Gaji di Jogja 2.5 Juta Itu Memang Setara dengan Gaji 5 Juta di Jakarta, karena Apa-apa di Jogja Itu Murah!

Kerja Part Time di Jogja Adalah Jalan Pintas Menuju Perbudakan, Gaji Setengah UMR pun Nggak Ada! umr jogja gaji di jogja gaji umr jogja

Kerja Part Time di Jogja Adalah Jalan Pintas Menuju Perbudakan, Gaji Setengah UMR pun Nggak Ada!

Kalau ada konten di medsos ngomongin gaji di Jogja, tunggu tak begitu lama, pasti akan ada pertumpahan darah di situ. Perkara gaji memang sensitif, terlebih jika ada embel-embel Jogja di belakangnya. Para pengkritik perkara upah, akan bilang upah di DIY kelewat rendah. Untuk para pro, menganggap gaji segitu sudah cukup karena biaya hidup murah. Mereka juga bilang, gaji di Jogja mirip sama Jakarta, cuman beda di biaya hidup saja.

Nah, ini yang menarik. Gaji di Jogja 2.5 juta itu setara dengan gaji 5 jutaan di Jakarta, karena biaya hidup Jakarta lebih tinggi, jadinya lebih gede. Benarkah begitu?

Kalau menurut saya sih, benar sekali. Benul, alias benar dan betul. Kebenarannya sudah tidak bisa didebat lagi.

Kalian orang luar Jogja yang tidak setuju dengan pernyataan tersebut baiknya diam saja deh. Kalian itu nggak tahu kalau biaya hidup di Jogja itu murah bangetz. Pakai Z, biar lebih meyakinkan. Harga-harga di Jogja juga beda jauh, lebih murah ketimbang Jakarta.

Nggak percaya? Sebagai abang-abangan yang sudah hidup 14 tahun di kota ini, saya akan kasih tahu betapa murahnya Jogja.

Gaji di Jogja kecil itu sudah tepat

Kalau ada yang bilang apa-apa di Jogja itu murah, makanya gaji di Jogja kecil, kalian harus setuju. Nggak perlu debat. Itu sudah kebenaran tingkat tinggi.

Sebagai contoh nih. Kalau kalian isi token listrik 50 ribu cuman cukup seminggu, beda dengan Jogja. Isi token 50 ribu, bisa buat 3 bulan! Token listrik aja murah, apalagi makanan. Wah nggak tahu kalian, kalau sate klatak itu cuman tiga ribu rupiah per porsinya. Lho, serius ini.

Saya malah kalau nggak salah denger, kemarin temen saya cerita dia beli Pajero cuman 50 juta. Pas dia nunjukin KTP Sleman, harganya langsung turun. Ini kalau bukan Jogja, nggak mungkin bisa!

Siapa bilang harga barang itu berlaku nasional. Tidak, Bolo. Jogja itu saking istimewanya, harga-harga turun drastis, bahkan beberapa gratis. Saya dengar ada yang sering dapat hape harga murah, kulaknya dari orang-orang yang ambil hape di dasbor motor yang terparkir.

Pokoknya, apa-apa di Jogja itu murah, makanya gaji di Jogja itu kecil. Tuh sampe banyak banget perusahaan memindahkan base mereka ke Jogja itu karena apa? Yo jelas karena Jogja penuh dengan karyawan intelektualnya tinggi. Mosok karena bisa ngegaji murah? Ngawur sampean.

Pembenci profesional

Kalau ada orang yang kritik upah murah di Jogja, tanyain dulu orang itu KTP-nya Jogja bukan. Kalau iya, saya yakin dia itu mutan atau memang benci perdamaian. Orang seperti Prabu Yudianto, penulis Terminal Mojok yang kerap mengkritik Jogja itu contohnya. Dia sukanya Smackdown dan fans West Ham. Jelas, kedamaian hati jauh darinya. Makanya mengkritik Jogja habis-habisan.

Gaji di Jogja itu, sekalipun cuman 2 juta sekian, itu cukup membeli apa pun. Listrik? Sepeleee. Ngopi? Yo kecil. Rumah? Lho, guampang.

Cuman kalau rumah, orang Jogja itu narimo ing pandum. Tidak beli karena itu amat erat dengan dunia. Cinta dunia terlalu dalam itu buruk. Nggak Jogja banget. Nggak mencerminkan tindakan Sultan yang ke mana-mana tidak dikawal. Kan itu menunjukkan dia tidak duniawi ya, masak rakyatnya malah cinta dunia banget? Uaneh.

Jadi kalau ada yang bilang lumrah gaji di Jogja kecil, nggak kayak Jakarta karena biaya hidupnya gede, udah bener itu. harga-harga yang ada di menu tempat makan di Jogja itu hanya khusus KTP luar Jogja. Untuk orang Jogja, beda. Semua murahhh.

Terus, kalau semua murah di Jogja, yang mahal apa dong? Oh, tentu saja jawabannya adalah kesadaran.

Penulis: Rizky Prasetya
Editor: Rizky Prasetya

BACA JUGA Kalau Mau Sejahtera, Gaji Paling Kecil untuk Hidup di Jogja Harus 4 Juta per Bulan, Kecuali Situ Hobinya Menderita

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Exit mobile version