hari.
Saya sendiri sudah lama menyadari bahwa saya memiliki contoh OCD kategori No. 3. Minggu lalu, teman saya Tommy menginap di tempat saya selama beberapa hari karena dia memiliki sebuah urusan yang harus dia selesaikan di sini. Karena dia teman baik saya maka saya sama sekali tidak keberatan dia menumpang di tempat saya untuk sementara waktu. Saat itu keluarga sedang bepergian keluar kota, jadi hanya ada saya dan dia di rumah.
Suatu malam sepulang kerja, saya mendapati Tommy sedang mencuci piring di dapur. Rupanya dia baru saja memasak makan malam. Mungkin karena dia merasa dia menumpang di tempat saya, jadi dia memutuskan untuk menyiapkan makan malam bagi saya. Tentu saja saya senang sekali. Lagi pula Tommy orangnya sudah terbiasa rapi dan telaten. Setelah selesai makan malam, saya kemudian masuk ke kamar untuk mandi sementara Tommy membereskan meja makan, piring dan lain-lain.
Tengah malam, saya terbangun dari tidur karena kehausan dan pergi ke dapur untuk mengambil segelas air minum. Iseng-iseng saya membuka laci tempat menyimpan peralatan masak dan makan. Betapa terkejutnya saya saat melihat Tommy telah mencampur semua peralatan seperti sendok, garpu dan pisau dalam laci yang sama. Tentu saja saya tidak bisa membiarkannya. Jadinya, bukannya tidur padahal jam sudah menunjukkan pukul 2 pagi lewat, saya malah sibuk membereskan peralatan-peralatan masak dan makan dan menaruh semuanya ke laci masing-masing. Laci untuk sendok, garpu, dan pisau. Baru kemudian saya bisa kembali masuk ke kamar dan tidur dengan tenang.
Sepertinya Tommy memergoki saya saat saya sedang beres-beres di dapur, karena keesokan malamnya sepulang kerja, saya melihat kalau kali ini dia sudah membereskan peralatan dapur sesuai dengan jenisnya, tidak saling tumpuk di dalam laci yang sama seperti malam sebelumnya.
Seperti yang saya bilang sebelumnya Tommy ini adalah jenis orang yang rapi dan juga sangat perasa serta peka, jadi karena dia tinggal di rumah saya, dia sadar kalau ada semacam ‘peraturan’ di sini mengenai letak benda-benda dan di mana harus mengatur dan menyimpannya sesuai yang saya lakukan. Kami pun makan malam dan sibuk membincangkan hal-hal lainnya seperti pekerjaan, teman-teman kami, dan lain sebagainya.
Menjelang pukul 10 malam, saat saya yakin Tommy sudah tidur, saya langsung buru-buru bangun dari tempat tidur dan mengendap-endap masuk ke dapur dan memeriksa laci-laci peralatan dapur lagi. Ya memang Tommy sudah menaruh peralatan sesuai jenisnya masing-masing sih. Hanya saja dia menaruhnya di laci-laci yang salah.
Dia menaruh pisau di laci paling atas, bukannya di laci paling bawah seperti yang selalu saya lakukan. Laci sendok-sendok dan garpu-garpu juga tertukar. Seharusnya laci paling atas yang berisikan sendok-sendok, bukannya garpu. Akhirnya malam itu lagi-lagi terpaksa saya harus membereskan semuanya kembali seperti sedia kala sesuai dengan lacinya masing-masing.
Beberapa hari kemudian setelah Tommy akhirnya pulang, dia mengirimkan saya pesan di WhatsApp untuk mengucapkan terima kasih karena sudah menjamu dan menerima dia dengan baik di rumah saya selama beberapa hari. Tapi dia juga bilang kalau lain kali dia datang ke sini, dia sepertinya mau menginap di tempat teman kami saja. Saya pun merasa bingung dan tidak enak. Apa mungkin dia merasa tersinggung karena pekerjaan rumah yang dia lakukan saya ‘koreksi’ dan benarkan kembali?
Lalu saya bertanya padanya “Apa yang salah? Memangnya kenapa kau tidak menginap di tempatku saja lagi?”
Dengan setengah bercanda dia menjawab bahwa dia hanya tidak ingin saya diam-diam menikam dia dengan pisau di tengah malam saat dia sedang tertidur hanya karena dia menaruh benda-benda di tempat yang salah. Sering kita tidak menyadari kalau kita memiliki OCD kalau tidak diberitahu oleh orang lain yang mengamati. Bagaimana dengan Anda? Apa Anda juga selama memiliki OCD tanpa Anda sadari? Kalau ada, termasuk jenis kategori yang mana OCD Anda? Silakan berbagi cerita lucu kalau Anda pernah mengalami seperti yang pernah saya alami.